Mohon tunggu...
Leo Alexander Tambunan
Leo Alexander Tambunan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Matana Tangerang

Menjadi Pembina Kemahasiswaan 16 tahun di berbagai universitas di Indonesia, dan sekarang menjadi Dosen di Universitas Matana Gading Serpong, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Pendampingan Holistik dalam Pembinaan Mahasiswa

15 Juni 2019   22:52 Diperbarui: 15 Juni 2019   23:07 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kehidupan mahasiswa  mempunyai berbagai aktivitas yang dinamis dan berkembang sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal kampus. Agar kegiatan kemahasiswaan dapat dilaksanakan lebih baik dan mampu meningkatkan kualitas mahasiswa, maka diperlukan adanya upaya yang sinergis dalam pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan dimaksud antara lain kegiatan yang tercakup di dalam pelaksanaan Bantuan Biaya Pendidikan dan Beasiswa, Penalaran dan Keilmuan/ Keahlian/Keprofesian, Pengembangan minat dan bakat, Pengembangan kepedulian sosial dan lingkungan, pengembangan organisasi serta kegiatan penunjang lainnya sesuai dengan visi pendidikan nasional yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan indonesia cerdas konprehensif dan kompetitif (4 ranah: olah raga, olah rasa, olah hati, olah pikir).

 Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan  tinggi. Keinginan mahasiswa untuk mengenyam pendidikan tinggi dilatarbelakangi oleh cita - cita mereka, di antaranya adalah untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan serta status yang tinggi di masyarakat.  Akan tetapi untuk meraih cita - cita tersebut bukanlah hal yang mudah. Banyak  rintangan dan tantangan yang harus mereka hadapi baik dari dalam kampus  maupun di luar kampus.

Mahasiswa adalah seseorang yang berada pada usia perkembangan dari masa remaja akhir sampai dewasa awal (dewasa madya), yang dimulai dari usia 18 sampai 25 tahun. Masa ini merupakan masa pencarian, kemantapan, dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen, dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.  Rintangan dan tantangan para mahasiswa di dalam menempuh pendidikannya terdiri dari beberapa faktor yang terdiri dari :

  1. Perubahan Cara Belajar

 Perubahan cara belajar ketika duduk di bangku SMA dan ketika kuliah dimana ketika menjadi mahasiswa peran aktif sangat diwajibkan,dan konsep pembelajaran mandiri merupakan hal yang utama di dalam pola pembelajaran di dunia Universitas.

  1. Perubahan Lingkungan

 Sebagian besar mahasiswa baru akan berkuliah di lingkungan yang baru atau istilahnya menjadi anak rantau. Hidup sendiri tanpa adanya saudara atau keluarga, entah dengan menjadi anak kos, atau kontrakan. Bukan hanya perubahan lingkungan, tapi terjadi perubahan bahasa, budaya dan kebiasaan. Tapi jangan takut karena seiring dengan berjalannya waktu para mahasiswa bisa menyesuaikan diri walau tentu awalnya akan membutuhkan banyak energi. Berani mencoba, mau bertanya, tidak takut salah dan terbuka pada hal-hal baru bisa menjadi modal utama untuk bertahan hidup di lingkungan yang baru.

3.   Pencarian teman dan pergaulan baru

 Mencari teman dan pergaulan baru pasti akan dilakukan karena tidak ada orang yang bisa hidup sendiri. Satu hal penting yang perlu di ingat bahwa teman dan pergaulan yang membangun bisa membantu bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, namun di sisi lain nyatanya banyak juga terdapat pergaulan yang buruk dan justru menjatuhkan. Maka diharapkan para mahasiswa harus pintar-pintar dalam memilih teman dan pergaulan. Mulailah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang membangun di kampus atau fakultas, seperti kegiatan keagamaan, olahraga, jurnalistik, seni, atau kegiatan-kegiatan sosial dan lainnya yang positif dan sesuai dengan hobi atau kemampuan. Di sana para mahasiswa bisa menjalin relasi dengan banyak orang dan bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki kesenangan yang sama. Tapi tetaplah belajar untuk bisa menghargai semua orang apapun latar belakang dan kekurangan mereka.

4.  Pengaturan Waktu

Salah satu tantangan terbesar di dunia mahasiswa adalah pengaturan waktu. Berbeda dengan saat sekolah, di dunia kuliah, mahasiswa harus bisa mengatur waktu dan jadwal kuliah sendiri. Ambillah jadwal kuliah yang memungkinkan untuk bisa lebih maksimal dalam belajar. Para Mahasiswa diwajibkan dan memiliki kemampuan membuat jadwal sehari-hari agar waktu bisa digunakan dengan lebih baik. Usahakan tidak menunda-nunda hal dan langsung kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Hal ini berguna agar memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan dan mencari referensi dalam mengerjakan tugas dan mata kuliah lainnya sehingga saat ujian bisa lebih fokus dalam belajar dan tidak panik karena ada tugas-tugas yang menumpuk.

