Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Saudi Siap Pasukan, Rusia Ancam Perang Dunia

12 Februari 2016   14:58 Diperbarui: 12 Februari 2016   16:20 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saudi memang negara kecil, namun cukup cerdas mengetahui kekuatan militer Rusia. Pilihan mengirim pasukan darat merupakan suatu tekanan langsung kepada Rusia, apakah negeri beruang merah tersebut rela mengorbankan rakyat Rusia demi Suriah.

Bila tidak, maka Arab Saudi berharap Rusia menarik mundur kekuatannya di Timur Tengah. Karena secara kasat mata, kekuatan Rusia dan China lah yang mendukung, Pasukan Garda Revolusi Iran, Hezbulloh Libanon, dan Al Houti Yaman.

Sudah jelas, perang ekonomi melalui penurunan harga minyak merupakan strategi Arab Saudi. Al Saud tidak berniat memotong produksi minyak, agar harga tetap jatuh, ini akan menghancurkan ekonomi Rusia dan melambatkan ekspansi China.

Tanpa ekonomi yang mapan, negara manapun akan berpikir ribuan kali untuk menghadapi perang berkepanjangan. Melumpuhkan ekonomi, kemudian manuver militer, itulah strategi Saudi.

Posisi NATO

Solusi diplomatis selalu menjadi pilihan utama NATO, namun jika Rusia nekad menghancurkan pasukan darat pimpinan Al Saud, maka tanpa basa-basi reaksi militer langsung dan keras akan diberikan NATO.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini sudah lama menaruh kegeraman pada Moscow. Rusia terang-terangan telah menganeksasi, mencaplok wilayah Eropa. Dengan kekuatan militernya, Rusia menganeksasi Crimea milik Ukraina, dan sebelumnya menganeksasi wilayah Osetia milik Georgia. Aneksasi militer di era modern abad 21, hanya Rusia yang berani.

Rusia tentu lebih paham, bahwa NATO siap berperang di banyak lini. NATO menambah 3 kali lipat pasukan di Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia, dari 13.000 personil menjadi 40.000 personil, yang tersebar di Polandia, Bulgaria, Romania, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

NATO juga sudah mengirim armada laut dekat perairan Suriah, yang apa disebut untuk membantu pengungsi. Namun tentunya, semua pihak paham bahwa NATO tengah menunjukkan keberadaannya di hadapan Suriah dan Rusia.

Namun begitu, tentunya masyarakat dunia berharap, semua langkah manuver ini hanya gertakan politik, demi menciptakan perdamaian, bukannya melahirkan perang dunia III. Dalam peperangan tak satu pihak pun yang diuntungkan, hanya membawa petaka bagi umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun