Mohon tunggu...
Leni Febriyanti nabila
Leni Febriyanti nabila Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan guru sekolah dasar

Hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori empati Martin hoffman : memahami dan merasakan dunia orang lain

20 Januari 2025   09:49 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:49 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Empati Martin Hoffman: Memahami dan Merasakan Dunia Orang Lain

Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan terkemuka, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami bagaimana manusia mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain, yang kita kenal sebagai empati. Teorinya menawarkan sebuah kerangka kerja yang komprehensif tentang perkembangan empati dari masa bayi hingga dewasa, serta faktor-faktor yang memengaruhi proses tersebut.

Apa Itu Empati?

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain, serta merespon emosi tersebut dengan cara yang sesuai. Ini melibatkan kemampuan untuk membayangkan diri kita dalam posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan. Empati tidak sama dengan simpati, di mana simpati lebih merupakan perasaan kasihan atau belas kasihan terhadap penderitaan orang lain.

Empathy vs sympathy

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman mengidentifikasi beberapa tahap perkembangan empati yang dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan sosial anak:

1.Empati Global Egois (Bayi): Pada tahap ini, bayi belum dapat membedakan antara dirinya dan orang lain. Tangisan bayi lain dapat memicu tangisan pada bayi tersebut karena ia merasakan ketidaknyamanan yang sama.

Bayi menangis saat mendengar bayi lain menangis

1.Empati Egois (Usia Toddler): Anak mulai menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda, tetapi respon empatik mereka masih didorong oleh keinginan untuk mengurangi kecemasan diri sendiri. Misalnya, anak akan menghibur teman yang menangis karena ia tidak ingin merasa sedih melihat temannya sedih.

2.Empati Perspektif (Usia Prasekolah): Anak mulai dapat mengambil perspektif orang lain dan memahami bahwa orang lain memiliki perasaan dan kebutuhan yang berbeda. Mereka dapat berempati dengan orang lain yang sedang mengalami kesulitan, bahkan jika mereka tidak mengalami kesulitan yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun