Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indari Mastuti: Kartini Indonesia Masa Kini dengan Visi Mencetak Sejuta Perempuan Produktif dari Rumah

28 Agustus 2022   13:13 Diperbarui: 28 Agustus 2022   13:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative

Indari Mastuti sosok inspiratif peduli perempuan, yang selalu memberikan suntikan motivasi kepada mereka untuk terus bertumbuh.

Indari Mastuti menyampaikan, tidak perlu iri pada perempuan lain yang beruntung memiliki suami yang mendukung, memanjakan, atau menempatkan istri pada tempatnya. 

Karena kita tidak tahu dan tidak bisa menduga seperti apa masa depan kita nanti. 

Kita semua memiliki keberuntungan yang berbeda-beda satu satu sama lain.

"Keberuntungan Anda adalah Anda punya sarana untuk MEMAKSA diri berjuang menghadapi persoalan saat ini, dan itu adalah pengalaman berharga" - Indari Mastuti.

Indari Mastuti kembali menegaskan bahwa, belum tentu perempuan yang Anda anggap beruntung itu akan mampu tegak berdiri jika ada di posisi yang Anda alami saat ini.

"Belum tentu!" tegas Indari Mastuti.

Semua perempuan memiliki kisah sendu yang berbeda dan keberuntungan yang berbeda pula. 

"Tugas sesama perempuan adalah SALING MENGINGATKAN DAN SALING MENGUATKAN". - Indari Mastuti.

Inilah tujuan Indari Mastuti berjuang untuk para perempuan, agar kita semua bisa saling mengingatkan dan saling menguatkan.

Mencetak Perempun Produktif dari Rumah

Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti/Sumber Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti begitu bersemangat dengan visi besar "MENCETAK SEJUTA PEREMPUAN PRODUKTIF DARI RUMAH", baik produktif di bidang menulis atau bisnis.

Tentu ada alasan besar di balik visi besar Indari Mastuti tersebut.

Alasan yang paling utama adalah kita tidak bisa bergantung pada mahluk Allah meski itu suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun