Contohnya untuk Euro II, mobil diesel harus menggunakan solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm. Untuk standar emisi Euro IV, minimal kendaraan kita meminum bahan bakar bensin RON 92. Jadi ingat ketika banyak bus yang menuliskan Euro 2 dan Euro 3 di bagian belakangnya.
Indonesia memang masih ketinggalan untuk mengikuti standar emisi seperti negara lain. Ketika Indonesia masih menggunakan standar emisi Euro II, Thailand sudah mempersiapkan Euro IV untuk penduduknya. Singapur dikenal sebagai negara Asean yang memiliki kualitas bbm yang baik, di sana mereka sudah menggunakan Euro V.
Jadi apakah kita akan berdiam saja tertinggal dari negara tersebut? Setidaknya dengan penetapan standar emisi Euro IV di Indonesia, kita mulai mengejar ketinggalan. Draft penetapan yang sebenarnya sudah disusun dari tahun 2012 ini
Pertama dengan mengeluarkan Pertalite dan Pertamax Turbo, Pertamina sebagai bumn yang bertanggung jawab untuk menghadirkan kualitas bbm yang baik bagi Indonesia ini, mengatakan bahwa dua produk ini kompatibel untuk standar emisi Euro III.
Lalu untuk menjawab tantangan berupa standar emisi Euro IV dan V, Pertamina membangun kilang yang akan dikelola agar bisa menghasilkan bbm yang berkualitas bagus sesuai dengan penetapan peraturan standar emisi oleh pemerintah.
Walau untuk pembangunan kilang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, selama menunggu dan masa adaptasi bbm Euro IV, Pertamina siap untuk mengimpor. Namun tentu saja mereka juga tetap berusaha untuk menghadirkan bbm Euro IV dari produksi sendiri yang diperkirakan siap tahun 2018.
Pertamina Series dan Dexlite akan menjadi produk Pertamina yang siap untuk bbm Euro IV. Walapun bukan produk baru, namun bbm ini akan sesuai dengan standar RON 92 dan sulfur konten di bawah 50 ppm. Sementara untuk bbm Euro V, kilang Balikpapan dipersiapkan agar bisa memproduksi bbm dengan standar tersebut. Dalam lima tahun lagi, kita akan siap menggunakan bbm Euro V dengan kualitas yang lebih baik dan dari produksi dalam negeri.
Bila nantinya kualitas bbm Indonesia sudah bagus, tentu saja yang akan menjadi pertanyaan siapkah kita menggunakannya? Karena bbm standar Euro IV dan V ini tentu tidak murah, namun mendatangkan dampak yang positif untuk lingkungan dan kita sendiri tentunya. Walau saya masih belum bisa memiliki kendaraan yang tepat untuk ini, namun setidaknya saya sudah bisa mulai menabung agar bisa memiliki kendaraan yang cocok untuk bbm Euro V, 5 tahun lagi.
*sumber table transportmeasures.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H