Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Saudi Siap Pasukan, Rusia Ancam Perang Dunia

12 Februari 2016   14:58 Diperbarui: 12 Februari 2016   16:20 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Sumber gambar : Disini (By. Dasa Novi Gultom)

Situasi Timur Tengah semakin Membara. Rusia mengancam bahwa akan terjadi perang dunia jika Arab Saudi sekutu Arab mengirim pasukan darat ke Suriah, bergabung dengan koalisi udara pimpinan Amerika Serikat.

Ancaman tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, kepada satu media Jerman. Aksi Saudi, lanjut Medvedev, akan mengubah situasi yang ada menjadi perang permanen. Koalisi Arab dan USA harus berpikir ulang mengenai keputusan tersebut.

"Khususnya untuk dunia Arab, di mana semua orang saling menyerang. Semua sisi harus duduk dalam meja perundingan dari pada membuat perang dunia," tegas Dmitry Medvedev.

Rusia sendiri mulai memberi bantuan serangan udara pada rezim Bashar Al Assad pada akhir September 2015. Selain itu, suplai peralatan perang masive diberikan Rusia pada Suriah. Dengan momentum tersebut, militer Assad bersama pasukan Hezbollah Libanon, dengan pengawalan Rusia, berhasil menghacurkan pasukan oposisi.

Oposisi dukungan Arab Saudi dan USA akhirnya terjebak dibeberapa kota. Dengan strategi pengepungan membuat pasukan oposisi terjepit, suplai makanan diputus bahkan bagi warga sipil. PBB akhirnya menyatakan darurat kemanusiaan di beberapa kota di Suriah, terutama Allepo, basis oposisi.

Saudi, sekutu Arab, serta USA, melihat keinginan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang akan menempatkan kekuatan militer besar di Suriah jika militer Assad telah berhasil menguasai wilayah oposisi.

Saudi Siap Pasukan

Keputusan Arab Saudi mengirim pasukan darat sudah final, tak dapat ditarik lagi, demikian yang disampaikan petinggi militer Saudi, Kamis (11/02).

Brigadir Jendral Ahmed Al Assiri mengatakan Riyadh sudah siap, dan akan bergabung dengan koalisi udara pimpinan Amerika Serikat. Meski demikian, Assiri menyatakan washington lebih berkompeten menjawab tentang detil operasi darat ke suriah.

Keberadaan pasukan darat di suriah, memang dapat memicu perang dunia. Setidaknya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta pasukan Arab lain sekitar 25 negara yang tak terang-terangan menyatakan dukungan, akan mengirim sekitar 350.000 pasukan darat, 20.000 tank, 2.450 pesawat, serta 460 helikopter.

Dalam beberapa pekan ini, Saudi sudah menunjukkan niat untuk menyerang militer Assad di Suriah. Hal ini tentu mendapat kritikan dari rezim Suriah, "Tak seorangpun yang dapat berpikir untuk menyerang Suriah atau melanggar kedaulatannya, karena saya pastikan mereka akan kembali ke negaranya dalam keranda kayu," tegas Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Al Muallem.

Strategi Nuklir Rusia

Dalam perang modern dikenal dengan "Tactical Nuclear Weapon" (TNW) atau senjata nuklir taktis, yang dirancang penggunaan dalam medan tempur.

Saat era Perang Dingin, Rusia yang dahulu disebut Uni Soviet mengancam akan melakukan invasi ke eropa Barat. NATO kemudian menggunakan strategi TNW, ini membuat mundur sekitar 20.000 tank Uni Soviet.

Jelas Rusia sadar, hanya senjata nuklir taktis yang dapat menghentikan pergerakan 20.000 tank. Sangat besar kemudian menjadi kartu As Rusia dalam mempertahankan Suriah dari pasukan darat Saudi.

Disinilah batasan riil dari perang dunia, apakah Arab Saudi siap akan segala konsekuensi? begitu juga Rusia, apakah akan mempertahankan Suriah sejauh itu? Namun saat senjata nuklir taktis digunakan, hakul yakin, kita masuk perang dunia III.

"BAMMM....RUSIA MENJATUHKAN NUKLIR DI TANAH ARAB !", Sesuatu yang jelas akan membuat dunia masuk dalam petaka berkepanjangan.

Rusia dapat saja menggunakan strategi TNW, namun belum tentu akan melakukannya, karena terlampau banyak yang akan dikorbankan tak hanya Rusia, bahkan dunia yang akan menjadi korban penggunaan langsung TNW.

Keyakinan Saudi

Saudi memang negara kecil, namun cukup cerdas mengetahui kekuatan militer Rusia. Pilihan mengirim pasukan darat merupakan suatu tekanan langsung kepada Rusia, apakah negeri beruang merah tersebut rela mengorbankan rakyat Rusia demi Suriah.

Bila tidak, maka Arab Saudi berharap Rusia menarik mundur kekuatannya di Timur Tengah. Karena secara kasat mata, kekuatan Rusia dan China lah yang mendukung, Pasukan Garda Revolusi Iran, Hezbulloh Libanon, dan Al Houti Yaman.

Sudah jelas, perang ekonomi melalui penurunan harga minyak merupakan strategi Arab Saudi. Al Saud tidak berniat memotong produksi minyak, agar harga tetap jatuh, ini akan menghancurkan ekonomi Rusia dan melambatkan ekspansi China.

Tanpa ekonomi yang mapan, negara manapun akan berpikir ribuan kali untuk menghadapi perang berkepanjangan. Melumpuhkan ekonomi, kemudian manuver militer, itulah strategi Saudi.

Posisi NATO

Solusi diplomatis selalu menjadi pilihan utama NATO, namun jika Rusia nekad menghancurkan pasukan darat pimpinan Al Saud, maka tanpa basa-basi reaksi militer langsung dan keras akan diberikan NATO.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini sudah lama menaruh kegeraman pada Moscow. Rusia terang-terangan telah menganeksasi, mencaplok wilayah Eropa. Dengan kekuatan militernya, Rusia menganeksasi Crimea milik Ukraina, dan sebelumnya menganeksasi wilayah Osetia milik Georgia. Aneksasi militer di era modern abad 21, hanya Rusia yang berani.

Rusia tentu lebih paham, bahwa NATO siap berperang di banyak lini. NATO menambah 3 kali lipat pasukan di Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia, dari 13.000 personil menjadi 40.000 personil, yang tersebar di Polandia, Bulgaria, Romania, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

NATO juga sudah mengirim armada laut dekat perairan Suriah, yang apa disebut untuk membantu pengungsi. Namun tentunya, semua pihak paham bahwa NATO tengah menunjukkan keberadaannya di hadapan Suriah dan Rusia.

Namun begitu, tentunya masyarakat dunia berharap, semua langkah manuver ini hanya gertakan politik, demi menciptakan perdamaian, bukannya melahirkan perang dunia III. Dalam peperangan tak satu pihak pun yang diuntungkan, hanya membawa petaka bagi umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun