Mohon tunggu...
Lenterasenja berpijar
Lenterasenja berpijar Mohon Tunggu... Novelis - Wiraswasta

Penulis novel, Editor, Penerbit Indie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mungkin Mereka Lupa

21 Februari 2024   00:18 Diperbarui: 21 Februari 2024   00:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak suaminya meninggalkannya lima tahun yang lalu karena tergoda perempuan, Sarinten harus membanting tulang kerja serabutan. Apa pun ia lakukan asalkan halal. Apalagi, saat itu ia sedang hamil besar. Namun, itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sungguh, Sarinten tidak pernah benci atau menyalahkan Ratih. Juga orang-orang di sekitarnya yang memiliki pemikiran sama dengan Ratih. Mereka benar, Sarintenlah yang salah. Bahkan, ketika semua orang menyalahkannya, wanita berwajah pucat yang kadang sehari makan sehari tidak itu tidak pernah menyalahkan mereka.

Saat para tetangga menuduhnya tidak mau bergaul hanya karena tidak berbelanja di warung terdekat dan lebih suka berbelanja di tempat lain, ia juga tidak menyalahkan mereka. Mungkin para tetangga pada lupa bertanya, apakah dirinya punya uang untuk berbelanja.

Sekali lagi tidak marah atau kecewa. Ia tidak pernah menyalahkan mereka karena tahu, Ratih dan yang lainnya mungkin sedang lupa untuk bertanya padanya apakah ia butuh pertolongan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun