Pertama, saya belajar untuk menata ide dan pendapat dengan lebih terstruktur. Ini bukan hanya berdampak pada tulisan, tetapi juga menolong saya untuk menata hal-hal lain, seperti prioritas.
Kedua, saya bebas berimajinasi. Dulu, saat masih kecil, akibat kebanyakan membaca buku dongeng, saya berimajinasi jika bumi, bulan, dan matahari bisa ngomong. Ini bukan njiplak lagu, lo, ya. Tapi, karena terinspirasi oleh buku The Little Prince (Antoine de Saint-Exupery) yang belakangan saya tahu merupakan salah satu karya sastra anak klasik dunia. Mungkin kalau saat itu saya membaca Totto-chan, saya akan bermimpi menjadi orang Jepang.
Ketiga, saya bisa mengeluarkan ekspresi dengan lebih baik. Saya termasuk tipe introvert yang bingung ketika berhadapan dengan orang-orang baru, bahkan orang-orang lama yang jarang bertemu. Melalui tulisan, saya sedikit demi sedikit bisa mengatasi masalah tersebut.
Keempat, saya bisa mengaktualisasikan diri dan lebih kreatif. Ini menciptakan rasa bangga dan membangkitkan percaya diri. Hal yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika tidak pernah mengenal dunia seni.
Apabila menengok ke belakang, rasanya ajaib bagaimana seni telah membentuk dan mengantarkan saya hingga tiba di titik ini. Meskipun tentu saja saya masih harus banyak belajar dari para master yang gaya menulisnya bikin geleng-geleng kepala itu. Yang penting adalah tetap semangat dan menikmati keindahan serta harmoni yang ditawarkan oleh berbagai karya seni, apa pun itu bentuknya.