DES KONINGS VON WURTTEMBERG
GRAFEN W.VON TAUBENHEIM
UND DER
GRAFIN MARIE VON WURTTEMBERG
R.I.P
AUF WIEDERSEHEN
Perhatikan dengan seksama, info menarik apa yang dapat anda dapatkan dari tulisan di atas ? Pertama, bahasa yang dipakai bukanlah bahasa Belanda, melainkan bahasa Jerman. Kedua, yang dimakamkan di sini jelas merupakan seorang miliiter yakni sebagai Letnan Infanteri. Ketiga, orang yang dimakamkan di sini bukan berasal dari negeri Belanda, melainkan dari negeri sebelah, Jerman. Hal ini dapat kita baca pada asal kota kelahirannya, yakni kota Stuttgabt atau kita kenal sekarang sebagi kota Stutgart. Ketiga, orang yang dimakamkan di sini masih memiliki darah biru. Hal ini bisa kita lihat dari gelar “graf” yang dipakai oleh para bangsawan kerajaan Jerman. Wilhelm Graf von Taubenheim, orang yang dimakamkan di sini merupakan putra dari bangsawan kerajaan Wurtemberg, sebuah kerajaan yang berada di sebelah barat daya Jerman dengan ibukotan, Stutgart ( catatan : pada waktu itu, Jerman masih terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil dan baru disatukan pada tahun 1871 oleh kanselir Otto von Bismark ).
Untuk menjawab pertanyaan di atas, jarum waktu kita putar pada tahun pertengahan abad ke-19, ketika Purworejo pada waktu itu menjadi basis militer Belanda yang penting di Jawa bagian selatan. Militer Belanda pada masa itu merekrut beberapa orang Jerman ke dalam korps militernya karena orang Jerman dikenal memiliki dispilin militer yang bagus. Sebelumnya, Belanda juga sudah menjadikan orang Jerman sebagai tentara dengan membentuk resimen Wurtemberg. Disebut demikian karena asal mereka berasal dari Wurtemberg, tempat yang sama dengan orang yang dimakamkan di kerkhof Purworejo tadi. Begitulah kira-kira sejarah kehadiran orang Jerman di Purworejo.
Sumber :