Mohon tunggu...
Lena Sutanti
Lena Sutanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar tentang manusia dan budayanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Mencegah Ekstremisme Kekerasan dengan Menyenangkan bersama K-Hub PCVE Outlook #2

11 Juni 2024   13:36 Diperbarui: 14 Juni 2024   11:46 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anak-anak, negara kita itu punya beragam suku, agama, ras, dan budaya", saya terngiang kalimat yang diucapkan oleh guru saya sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Memang benar kalau Indonesia itu multikultural, namun siswa jarang diberikan pendidikan untuk merawat keberagaman dan pengetahuan tentang peristiwa atau potensi diskriminasi serta ekstremisme kekerasan (merasa kelompok sendiri paling benar, yang lain salah, dan terdapat keinginan menyakiti yang berbeda). Alhasil, kelompok rentan seperti penghayat kepercayaan, masyarakat adat, agama minoritas, dan sebagainya belum mendapatkan kebebasan beragama dan berkeyakinan sepenuhnya. Kita bisa apa?


Belajar Pencegahan Ekstremisme Kekerasan dengan Menyenangkan!
Saya sangat mengapresiasi adanya Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan di Indonesia (K-Hub PCVE Outlook #2). Sebagai gen Z, saya terpukau dengan tampilan dan ilustrasi yang merepresentasikan dan membantu melengkapi tulisan. Ilustrasi pada modul mudah ditangkap karena tidak rumit; kombinasi dan pemilihan warna nyaman dipandang lama oleh mata; mewakili keberagaman usia, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan sebagainya.

Belajar mengenai pencegahan ekstremisme kekerasan tidak menyeramkan dan tabu, namun jadi menyenangkan karena ilustrasi memicu gen Z seperti saya untuk ingin tahu lebih tentang topik pencegahan ekstremisme.

Selain gambar, font merupakan komponen yang sangat penting dan menunjang pemahaman. Font pada modul K-Hub (Knowledge Hub) cukup nyaman untuk dibaca, namun menurut saya ukuran font perlu diperbesar agar modul lebih banyak diakses oleh orang tua dan pembaca pemula.

Siapa Saja Bisa Mencegah Ekstremisme Kekerasan!
Modul pencegahan ekstremisme yang merupakan kolaborasi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), komunitas, dan pemerintah ini ditunjukkan tidak hanya untuk orang dewasa dan pendidik. Kategorisasi modul yang terdiri dari: semua persona, pendidik, pelajar, tokoh agama dan santri, dan umum ini sangat memudahkan pembaca untuk memilih yang sesuai dengan diri mereka. Selain itu, pembaca bisa mengerti perspektif dari masing-masing kategori setelah membaca modul. Semakin banyak membaca dan memahami, jadi makin menghargai.

Perlu Cerita di Sekitar untuk Menggandeng Pembaca dengan Realita
Pada bagian awal modul, perlu pengenalan mengenai 'apa', 'mengapa', dan 'bagaimana' kita berpartisipasi mencegah ekstremisme kekerasan. Selain itu, cerita-cerita mengenai konflik, pascakonflik, kisah keberagaman saat konflik, rekonsiliasi perlu dimasukkan ke dalam modul. Peristiwa Poso, Ambon, Sampit, Geger Pecinan, dan sebagainya perlu dijelaskan dan dianalisis dalam modul ini.

Penyusun modul perlu mengajak kolaborasi ilustrator, pembuat narasi, dan peneliti yang ada di Indonesia. Hal ini diperlukan karena pembaca akan lebih terhubung dengan sekitar ketika membaca edukasi pencegahan ekstremisme kekerasan sehingga penjelasan lebih mudah dipahami.

Ada sedikit catatan, menurut saya penyebutan atau judul modul bisa dibuat lebih eye catching dan memiliki slogan yang gampang diingat. Hal tersebut sangat penting agar proses menyebarkan modul dari mulut ke mulut lebih mudah terima. Bahasa pun memegang peranan penting untuk mengkomunikasikan isi modul, maka bahasa dalam modul perlu dibuat lebih mengalir (mudah dipahami) dan dipraktikkan.

Modul yang Inlusif Perlu Digaungkan!
Modul Pencegahan Ekstremisme K-Hub ini patut menjadi teladan untuk ragam modul lain di Indonesia karena modul ini tidak hanya melirik sudut pandang agama mayoritas, melainkan secara bertahap berkembang menampilkan sudut pandang agama Kristen, Buddha, dan sebagainya.

Saya sangat mendukung modul dengan ragam agama dan kepercayaan agar praktik baik pencegahan ekstremisme kekerasan lebih inklusif karena merangkul dan kerja sama banyak agama dan kepercayaan. Ajaran-ajaran baik pada tiap agama dan kepercayaan perlu diangkat dan terus diingatkan untuk mendukung sikap saling toleransi. Orang dewasa maupun orang muda perlu mengetahui nilai-nilai perdamaian yang diajarkan oleh ragam agama.

Pemberdayaan Masyarakat Perlu Diperhatikan
Menurut saya, modul ini perlu pun perlu dilengkapi dengan ragam-ragam panduan upaya pemberdayaan orang muda dan masyarakat. Orang yang berdaya bisa membuat dan memilih pilihan serta risiko yang akan dialami. Pemberdayaan menjadi hal penting karena ketika orang tersebut berdaya, ia tidak sepenuhnya bergantung kepada orang lain dan fokus meningkatkan kemampuan diri sendiri serta lingkungan.

Praktik Baik dan Kolaborasi Antarkomunitas adalah Koentji
Untuk mengatasi ekstremisme kekerasan, sebuah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) tidak bisa hanya berjalan sendiri tanpa dukungan. Kolaborasi ragam komunitas, masyarakat, dan pemerintah bisa menggandakan kebermanfaatan, penyaluran informasi, keterbukaan, mendorong improvisasi, kritik yang membangun, keterwakilan, dan kepercayaan dari masyarakat.

Penyantuman tim penyusun, seperti peneliti, outlook, program, dan teknologi yang sudah dilakukan oleh K-Hub bisa menambah kredibilitas dan apresiasi kepada tim penyusun. Kepercayaan dari masyarakat juga bisa ditambah dengan penyantuman latar belakang masing-masing penyusun. Selain itu, penting untuk memasukkan sudut pandang para antropolog dalam modul untuk menambah perspektif mengenai konflik, budaya, masyarakat, dan sebagainya. Selain itu, muatan mengenai budaya dan warisan budaya takbenda perlu dimasukkan ke dalam modul, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai upaya bina damai yang berbudaya dan mengakar.

Timbal Balik Membuat Kita Lebih Hidup dan Tak Berhenti Belajar
Fitur 'Papan Interaksi' yang terdiri dari rekomendasi modul dan testimoni menurut saya merupakan sebuah bentuk kerendah hatian untuk membuka kesempatan kritik, pendapat, dan pesan seluas-luasnya dan ini perlu terus dilakukan.

Timbal balik yang diberikan oleh pembaca sangat berguna agar tim mampu mengembangkan modul menjadi lebih mudah diterima, lebih relevan, dan mendalam. Timbal balik juga menghidupkan karena baik pembaca maupun tim penyusun bisa merasa diterima dan diapresiasi setiap sudut pandangnya yang sama-sama bertujuan mencegah ekstremisme kekerasan.

Permainan, Kuis, dan Mengoptimalkan Promosi Modul di Sosial Media
Modul yang disusun berdasarkan riset dan kontekstualisasi di sekitar untuk mencegah ekstremisme kekerasan ini perlu diketahui oleh lebih banyak orang dan menjangkau beragam kalangan agar dampaknya lebih luas. Sosial media dan menggandeng pegiat sosial media sangat baik digunakan untuk mempromosikan modul dan menyuarakan betapa pentingnya pencegahan ekstremisme kekerasan untuk beragam kalangan. Permainan dan kuis perlu dilakukan di sosial media untuk mendukung edukasi serta menyebarkan modul.

Semoga dengan adanya modul pencegahan ekstremisme yang disusun dengan kolaborasi, disebarluaskan, ajarannya dipahami, terus direproduksi, dan menjadi teladan berperilaku memanusiakan manusia. Edukasi, hubungan, dan diskusi yang bermakna bisa mencegah ekstremisme kekerasan.

Yuk, sama-sama usahakan pendidikan perdamaian untuk cegah ekstremisme kekerasan dengan menyimak modul ini bersama kawan, orang tua, guru maupun tetanggamu di sini https://outlook.khub.id/id/ensiklopediamodulpve

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun