Bismillah,
Pagi ini, saya mendapatkan wa dari Mama mertua. Beliau meminta tolong untuk dibuatkan ucapan Selamat Idul Fitri yang mengandung doa, bukan hanya sekedar ucapan "Mohon maaf lahir dan batin" semata. Setelah saya bikinkan 3 desain yang bisa Mama Papa pilih, alhamdulillah, Mama-Papa suka. Pilihan terakhir mau dipakai yang mana, saya serahkan sama Papa Mama.
Makna Ucapan Maaf
Di masa pandemi begini, saling berkunjung ke rumah saudara tidak diijinkan. Saling berkumpul bersama tetangga pun, dilarang. Apakah akan semudah itu? Let's we'll try and do our best. Kalau ingin pandemi ini segera berakhir, ayok...sama-sama kita lakukan physical distancing dan jalani semua protokol kebersihan yang sudah diarahkan pemerintah.
Makna ucapan maaf di hari nan fitri bisa jadi hanya formalitas biasa, karena sesungguhnya, ucapan maaf yang baik adalah segera setelah melakukan kesalahan. Apalagi meminta maaf kepada orangtua dan mertua. Ada masa ketika orangtua menjadi sangat sensitif atas perilaku anaknya sehingga menggoreskan luka. Saat itu juga idealnya kita meminta maaf. Seorang adik kepada kakaknya, seorang istri kepada suami.
Apakah kehidupan ini penuh dengan hierarki?
Tidak juga, hanya meminta maaf lebih baik dilakukan oleh yang muda kepada yang tua atau yang lebih dihormati. Bagaimana bila yang tua bersalah? Ya, jangan malu untuk meminta maaf juga. Karena sesungguhnya maaf itu tidak hanya diucapkan oleh lisan, tapi juga dibuktikan melalui perbuatan, dengan cara tidak mengulanginya lagi. Itulah makna maaf yang sesungguhnya.
"Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."Â
(QS. Asy-Syura : 43)
Manfaat saling memaafkan :
- Hati menjadi tenang
- Terlepas dari beban dan penyakit hati
- Menghilangkan salah satu penyebab stres
- Kondisi kesehatan tubuh menjadi lebih baik
Pernah dengar gak..kalau orang yang memiliki beban (atas kemarahan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya) bisa menimbulkan sakit fisik, salah satunya gerd?
Nah...gejala-gejala inilah yang mesti dihindari karena sebenarnya itu efek psikosomatik.
Cara yang paling mudah adalah dengan memaafkan kesalahan yang orang lain pernah perbuat dan mulai memperbanyak istighfar, mendekatkan diri kepada Allaah, sang pemilik hati manusia.
Â
Coba renungkan kisah teladan dari Rosululloh :
"Ada seorang Arab Badui kencing di masjid. Orang-orang kemudian marah ingin memukulnya, Rasulullah  ketika itu malah mengatakan, 'Biarkan dia. Siramkan saja pada kencingnya seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk dipermudah, bukan untuk mempersulit." Â
(HR. Bukhari, no. 220, 6128)
Bagaimana?
Apakah sahabat K termasuk yang meminta maaf menunggu Hari Lebaran tiba?
atau segera setelah melakukan kesalahan?
Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.
with love,
lendyagasshi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H