5.  Perubahan Nilai, Prinsip, dan Gaya Hidup

Saat kuliah kamu akan menemukan banyak informasi, prinsip, dan nilai-nilai hidup yang baru. Di satu sisi hal ini bisa membuat nilai-nilai hidup yang sudah baik semakin terkikis, namun di sisi lain juga bisa menemukan prinsip dan nilai hidup yang lebih baik. Terbukalah akan nilai-nilai baru, namun tetap berhati-hati agar tidak terpengaruh akan nilai-nilai dan kebiasaan yang buruk.

 Contoh kebiasaan buruk seperti meremehkan prinsip kerja keras dengan melakukan kebiasaan mencontek saat ujian, menyalin tugas kuliah, menitip absen, atau bahkan meremehkan orang lain. Jadilah mahasiswa yang berprinsip dan mau bekerja keras untuk mendapat hasil yang baik, tak hanya hasil dalam bentuk prestasi tapi juga dalam bentuk kepribadian yang bisa membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

oleh karena itu permasalahan yang ada pada diri mahasiswa didalam menghadapi tantangan dan masalah yang ada maka diperlukan KONSEP PASTORAL PENDAMPINGAN HOLISTIK DALAM PEMBINAAN MAHASISWA, dimana konsep pendampingan holisitik ini dilihat dari :

  1. Aspek fisik: aspek ini berkaitan dengan bagian yang tampak dari hidup manusia. Aspek fisik mengarah kepada apa yang dapat disentuh, dilihat dan diraba. Hal ini berkaitan pula dengan kebutuhan jasmani dari manusia. Bila dirinci maka aspek ini meliputi: pangan, papan, sandang, kebersihan tubuh, keutuhan tubuh, pelayanan medis, sistemik tubuh atau metabolisme tubuh, gerak badan, rileks-istirahat, dan lingkungan alam sekitar.
  2. Aspek Mental: aspek ini berkaitan dengan pikiran, emosi dan kepribadian manusia. Hal ini juga menyangkut dengan cipta, rasa, karsa, motivasi, dan integrasi diri manusia. Bagian ini meliputi pula pada hubungan seseorang dengan bagian dalam dirinya (batin, jiwa). Adapun rincian dalam aspek ini adalah kasih sayang baik memberi atau menerima, kedewasaan emosional, integertas diri, kemampuan intelektual, kreativitas diri, ekspresi diri, kebanggaan diri, rasa keindahan atau estetika, identitas seksualitas,dan perasaan aman serta nyaman.
  3. Aspek Spiritual: bagian ini menyangkut tentang hubungan dengan jati diri manusia. Manusia secara khusus dapat berhubungan dengan sang pencipta sejati. Aspek ini mengacu kepada sesuatu yang berada jauh di luar jangkauannya. Pada bagian ini memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia lain (gaib). Bila dirinci, maka bagian ini meliputi, doa, kontemplasi, rasa manunggal bersekutu dengan sang mahakuasa, pengharapan akan masa depan, visi hidup, rasa bersyukur, identifikasi komunitas, relasi dengan komunitas percaya, nilai -- nilai mulia, dan kesalehan.
  4. Aspek sosial : Aspek ini berkaitan dengan keberadaan manusia yang tidak mungkin berdiri sendiri. Manusia harus dilihat dalam hubungannya dengan pihak luar secara horizontal, yakni dunia sekelilingnya. Manusia dalam kaitannya dengan aspek sosial tidak dapat terlepas dari relasi dan interaksi. Aspek sosial meliputi: kondisi ekonomi yang memungkinkan seseorang hidup layak, kemampuan keuangan dan pekerjaan, kualitas pendidikan untuk menopang kehidupan, kondisi perpolitikkan yang memungkinkan seorang bertumbuh guna mengekspresikan diri, identifikasi kultural, kondisi adat istiadat, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman, hubungan dengan lingkungan sosial, serta keterlibatan dalam aktivitas lingkungan.

Konsep Pelayanan Konseling Pastoral secara Holisitik hendaknya diperlukan dalam pembinaan mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri mahasiswa. Para pembina kemahasiswaan hendaknya dilatih dalam menggunakan konsep pelayanan konseling secara holistic dalam  melaksanakan pembinaan kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa yang akan kita bina dapat kita arahakan dengan baik dan dapat mengembangkan kemampuannya menuju masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

  1.  https://repository.unikom.ac.id/48216/1/Literatur%20Review.pdf, Akses tanggal 2 Januari 2019 jam 10.30 wib.
  2. C. Duri Kartika, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Stres Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi  Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2015,
  3.  Coleman, J.W & Harold. Social Problems: A Brief Introduction. New Jersey: Pearson Education, Inc., 2003.
  4.  Dauenhauer, Kristin.C, Maladaptive Behavior in College Students and Breaking Student Codes of Conduct. New York: Digital Commons, 2014
  5. Disbrow & Hogue, Bullying at The Collegiate Level: A Case Study. US: Hanover College, 2013.
  6. hOLIlistik Life Diunduh dari http://www.fica.org/ficalist/fica/live/holistik,  Rabu, 16 Januari 2019, 8:57 WIB
  1. https://www.idntimes.com/life/education/liany/tantangan-jadi-mahasiswa-c1c2/full; akses jam 9:28, tanggal 9/01/2019.
  2. Hurlock, Elizabeth B.; Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga Jakarta, 2011

 

Jakarta, 15 Juni 2019

Leo Alexander Tambunan, S.E., M,M,

Dosen

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun