Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Mengenal Dayak Borneo

2 Maret 2016   14:16 Diperbarui: 2 Maret 2016   14:34 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa disalahkan, karena untuk orangtua mereka sekalipun, akan kebingungan untuk memulai sejarah Dayak berawal dari mana. Luar biasa, agenda eliminasi satu budaya peradaban, melalui sistem pendidikan, nyaris sempurna menghapus jejak Dayak.

- Dayak -
I. Teminologi Dayak

Peradaban adalah pengetahuan, satu konsep yang dimiliki oleh para pendahulu, peneliti, melalui jurnal dan riset. Lucunya, kekayaan peradaban ini lebih diakui oleh bangsa asing dibanding para simpatisan yang mengaku satu Nusantara. Pengetahuan apapun, sangatlah bijak bila mengacu pada sistem keilmuan, ilmiah, fakta, dan data.

Terminologi Djak/ Dayak digunakan oleh koloni Belanda bagi menyebutkan suku asli di pedalaman Borneo/ Kalimantan, seperti Ngadju Dayak, Selako Dayak, dan Ma'anyan Dayak. Deteksi awal panggilan Dayak diyakini lebih jauh dan lama dibanding dengan yang terdokumentasi.

Sir James Brooke, petualang dan Gubernur Inggris untuk koloni wilayah Sarawak, yang sering disebut Raja Putih Sarawak dari 1842 - 1868, menggunakan sebutan ini bagi Suku Iban/ Sea Dayak (Dundon, 1989: 407), dan Bedayuh/ Land Dayak (Chang, 2002: 18).

Pada perkembangannya, panggilan Dayak, dengan kebanggaan sebagai pemersatu, diakui dan digunakan hampir seluruh sub etnis Dayak di Kalimantan. Dayak sebagai pemersatu dibutuhkan setelah sebagian Borneo menjadi Indonesia (1945), dan Sarawak bergabung dengan Malaysia (1963).

Eksistensi sub suku Dayak melalui Dayak itu sendiri merupakan kekuatan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Namun tetap saja pengaruh Dayak dimarginalkan melalui berbagai kebijakan dalam sistem kehidupan.

Sedikitnya terdapat 200 sub suku Dayak, dengan sangat banyak bahasa dan dialek yang digunakan, sekitar 170 bahasa yang baru terdokumentasi.

Sub suku Dayak sendiri diantaranya, bekatik, benyaduk, Ahe, Banjar, Barito, Benuaq, Berawan, Bidayuh, Bukitan, Dumpas, Dusun, Iban, Iban Mualang, Iban Embaloh, Ida'an, Illanun, Kadazan, Kayan, Kedayan, Kelabit, Kendayan, Kenyah, Kejaman, Kwijau, Lun Bawang, Lun Dayeh, Lotud, Maloh, Mangka'ak, Maragang, Melanau, Minokok, Murut, Ngaju, Penan, Punan Ba, Rajang, Rumanau, Rungus, Selakau, Sepan, Taman, Tambanuo, Tanjung, Tidong, Ukit, dan banyak lagi.

II. Asal dan Peradaban

Satu kisah mistikal dari Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah, Tetek Tahtum, menceritakan bahwa leluhur semua Dayak merupakan keturunan langit/surga yang kemudian menempati dataran rendah dan tinggi di Kalimantan. Demikianlah bentuk memuliakan manusia sebagai bentuk ciptaan Ilahi.

[caption caption="dayak_sumber_history-of-culture.blogspot.co.id_"]

[/caption]Dalam ilmu Antropologi modern menjelaskan bahwa semua penduduk asli Asia Tenggara, termasuk Dayak, merupakan migrasi dari daratan Yunnan China yang membentuk peradaban Austronesia di wilayah Asia Tenggara, Hainan, Filipina, dan Taiwan, sekitar 3.000 tahun sebelum masehi.

Menurut peneliti HTH Fisher, migrasi pertama dimulai lebih jauh lahi yakni sejak era Tersier, saat Borneo/ Kalimantan masih menyatu dengan benua Asia. Ini memudahkan pergerakan dari ras monggoloid melalui pegunungan 'Muller-Schwaner'. ia menjelaskan Dayak merupakan penduduk asli Kalimantan, namun setelah ras Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaka masuk, Dayak semakin masuk wilayah pedalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun