Brigadir Jendral Ahmed Al Assiri mengatakan Riyadh sudah siap, dan akan bergabung dengan koalisi udara pimpinan Amerika Serikat. Meski demikian, Assiri menyatakan washington lebih berkompeten menjawab tentang detil operasi darat ke suriah.
Keberadaan pasukan darat di suriah, memang dapat memicu perang dunia. Setidaknya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta pasukan Arab lain sekitar 25 negara yang tak terang-terangan menyatakan dukungan, akan mengirim sekitar 350.000 pasukan darat, 20.000 tank, 2.450 pesawat, serta 460 helikopter.
Dalam beberapa pekan ini, Saudi sudah menunjukkan niat untuk menyerang militer Assad di Suriah. Hal ini tentu mendapat kritikan dari rezim Suriah, "Tak seorangpun yang dapat berpikir untuk menyerang Suriah atau melanggar kedaulatannya, karena saya pastikan mereka akan kembali ke negaranya dalam keranda kayu," tegas Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Al Muallem.
Strategi Nuklir Rusia
Dalam perang modern dikenal dengan "Tactical Nuclear Weapon" (TNW) atau senjata nuklir taktis, yang dirancang penggunaan dalam medan tempur.
Saat era Perang Dingin, Rusia yang dahulu disebut Uni Soviet mengancam akan melakukan invasi ke eropa Barat. NATO kemudian menggunakan strategi TNW, ini membuat mundur sekitar 20.000 tank Uni Soviet.
Jelas Rusia sadar, hanya senjata nuklir taktis yang dapat menghentikan pergerakan 20.000 tank. Sangat besar kemudian menjadi kartu As Rusia dalam mempertahankan Suriah dari pasukan darat Saudi.
Disinilah batasan riil dari perang dunia, apakah Arab Saudi siap akan segala konsekuensi? begitu juga Rusia, apakah akan mempertahankan Suriah sejauh itu? Namun saat senjata nuklir taktis digunakan, hakul yakin, kita masuk perang dunia III.
"BAMMM....RUSIA MENJATUHKAN NUKLIR DI TANAH ARAB !", Sesuatu yang jelas akan membuat dunia masuk dalam petaka berkepanjangan.
Rusia dapat saja menggunakan strategi TNW, namun belum tentu akan melakukannya, karena terlampau banyak yang akan dikorbankan tak hanya Rusia, bahkan dunia yang akan menjadi korban penggunaan langsung TNW.
Keyakinan Saudi