Banyak kesan mendalam yang saya dapatkan selama berinteraksi dengan bapak. Begitu pula pesan-pesan moral yang walaupun tidak pernah terucap, bapak selalu menanamkan kepada anak-anaknya. Menjaga sholat fardhu di masjid adalah nilai utama yang saya dapatkan dari bapak.Â
Saat bolak-balik di rumah sakit, bapak sempat koma beberapa hari. Setelah sadar, kondisi bapak sudah berbeda dengan sebelumnya. Mungkin ada sedikit memori yang tidak sempurna lagi. Namun, saat adzan, bapak bergegas mengambi wudhu dan sholat di musholla terdekat layaknya yang beliau lakukan setiap hari.
Kemudian, nilai-nilai silaturrahim menjaga hubungan baik keluarga baik sekandung maupun keluarga besar harus terus terpelihara. Kami -- anak-anak bapak -- Â terjemahkan itu dengan melanjutkan silaturrahim bapak dengan keluarga besar. Saat Lebaran atau momen-momen lainnya, selalu kami usahakan untuk hadir di tengah-tengah keluarga besar.Â
Tak kalah pentingnya adalah nilai-nilai pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Dengan pekerjaan sebagai buruh pabrik yang harus menghidupi sembilan anak, bapak berhasi menyekolahkan anak-anaknya dengan baik. Kata istri, bapak tidak pernah menolak atau marah-marah ketika diminta uang untuk keperluan sekolah atau kuliah. Jika belum ada uang, bapak menjawab "iya nanti". Mungkin tidak saat itu diberikan. Namun, alhamdulillah, selalu ada saja jalan rezeki untuk bapak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H