Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indari Mastuti: Tantangan dan Pantangan bagi Penulis

31 Agustus 2022   11:55 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:03 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indari Mastuti founder Indscript Creative menyampaikan bahwa, menjadi penulis tidak hanya harus bisa menulis. Menjadi penulis harus siap dengan berbagai tantangan dan pantangan yang ada.

Sukses bersama 15 tahun Indscript Creative, tentu banyak sekali tantangan dan pantangan yang dihadapi oleh Indari Mastuti.

Kali ini, Indari Mastuti membagikan apa itu tantangan dan pantangan bagi penulis, untuk bisa menjadi penulis yang sukses.

Tantangan Bagi Penulis

Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative

"Penulis tidak hanya harus bisa menulis" - Indari Mastuti.

Indari Mastuti menyampaikan bahwa, menjadi penulis tidak lantas hanya bertugas menghasilkan tulisan yang menarik saja. 

Tugas penulis pun tidak berhenti ketika bukunya diterbitkan. 

Justru dari profesi penulis, harus siap dengan segala bentuk tantangan untuk mengantarkannya menjadi penulis yang hebat.

1. Sebagai penulis juga harus mampu berjualan

Sebagaimana yang disampaikan oleh Indari Mastuti, bahwa penulis juga harus mampu berjualan. Minimal melakukan promosi untuk bukunya sendiri. Hal tersebut tentu berdampak positif bagi angka royalti, serta lebih disukai oleh penerbit.

2. Penulis juga harus memiliki keahlian public speaking


Indari Mastuti menekankan akan pentingnya public speaking. Public speaking, menjadi keahlian yang harus terus diasah oleh para penulis.

Beberapa penulis mengadakan bedah buku, atau mendapatkan undangan seminar, serta mengisi pelatihan menulis. 

Semua hal tersebut menuntut Anda harus mampu berbicara di depan banyak orang. Maka perlu memiliki skills seputar public speaking.

3. Penulis harus tahu cara membangun personal branding-nya


Indari Mastuti menyampaikan bahwa, jika "merek" penulis dikenal oleh khalayak luas, maka buku apapun yang Anda keluarkan akan lebih mudah diterima oleh pembaca.

4. Penulis juga harus aktif promosi


Promosi adalah hal terpenting dalam berbisnis, begitu dengan bagi seorang penulis. Anda bisa memilih produk yang laris di pasaran, tapi ketika Anda jualan produk tersebut ternyata order juga masih sepi. Kenapa? Karena yang dibutuhkan adalah ilmu promosi, tidak sekedar jualan produk bagus, tidak hanya jualan produk yang lagi best seller. Maka, cari ilmu promosi terkini pula.

Salah satu cara promosi dapat dilakukan dengan menggunakan blog.

Blog menjadi media promosi bagi berbagai kalangan profesional. 

Anda dapat menayangkan hasil karya dalam bentuk apapun, sebagai contoh cerpen bagi penulis, sketsa gambar bagi para designer, tips seputar keuangan bagi konsultan keuangan, dan yang lainnya.

Blog tidak hanya digunakan sebagai media untuk memajang portfolio, tetapi sekaligus untuk promosi di ranah internet mengenai potensi Anda. 

Tentu saja, memajang hasil karya di internet rentan terjadinya penjiplakan, "tetapi yakinlah kalau Anda dapat "menjual" kemampuan yang tidak akan dimiliki oleh pihak-pihak yang menjiplak karya Anda," kata Indari Mastuti.

Dari blog, juga dapat mendatangkan kerja sama. Saat ini, beberapa pihak luar kerap mencari informasi melalui internet. Sebut saja, para edior dari perusahaan penerbit, kerap mencari penulis dengan gaya bahasa tertentu melalui blog. Editor tersebut akan membaca tulisan-tulisan di blog lalu menghubungi pemilik blog jika tulisannya menarik.

Blog pun mendatangkan liputan dari media. Jika profil Anda muncul di media kian membuka pintu lebar-lebar bagi tingkat popularitas Anda di masa khalayak luas. Pihak media akan mencari informasi lewat internet lalu menemukan blog Anda untuk menjadi narasumber.

Pantangan Bagi Penulis Buku

Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative
Selain berusaha untuk menghasilkan tulisan yang menarik, seorang penulis harus menjaga sikapnya agar kerja sama dengan pihak penerbit selalu terjalin dengan baik. Setuju?

Indari Mastuti mewanti-wanti, beberapa hal di bawah ini, yang jangan coba Anda lakukan, jika tidak ingin mendapatkan label "penulis yang menyebalkan".

1. Jangan terlalu sering bertanya, "Kapan buku saya terbit?"


Sebagai penulis memang harus sedikit bersabar menunggu buku kapan akan terbit.

Terlalu sering menanyakan "Kapan buku saya terbit?", juga kurang baik dalam hubungan penulis dan penerbit.

Walau tidak jarang, penulis yang baru saja menerima berita ACC langsung bertanya jadwal terbit. 

