***
Puncaknya pada dua malam yang lalu. Si ayah memasang alarm pada pukul 01.00 dini hari. Kami semua tertidur dengan pulas hingga alarm berbunyi.
Karena suami tidak jua bangun dan saya takut si kecil yang justru terganggu, saya mematikan alarm tersebut. Pada 03.00, suami bangun dan membangunkan saya, “Bu, kenapa alarmnya tidak bunyi, ya?” tanyanya bingung. Saya bilang saja, “Ayah sih nggak bangun-bangun juga, saya kira memang nggak mau menonton bola lagi.”
Eh, tapi melihat raut wajahnya yang sangat kecewa, saya menjadi menyesal juga. Beberapa kali saya meminta maaf sebelum kami kembali tidur. Meskipun ia tampak tidak ikhlas, ya sudah mau bagaimana lagi. Nah, esoknya saya baru memperoleh kabar jika malam tersebut sebenarnya tidak ada jadwal pertandingan. Ternyata, ia salah membaca jadwal! Halah..
Untuk menebus kesalahan saya (yang sebenarnya tidak jadi salah) tersebut, pada malam terakhir, yaitu pada saat Final Piala Dunia dilangsungkan, saya memberikan kejutan kecil. Secangkir kopi saya seduh. Camilan favoritnya juga tidak ketinggalan. Biasanya, ia suka sekali mengunyah supaya tidak mudah mengantuk. Saya siapkan semuanya tanpa sepengetahuan suami.
![Dokpri.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/15/whatsapp-image-2018-07-15-at-10-29-41-pm-5b4b6d1e5e13736d41479ee4.jpeg?t=o&v=555)
“Ya, iyalah. Memangnya, nggak boleh ya, saya ikut menonton bola?"
“Bolehlah...” katanya tertawa.
"Nih, tadi mampir di warung dan membelikan ini untuk Ayah. Pokoknya, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda,” tambah saya. Dan malam itu, kami pun rukun sekali mengikuti pertandingan penentuan antara si calon juara baru, Kroasia dengan Perancis. Saya sendiri mendukung Kroasia. Sementara, ia mendukung Perancis.
***
Sembari menyelesaikan tulisan ini, saya menyadari bahwa masalah sepele yang terjadi di dalam keluarga seharusnya dapat diselesaikan dengan metode win win solution. Masih ada banyak celah yang bisa digunakan supaya keputusan yang diambil dapat melegakan hati keduanya. Bahkan, sesuatu yang tampak menyebalkan pada awalnya, bisa disulap menjadi modal untuk mengeratkan relasi.