Aku berjalan menuju sebuah desa,
Ya..desa yang cukup jauh dari kebisingan kotaÂ
desa kelahiranku yang  terpencil namun sejuk dan hening
di bukit yang penuh keteduhanÂ
bukit yang selalu menyimpan rinduÂ
kami datang mengunjungimuÂ
hendak memoles pusaramu yang sudah mulai usang.
Wahai engkau panutan kami  yang telah lama pergi.
Aku datang namun tak kudapati lagi sosokmuÂ
hanya bayangan senyummu yang melintas di pikiran
senyum kehangatan selalu terpatri di sanubariÂ
Di bukit ini, bukit yang menyimpan rindu
hanya bisa menjadi saksi bisu kedatangankuÂ
dan kini aku harus beranjak lagiÂ
menjalani hidup yang masih tersisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H