Dalam pembiayaan operasional sehari-hari, untuk bayar listrik dibantu abang saya yang tingkat ekonominya saya golongkan sebagai orang kaya dan ibu juga masih bantu karena ada usaha kecil-kecilan. Hanya itu. Sisanya dibebankan ke saya. Belum cukup, ada lagi pengeluaran lainnya.Â
Alhamdulillah, di usia 38 tahun pas tahun 2020, saya bisa mencicil rumah subsidi ukuran paling kecil yang jaraknya 45 km dari rumah orang tua yang saya tempati ini. Berarti sekarang sudah tahun ke-4 mencicil dari angsuran 15 tahun.Â
Kembali ke pertanyaan tadi, apakah cukup kerja ke sana-sini untuk membiayai ini itu? Jawabannya tergantung jawaban di saldo bank. Karena saya membatasi diri untuk melihat saldo, entah kadang atau sering, ada jawaban begini di mesin ATM atau mobile banking: "saldo tidak cukup". Nah, jika ada jawaban begini sebelum gajian, jawabannya bisa disimpulkan sendiri. Lalu bagaimana solusinya? Alhamdulillah, ada BUMN yang bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah. Jika tidak ke sana, alhamdulillah punya teman-teman baik dan memahami kondisi saya.
Lalu, bagaimana  nanti saat kebutuhan tentunya bertambah, apalagi anak pertama kami dua tahun lagi harus kuliah? Gampangnya, apakah saya bisa meningkat dari posisi sekarang?Â
Gampangnya lagi, misalnya, apakah saya bisa beli mobil? Pertanyaan-pertanyaan tadi tentu wajar ditanyakan dan tentu saja ada dalam pikiran saya. Namun, alhamdulillah, di HP ada youtube.Â
Tinggal putar ceramah ustadz-ustadz yang mengajarkan tentang syukur sabar, merasa cukup, ikhtiar, ikhlas, bersedekah, tawakkal, dan nasihat-nasihat kebaikan lainnya.Â
Berada di titik ini sudah  merupakan pencapaian sensasional buat saya. Semua pencapaian harus disyukuri. Bersyukur tentu tidak diartikan sebagai tindakan pasif. Selain bersyukur, ada ikhtiar yang harus dimaksimalkan dengan tawakkal sebagai muaranya. Yang utama semoga kami diberikan kesehatan lahir batin. Pernah saya mendengar lelucon, jika ada orang barat sudah bisa main ke bulan, kita lebih hebat karena bisa bertahan dari bulan ke bulan. Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H