Mohon tunggu...
RARA A
RARA A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobiku menunggu dia sembari membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Bahasa Kiasan Terhadap Novel 'Pergi' Tere Liye

15 November 2024   16:48 Diperbarui: 15 November 2024   17:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini, penulis akan membahas bahasa kias yang terdapat pada novel 'Pergi'.  Bahasa kiasan adalah penggunaan kata dengan cara melebih-lebihkan kata sesungguhnya. Bahasa kiasan digunakan untuk memberikan rasa keindah dan penekanan suatu makna yang ingin disampaikannya. Selain itu, bahasa kiasan dapat ditafsirkan atau dimaknai sendiri sesuai yang ada dalam pikiran pembaca. Bahasa kiasan disebut juga dengan majas.

Novel 'Pergi' merupakan novel ketiga Tere Liye.  Novel 'Pergi' Tere Liye juga sekuel dari Novel 'Pulang'.  Novel 'Pergi' terbit  pada bulan April 2018.  Novel 'Pergi' bertebal 455 halaman. Novel 'Pergi' mengisahkan tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup mati, untuk menempuh kemana langkah kaki akan diibawa pergi.

Pada novel 'Pergi' bab 1, halaman 1 terdapat puisi 2 bait. Puisi tersebut menggambarkan sebuah kejadian action di hutan.

"Kemarin aku pergi ke rimba gelap

Bertemu hantu di sana

Badannya tinggi besar

Tangannya seperti batang pohon

Matanya merah menyala

Menyembur api dari mulutnya 

Mama, aku tidak takut 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun