Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Jejak Bangsawan Jerman di Kerkhof Purworejo

25 Mei 2017   15:24 Diperbarui: 25 Mei 2017   15:40 2192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DES KONINGS  VON WURTTEMBERG

GRAFEN W.VON TAUBENHEIM

UND DER

GRAFIN MARIE VON WURTTEMBERG

R.I.P

AUF WIEDERSEHEN

Perhatikan dengan seksama, info menarik apa yang dapat anda dapatkan dari tulisan di atas ? Pertama, bahasa yang dipakai bukanlah bahasa Belanda, melainkan bahasa Jerman. Kedua, yang dimakamkan di sini jelas merupakan seorang miliiter yakni sebagai Letnan Infanteri. Ketiga, orang yang dimakamkan di sini bukan berasal dari negeri Belanda, melainkan dari negeri sebelah, Jerman. Hal ini dapat kita baca pada asal kota kelahirannya, yakni kota Stuttgabt atau kita kenal sekarang sebagi kota Stutgart. Ketiga, orang yang dimakamkan di sini masih memiliki darah biru. Hal ini bisa kita lihat dari gelar “graf” yang dipakai oleh para bangsawan kerajaan Jerman. Wilhelm Graf von Taubenheim, orang yang dimakamkan di sini merupakan putra dari bangsawan kerajaan Wurtemberg, sebuah kerajaan yang berada di sebelah barat daya Jerman dengan ibukotan, Stutgart ( catatan : pada waktu itu, Jerman masih terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil dan baru disatukan pada tahun 1871 oleh kanselir Otto von Bismark ).

Makam Wilhelm graf von Taubenheim
Makam Wilhelm graf von Taubenheim
Lalu pertanyaanya mengapa ada seorang keturunan bangsawan Jerman yang “terdampar” jauh sampai Purworejo ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, jarum waktu kita putar pada tahun pertengahan abad ke-19, ketika Purworejo pada waktu itu menjadi basis militer Belanda yang penting di Jawa bagian selatan. Militer Belanda pada masa itu merekrut beberapa orang Jerman ke dalam korps militernya karena orang Jerman dikenal memiliki dispilin militer yang bagus. Sebelumnya, Belanda juga sudah menjadikan orang Jerman sebagai tentara dengan membentuk resimen Wurtemberg. Disebut demikian karena asal mereka berasal dari Wurtemberg, tempat yang sama dengan orang yang dimakamkan di kerkhof Purworejo tadi. Begitulah kira-kira sejarah kehadiran orang Jerman di Purworejo.

Lambang keluarga Taubenheim
Lambang keluarga Taubenheim
Ada cukup banyak jejak kehadiran orang Jerman di Indonesia, mulai dari makam Frans Wilhelm Junghuhn di Lembang, hingga makam tentara Nazi Jerman di Arca Domas dan mungkin yang masih belum diketahui banyak orang adalah makam perwira Jerman di kerkhof Purworejo ini. Yah, betapa cukup malangnya nasib perwira Jerman yang meninggal di Purworejo ini terpisah jauh dari keluarganya dan tidak bisa melihat kembali tanah airnya untuk selamanya. Jadi sungguh tepat rasanya jika kalimat terakhir dari makam tentara Jerman itu berbunyi auf wiedersehen, sampai berjumpa lagi…

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun