Salah satu kelebihan permainan ini adalah dapat dimainkan di mana saja dan tidak memerlukan alat apa pun. Konsepnya permainana ini sangat sederhana, salah satu anak akan ditunjuk menjadi penjaga dan harus mencari lawan yang bersembunyi. Sambil berjaga, ia harus menghitung angka hingga jumlah tertentu sambil menunggu lawannya bersembunyi. Permainan ini tak hanya melatih motorik kasar, tapi juga mengajari anak berhitung, meningkatkan ketahanan fisik dan fleksibilitas kaki anak.
4) Gobak Sodor
Permainan ini dimainkan dalam bentuk kelompok dengan jumlah pemain yang paling tidak terdiri dari empat pemain di tiap regu. Inti permainan ini adalah anggota regu yang satu harus berusaha melewati tiap garis yang dijaga dan dihadang oleh anggota regu lawan hingga mencapai garis awal kembali. Pada permainan ini anak akan belajar untuk meningkatkan olahraga fisik seperti berlari, menghindar, serta belajar untuk menyusun strategi dan membaca gerak tubuh lawan.
5) Layangan
Salah satu dari jenis-jenis permainan tradisional yang paling terkenal dan masih terbukti menjadi favorit hingga sekarang adalah layang-layang. Permainan ini pada umumnya lebih digemari olah anak laki-laki. Layang-layang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan hembusan angin, sehingga tak setiap saat bisa dimainkan. Permainan ini sangat melatih motorik anak terutama pada bagian tangan, seperti ketika menarik, mengulur dan mengendalikan tali agar layang-layang dapat terbang tinggi ke langit.
6) Engklek
Engklek merupakan jenis permainan tradisional yang cukup melegenda dan masih dimainkan oleh anak-anak di desa. Engklek dimainkan dengan cara menggambar kotak-kotak besar yang disusun secara horizontal dan vertikal di lantai atau tanah. Mainkan minimal dua orang dan maksimal lima orang. Engklek dimainkan secara bergiliran dengan cara melompati kotak satu-persatu dengan satu kaki. Jika kaki menginjak garis, maka anak harus mengulangi lagi dimulai dari kotak yang terinjak tadi dan menandainya dengan batu. Memainkan permainan ini, anak akan belajar melatih keseimbangan dan kekuatan kaki.
Referensi :
Sutini. (2013). Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Cakrawala Dini, 4 (2). 67-77.
Hasanah. (2016). Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5 (1). 717-733.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H