Ada baiknya Anda melewati proses seperti editing, memilih cover, proofread, baru menanyakan rencana naik cetak. 

Kecuali Anda sudah tidak mendapatkan kabar sekitar satu bulan setelah informasi ACC, maka tanyakan dengan kalimat yang santun.

2. Tidak bersikap kooperatif dengan editor.


Sebagai penulis harus bersikap kooperatif dan siap menerima masukan dari editor.

Beberapa penulis tidak mau naskahnya diganti sesuai masukan dari editor. 

Sementara editor justru bertugas membuat hasil tulisan Anda kian memikat pembaca. 

Kalau pun ada koreksi yang kurang setuju, sampaikan baik-baik argument Anda ke editor.

Misalnya, mengapa pada bagian tertentu? atau pada bagian tertentu jangan diganti.

3. Melewati batas dateline yang sudah disepakati

Indari Mastuti selalu memberikan penjelasan mengenai pentingnya sikap disiplin bagi seorang penulis.

Menulislah dengan baik, selain itu, usahakan menaati dateline yang sudah disepakati.

Anda harus mengatur waktu agar pada tanggal tersebut sudah diterima oleh editor. 

Jika Anda tepat waktu, tidak menutup kemungkinan proses penulisan akan berjalan lancar dan editor akan menyukai kinerja Anda.

4. Tidak ketinggalan, jangan memaksa harus menggunakan cover pilihan Anda.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Indari Mastuti bahwa, penulis memiliki hak untuk menyampaikan pilihan cover. 

Tetapi, keputusan terakhir ada di pihak penerbit yang juga memikirkan selera pasar. 

Yakin saja kalau cover tersebut mampu mencuri perhatian pembaca.

5. Malas membaca buku

Membaca adalah modal utama bagi seorang penulis. Dengan banyak membaca, maka akan memunculkan berbagai ide untuk menulis.

"Habit Orang Sukses: Rajin Baca Buku!"-Indari Mastuti.

Malas membaca buku justru akan berdampak buruk bagi penulis itu sendiri.

Berikut ini 6 dampak buruk jika penulis malas membaca buku:

1. Tidak percaya diri


Tingkat kepercayaan diri seseorang bersumber pada seberapa banyak pengalaman hidup yang telah dilaluinya. 

Dengan membaca buku, pengalaman tersebut didapatkan melalui sudut pandang seorang penulis yang tengah membahas suatu isu.

2. Minimnya topik pembicaraan


Pernah nggak sih ketika kalian ngobrol dengan seseorang namun tiba-tiba kehabisan topik pembicaraan? Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya kosa kata yang ada di benak kalian karena jarang baca buku.

3.Wawasan yang sempit


Jika kalian sedang menjalankan masa studi, maka sangat dibutuhkan untuk banyak membaca buku. Hal itu harus dilakukan karena untuk menunjang sebuah masa studi, dibutuhkan wawasan yang sangat luas.

Lagi pula, jika kalian memiliki wawasan yang luas itu malah menjadi poin plus jika bersosialisasi dengan orang-orang. Banyak orang yang segan dan nyaman ketika bercengkerama dengan kalian.

4. Mudah berprasangka buruk


Dalam sebuah hubungan dengan orang-orang sekitar, sangat dibutuhkan sebuah sifat skeptis. Maksud dari sifat skeptis itu sendiri adalah tidak mudah percaya dengan hal-hal yang tidak pasti kebenarannya. Selain itu, jika sering membaca buku dapat dipastikan bahwa kalian tidak mudah termakan berita hoaks.

5. Susah ikut nimbrung jika ada diskusi


Pernahkah kalian ketika nongkrong dengan teman-teman lalu mereka membahas tentang suatu hal yang kalian sendiri tidak mengerti apa yang dibahas?

Maka dari itu, untuk bisa "nyambung" dan merasakan betapa asyiknya sebuah diskusi, kalian harus rajin-rajin membaca agar literasi dan kosa kata yang kalian miliki akan banyak.

6. Susah mendalami public speaking


Membaca buku dapat meningkatkan jumlah kosa kata serta kepercayaan diri. Orang-orang yang banyak buku akan sangat pandai dalam merangkai kata.

Semua aspek tersebut menjadi satu dalam sebuah kemampuan public speaking. Jika baca buku saja malas, bagaimana kalian dapat melewati kehidupan yang mengharuskan untuk bersosialisasi dengan orang lain?

Demikianlah, tantangan dan pantangan bagi seorang penulis untuk bisa meraih kesuksesan.

Sebagaimana yang telah banyak dilakukan oleh Indari Mastuti, selalu aktif dimanapun untuk terus menggali ilmu, membangun branding, memperbanyak jaringan untuk promosi dan lain sebagainya.

Kini Indari Mastuti yang telah sukses menjadi penulis dan pebisnis bersama 15 tahun Indscript Creative, terus mengajak para perempuan untuk menghebat bersama.

Sukses bersama Indscript Creative, "Sahabatmu Mewujudkan Mimpi."***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun