Mohon tunggu...
Nalendra Satyatama
Nalendra Satyatama Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Menyelami hikmah dalam semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengisi Liburan di Kota Semarang

28 Desember 2023   15:55 Diperbarui: 28 Desember 2023   15:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarak dari Stasiun Poncol ke Ungaran cukup jauh. Kami berkesempatan melihat-lihat Kota Semarang sepanjang perjalanan. Gedung-gedung bertingkat, lalu lintas yang cukup ramai, dan wara-wiri bus Trans Semarang dan Trans Jateng sekilas tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Perbedaan yang mencolok tentu saat kami ke Semarang atas. Suasana sejuk dan suguhan pemandangan ke bawah cukup memanjakan mata. Suasana inilah yang saya rasakan waktu kecil saat menginap di rumah kerabat di daerah Banyumanik. Ada satu pemandangan yang menarik perhatian kami saat melewati Jalan Diponegoro, yaitu bangunan bekas hotel. Posisinya persis di lereng bukit menghadap ke jalan. 

Tibalah kami di Ungaran, rumah Pak De. Suasananya sejuk. Gunung Ungaran terlihat dari jalanan komplek rumah Pak De. Kami disambut hangat dan ditunjukkan kamar-kamar yang bisa kami tempati. Setelah selesai menaruh barang, kami menunaikan sholat Maghrib di rumah.

Setelah shalat Maghrib dan makan malam, saya menanyakan posisi masjid di komplek rumah Pak De. Jaraknya tidak terlalu jauh. Yang menarik komplek perumahan ini jalannya naik turun. Saya dan anak saya yang laki-laki menunaikan sholat Isya di Masjid Baiturrahman, Sebantengan. Dalam perjalanan ke masjid, suasana di komplek malam itu sangat sepi. Tidak ada orang di jalan, kecuali warga yang menuju ke masjid. Suasana ini berbeda sekali di lingkungan rumah kami di Jakarta yang jam segitu lagi ramai-ramainya. 

Selepas sholat Isya, saya bersama kedua anak saya yang laki-laki berkeliling komplek naik motor. Di luar komplek, ada orang berlalu-lalang walau juga masih tergolong sepi. Sampailah kami di suatu cafe tidak jauh dari gerbang kompek rumah Pak De. Namanya Cerita Asmara Coffee & Eatery. Cafe ini cukup luas dengan hamparan taman di tengahnya. Ada tempat bermain untuk anak-anak dan kolam ikan di mengikuti anak tangga. Kami bertiga makan minum di sana dan anak saya bermain di playground yang disediakan setelah makan. Playground disediakan gratis untuk pengunjung. Sekitar jam 9 malam kami bergegas pulang ke rumah Pak De.

Jam 9 pagi kami sudah harus berangkat ke Kudus karena titik perjalanan kami berada di Kudus. Sebelum berangkat, kami sempatkan berkeliling naik motor pagi-pagi mengelilingi komplek. Udara segar mengiringi perjalanan kami. Gunung Ungaran terlihat jelas dari jalanan. Kami menikmati jalan komplek yang naik turun sambil menghirup udara segar pagi itu.

Perjalanan ke Kudus kami tempuh dengan menyewa mobil taksi daring yang semalam. Dari Ungaran ke  Kudus, kami membayar Rp 400.000 sudah termasuk tol. Mobilnya minibus. Harga ini tidak jauh berbeda dengan yang kami lihat di aplikasi dan harga standar menurut supir taksi daring yang kelak kami temui di Kudus. 

Hari Kamis sore, kami tiba kembali dari Kudus. Kali ini di Semarang kami menginap di hotel di tengah kota. Kereta kami berangkat Jumat jam 3 sore sehingga ada waktu dari Kamis sore sampai Jumat siang untuk bermain di Semarang. Kami check in di hotel jam 13.00. Setelah menaruh barang di hotel dan bersantai sejenak, selepas Ashar, kami berangkat ke Jalan Pandanaran untuk mencari oleh-oleh. 

Ikan bandeng, lumpia, dan wingko menjadi tujuan utama. Dari hotel ke Jalan Pandanaran, kami tempuh dengan berjalan kaki. Sore hari itu Jalan Pandanaran dan sekitarnya sangat ramai. Bisa jadi ini selepas pulang kerja campur dengan wisatawan yang berbelanja di sepanjang jalan itu. Kami membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman di Jakarta, tak lupa untuk saudara di Semarang yang akan kami kunjungi setelah membeli oleh-oleh.

Kami berkunjung ke Bu De saya yang tinggal di tengah Kota Semarang. Dia adalah adik dari Pak De saya yang di Ungaran. Terakhir kami bertemu tahun 2017. Bu De senang sekali menerima kunjungan kami apalagi saya membawa anak istri. Ada kebahagiaan agar anak cucu dapat terus  saling mengenal dan silaturahmi.  Kira-kira ada 30 menit kami berkunjung di sana. 

Waktu sudah menunjukkan mendekati pukul 6 sore dan adzan Maghrib akan berkumandang. Istri dan anak-anak kembali hotel untuk beristirahat dan bersiap-siap kulineran malam. Saya melanjutkan perjalanan naik ojek daring ke Banyumanik untuk mengunjungi sepupu yang sedang sakit. Rumah sepupu saya ini berlokasi di perumahan yang konturnya naik turun. Di seberang rumahnya, ada sungai dan tebing. Terasa sekali udara segar menyeruak ke dalam rumahnya.  

Mendekati jam 8 malam, saya sudah sampai kembali di hotel. Kami bersiap kulineran di Simpang Lima. Tetapi, anak kami yang berusia lima tahun tidur. Jadilah kami hanya kulineran dekat hotel. Tepatnya di Nasi Goreng Babat Pak Karmin Jl Thamrin. Kami berjalan kaki melewati gang ke gang daerah Sekayu. Kami makan di kursi luar sambil menikmati udara malam. Pemilihan tempat ini hasil browsing istri saya. Ketemulah Nasi Goreng Babat Pak Karmin ini sebagai salah satu kuliner yang direkomendasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun