Halow K,
Aku baru ngeuh kalau ada lagu Indonesia yang mendunia yaa... Diawali dengan ramainya Lathi Challenge di berbagai platform sosial media sampai diundangnya penyanyi beserta komposer, MUA, koreografer dan semua yang terlibat di dalam pembuatan lagu Lathi.
Coba deh... Denger sekali kayanya gak terlalu ngeuh kalau initu lagu bikinan anak Indonesia, karena liriknya dalam Bahasa Inggris. Tapi di tengah-tengah lagu, pas banget diselipin nuansa gendhing Jawa dengan nuansa "dark".Â
Kowe ra iso mlayu saka kesalahan
(Kamu gak bisa lari dari kesalahan)
Ajining diri ana ing lathi
(Harga diri seseorang ada pada lisannya)
Sejujurnya, aku penikmat lagu-lagu zaman sekarang yang "ramai" dengan beraneka suara atau disebutnya EDM (Electronic Dance Music). Bahasa orang dulu mah...musik ajeb-ajeb yaa... Kecerdasan generasi kini dalam memadukan nada ini patut diacungi jempol looo...
Tak hanya bermain di nada-nada yang kental dengan suasana kelamnya, Lathi juga menyajikan makna dari liriknya sendiri yang berkesan "dalam". Lagunya cukup easy-listening.Â
Sara Fajira sendiri yang menyanyikannya sempat merasa ada "beban" kerena kedalaman makna lirik lagu Lathi yang bercerita mengenai kehidupan seseorang yang berubah ketika mulai menjalani sebuah hubungan yang tidak sehat (toxic relationship).
Everything has changed
It all happened for a reason
Down from the first stage
It isn't something we fought for
Never wanted this kind of pain
Turned myself so cold and heartless
but one thing you should know...
Apa Makna Lathi?
Dalam bahasa Jawa, makna Lathi secara bahasa adalah lidah. Namun yang dimaksud secara keseluruhan dalam lagu ini, makna Lathi menjadi sebuah perkataan/lisan.
Pesan yang Ingin Disampaikan Lathi
Melalui lagu berdurasi 3 menit ini, penulis ingin menyampaikan pesan kepada seluruh anak muda dan semua pendengarnya bahwa setiap perbuatan tentu mengandung konsekuensi. Tak terkecuali perkataan. Apapun yang dilakukan tanpa berpikir akan konsekuensi, maka akan menanggung akibat dari setiap perbuatan.
Jadi sebelum take action, coba berpikir panjang dulu segala keputusan yang diambil. Demi siapa, untuk apa dan apa dampaknya. Bila memang dampaknya buruk dan menyakiti banyak pihak, tentu ada baiknya untuk tidak dilakukan dan mengambil keputusan lain yang lebih bijak.
Pushing through the countless pain
and all i know that this love's a bless and curse
Begitupun ketika kita jatuh cinta.
Cinta memang tak kenal waktu dan ruang. Bisa datang kapan saja dan di mana saja. Tapi yang pasti ada satu hal yang bisa kita kontrol, yaitu lingkaran pertemanan. Kalau lingkaran pertemanan kita anak yang pintar, maka akan malu sekali bila kita tidak pintar juga. Minimal, jadi ikutan rajin.Â
Terakhir yang paling dapet banget adalah selalu jaga lisan kita.
Bagaimanapun, apapun yang keluar dari diri kita adalah cerminan bagaimana diri kita yang sebenarnya. Baju, tas dan segala asesoris yang menempel pada diri menjadi tak bermakna bila sikap/perilaku kita buruk terhadap orang lain.
If you do what you've always done,
you'll get what you've always gotten.
Kalau kata pepatah Indonesia :
Apa yang ia tanam, itulah yang ia tuai.
Am i right?
with love,
lendyagasshi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H