Mohon tunggu...
Leo Alexander Tambunan
Leo Alexander Tambunan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Matana Tangerang

Menjadi Pembina Kemahasiswaan 16 tahun di berbagai universitas di Indonesia, dan sekarang menjadi Dosen di Universitas Matana Gading Serpong, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Pendampingan Holistik dalam Pembinaan Mahasiswa

15 Juni 2019   22:52 Diperbarui: 15 Juni 2019   23:07 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Contoh kebiasaan buruk seperti meremehkan prinsip kerja keras dengan melakukan kebiasaan mencontek saat ujian, menyalin tugas kuliah, menitip absen, atau bahkan meremehkan orang lain. Jadilah mahasiswa yang berprinsip dan mau bekerja keras untuk mendapat hasil yang baik, tak hanya hasil dalam bentuk prestasi tapi juga dalam bentuk kepribadian yang bisa membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

oleh karena itu permasalahan yang ada pada diri mahasiswa didalam menghadapi tantangan dan masalah yang ada maka diperlukan KONSEP PASTORAL PENDAMPINGAN HOLISTIK DALAM PEMBINAAN MAHASISWA, dimana konsep pendampingan holisitik ini dilihat dari :

  1. Aspek fisik: aspek ini berkaitan dengan bagian yang tampak dari hidup manusia. Aspek fisik mengarah kepada apa yang dapat disentuh, dilihat dan diraba. Hal ini berkaitan pula dengan kebutuhan jasmani dari manusia. Bila dirinci maka aspek ini meliputi: pangan, papan, sandang, kebersihan tubuh, keutuhan tubuh, pelayanan medis, sistemik tubuh atau metabolisme tubuh, gerak badan, rileks-istirahat, dan lingkungan alam sekitar.
  2. Aspek Mental: aspek ini berkaitan dengan pikiran, emosi dan kepribadian manusia. Hal ini juga menyangkut dengan cipta, rasa, karsa, motivasi, dan integrasi diri manusia. Bagian ini meliputi pula pada hubungan seseorang dengan bagian dalam dirinya (batin, jiwa). Adapun rincian dalam aspek ini adalah kasih sayang baik memberi atau menerima, kedewasaan emosional, integertas diri, kemampuan intelektual, kreativitas diri, ekspresi diri, kebanggaan diri, rasa keindahan atau estetika, identitas seksualitas,dan perasaan aman serta nyaman.
  3. Aspek Spiritual: bagian ini menyangkut tentang hubungan dengan jati diri manusia. Manusia secara khusus dapat berhubungan dengan sang pencipta sejati. Aspek ini mengacu kepada sesuatu yang berada jauh di luar jangkauannya. Pada bagian ini memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia lain (gaib). Bila dirinci, maka bagian ini meliputi, doa, kontemplasi, rasa manunggal bersekutu dengan sang mahakuasa, pengharapan akan masa depan, visi hidup, rasa bersyukur, identifikasi komunitas, relasi dengan komunitas percaya, nilai -- nilai mulia, dan kesalehan.
  4. Aspek sosial : Aspek ini berkaitan dengan keberadaan manusia yang tidak mungkin berdiri sendiri. Manusia harus dilihat dalam hubungannya dengan pihak luar secara horizontal, yakni dunia sekelilingnya. Manusia dalam kaitannya dengan aspek sosial tidak dapat terlepas dari relasi dan interaksi. Aspek sosial meliputi: kondisi ekonomi yang memungkinkan seseorang hidup layak, kemampuan keuangan dan pekerjaan, kualitas pendidikan untuk menopang kehidupan, kondisi perpolitikkan yang memungkinkan seorang bertumbuh guna mengekspresikan diri, identifikasi kultural, kondisi adat istiadat, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman, hubungan dengan lingkungan sosial, serta keterlibatan dalam aktivitas lingkungan.

Konsep Pelayanan Konseling Pastoral secara Holisitik hendaknya diperlukan dalam pembinaan mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri mahasiswa. Para pembina kemahasiswaan hendaknya dilatih dalam menggunakan konsep pelayanan konseling secara holistic dalam  melaksanakan pembinaan kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa yang akan kita bina dapat kita arahakan dengan baik dan dapat mengembangkan kemampuannya menuju masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

  1.  https://repository.unikom.ac.id/48216/1/Literatur%20Review.pdf, Akses tanggal 2 Januari 2019 jam 10.30 wib.
  2. C. Duri Kartika, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Stres Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi  Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2015,
  3.  Coleman, J.W & Harold. Social Problems: A Brief Introduction. New Jersey: Pearson Education, Inc., 2003.
  4.  Dauenhauer, Kristin.C, Maladaptive Behavior in College Students and Breaking Student Codes of Conduct. New York: Digital Commons, 2014
  5. Disbrow & Hogue, Bullying at The Collegiate Level: A Case Study. US: Hanover College, 2013.
  6. hOLIlistik Life Diunduh dari http://www.fica.org/ficalist/fica/live/holistik,  Rabu, 16 Januari 2019, 8:57 WIB
  1. https://www.idntimes.com/life/education/liany/tantangan-jadi-mahasiswa-c1c2/full; akses jam 9:28, tanggal 9/01/2019.
  2. Hurlock, Elizabeth B.; Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga Jakarta, 2011

 

Jakarta, 15 Juni 2019

Leo Alexander Tambunan, S.E., M,M,

Dosen

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun