Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Imunisasi dan Komunitas Anti Vaksin

8 Maret 2016   07:28 Diperbarui: 16 Juni 2017   15:50 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dibayangkan, untuk melindungi orang yang alergi terhadap vaksin dari penyakit yang seharusnya, hanya bisa dilakukan jika orang disekitarnya menjadi sehat karena menerima imunisasi.

Jadi Imunisasi tak hanya melindungi diri namun juga orang sekitar. Sesuatu yang masuk akal ketika komunitas anti vaksin merasa sehat meski tak mendapat imunisasi, ini disebabkan masyarakat sekitar mereka melindungi dengan menerima vaksinasi. Namun tetap saja, tanpa vaksin mereka dan keluarganya berisiko tinggi terhadap penyakit yang bisa dicegah.

 

- Kelompok Anti Vaksin -

Gerakan anti vaksin, gerakan relatif tanpa argumen saintifik yang teruji. Pandangan yang didasari rasa curiga yang berlebihan pada pengambil kebijakan. Dogma gosip, percakapan warung kopi, kritis tak berisi.

Gerakan serupa hampir dipastikan ada disetiap negara, dari negara maju Amerika Serikat, sampai negara berkembang seperti Indonesia. Meski dilatarbelakangi banyak alasan, namun semuanya bersandar pada teori konspirasi, teorinya para penyangkal.

Vaksin bagi kelompok ini, menyebabkan banyak penyakit, bahkan dapat berakibat autisme pada anak-anak. Yup, tudingan yang didasari dari studi Dr Andrew Wakefield yang diterbitkan pada 1998, yang ternyata memanipulasi data, dan kemudian dicabut ijin medisnya.

Wakefield sendiri merupakan ahli bedah, tak memiliki latar belakang vaksinologi, kecurangan dan manipulasinya diumumkan dalam majalah kedokteran Inggris British Medical Journal Februari 2011.

Banyaknya 'intelek' yang menjabarkan kampanye hitam pada program imunisasi dan penggunaan vaksin, sejatinya tidak memiliki dasar keilmuan yang relevan. Terbitan buku, majalah, analisa koran, dilakukan oleh orang yang bukan ahli vaksin, namun para statistikus, psikolog, sarjana hukum, dan bahkan wartawan.

Uniknya, meski tak mendapat dukungan riset abad 21, terkini, para anti vaksin tak sungkan memajang karya era 50-an yang tak satu pun merupakan ahli vaksin. Diantaranya, biostatiska Dr Greenberg, Karya psikolog Dr Rimland, kolumnis Dr William Hay, Homeopatik Dr Moskowitz, Bakteriologis Bernice Eddy, dan lainnya. Semuanya karya era perang dingin.

Seakan hilang akal, argumen konyol pun digunakan, seperti anti vaksin menghindari anak dari kontaminasi zat kimia dan pernyataan kekebalan alami lebih baik. Semuanya adalah senyawa kimia, bahkan air yang diminum merupakan ikatan kimia H2O, garam NaCl, udara oksigen O2.

Bagaimana kekebalan alami? Tubuh manusia memiliki keterbatasan, sama seperti konsumsi vitamin, karena tubuh tidak bisa menghasilkannya sendiri. Begitu pula imunitas, untuk kekebalan pada banyaknya penyakit, dibutuhkan stimulasi dari vaksin untuk membentuk sistem imun tubuh. Apakah anda lebih memilih anak terserang polio untuk menciptakan kekebalan alami? Sungguh absurd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun