Mohon tunggu...
Spenser Lemaich MA
Spenser Lemaich MA Mohon Tunggu... Guru - membuat profil sebagai tugas kuliah

Guru bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Novel "Kembali ke Desa" Sebagai Bahan Ajar Integrasi Pendidikan Filsafat Bahasa dengan Mata Pelajaran Sastra di Kurikulum IB Program Tingkat Atas

7 Agustus 2022   10:13 Diperbarui: 7 Agustus 2022   10:20 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMANFAATAN NOVEL “KEMBALI KE DESA” KARYA TRI BUDHI SASTRIO SEBAGAI BAHAN AJAR INTEGRASI PENDIDIKAN FILSAFAT BAHASA DENGAN MATA PELAJARAN SASTRA DI KURIKULUM INTERNATIONAL BACCALAUREATE (IB) PROGRAM TINGKAT ATAS (PTA)

 

Spenser Edward Lemaich

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP

Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Email: selemaich@gmail.com

ABSTRACT

 

This study examines the novel Kembali ke Desa by Tri Budhi Sastrio as an example of a novel that could be used as teaching material to integrate the International Baccalaureate Indonesian as a first language curriculum with the International Baccalaureate Theory of Knowledge curriculum, as understood through key topics in the field of philosophy of language. The study itself will be a combination descriptive qualitative study and library study, examining the intersection between (1) IB first Language courses, (2) IB TOK course goals in relation to the optional theme of “Knowledge and Language”, as understood through the lens of philosophy of language topics, and (3) an examination of how these themes could be explored through the reading of the novel, Kembali ke Desa by Tri Budhi Sastrio. The philosophy of language topics which were examined in this study were: (1) communication: language and thought; (2) social interaction and language; (3) truth; (4) translation and interpretation; (5) creativity. The study concluded that TOK course goals can be adequately linked to Indonesian language course goals through the reading of a novel like this one and that the study of literature is uniquely suited for exploring philosophy of language topics.

Keywords: philosophy of language; International Baccalaureate Diploma Program; language and thought; literature education; creativity

ABSTRAK

 

Penelitian ini mengkaji novel Kembali ke Desa karya Tri Budhi Sastrio sebagai contoh novel yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber bahan ajar untuk memudahkan proses pengintegrasian kurikulum International Baccalaureate Bahasa dan Sastra Indonesia dengan kurikulum International Baccalaureate Theory of Knowledge (Teori Pengetahuan) melalui topik-topik penting di bidang filsafat bahasa. Penelitian ini menggabungkan metode deskriptif kuantitatif dengan metode pustaka dan simak, dengan menyelidiki hubungan antara (1) silabus IB bahasa pertama, (2) silabus IB TOK khususnya terkait dengan tema pilihan ‘Pengetahuan dan Bahasa’, sebagaimana dapat dipahami melalui topik-topik filsafat bahasa, dan (3) bagaimana tema-tema ini dapat dikemukakan melalui novel, Kembali ke Desa karya Tri Budhi Sastrio. Topik-topik filsafat bahasa yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) komunikasi: bahasa dan pikiran; (2) interaksi sosial dan bahasa; (3) kebenaran; (4) terjemahan; (5) kreativitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tujuan kurikulum IB TOK dapat dikaitkan dengan tujuan kurikulum IB Bahasa Indonesia melalui penggunaan novel sebagai media bahan ajar seperti ini, dan karya sastra merupakan cara yang sangat cocok untuk memahami topik-topik filsafat bahasa.  

Kata kunci: filsafat bahasa; International Baccalaureate Diploma Program; bahasa dan pikiran; pendidikan sastra; kreativitas

PENDAHULUAN

International Baccalaureate (IB) adalah kurikulum internasional kompetitif, berasal dari Jenewa, Swiss tahun 1968, yang telah mendunia dan sekarang ada di 157 negara di 3,421 sekolah (IBO, 2022, Key facts), dan 64 sekolah yang sedang beroperasi di Indonesia sekarang. Tujuan utama dari International Baccalaureate Diploma Program (IBDP), yang disebut dalam bahasa Indonesia sebagai Program Tingkat Atas (PTA) adalah “menciptakan dunia yang lebih baik melalui pendidikan” (IBO, 2019, Apakah: 1), melalui “jalur pendidikan internasional untuk siswa berusia 16 tahun hingga 19 tahun” (2019: 1) yang membuka kesempatan di lebih dari 3,300 perguruan tinggi di seluruh dunia (IBO, 2022, Pathway). Program Tingkat Atas meliputi profil pemelajar yang mementingkan keaktifan siswa dengan berbagai atribut, yakni: (1) pelaku inkuiri; (2) berpengetahuan; (3) pemikir; (4) komunikator; (5) berprinsip; (6) berpikiran terbuka; (7) kepedulian; (8) pengambil risiko; (9) berimbang; (10) reflektif (2019: 3-4) dengan tujuan akhir pembelajaran bahwa siswa mampu meningkatkan (a) keterampilan berpikir, (b) keterampilan meneliti, (c) keterampilan komunikasi, (d) keterampilan sosial, dan (e) keterampilan mengelola diri sendiri (2019: 8).

Kurikulum Program Tingkat Atas terdiri dari tiga bagian ‘inti’ dan enam kelompok mata pelajaran (2019: 5). Salah satu dari ketiga bagian inti adalah mata pelajaran Theory of Knowledge (atau Teori Pengetahuan, disingkatkan di artikel ini sebagai TOK), yang mewajibkan siswa menjadi pemikir kritis dan menjawab berbagai macam pertanyaan terkait filsafat epistemologi (IBO, 2019, Language A: Language and Literature Guide: 3). Setiap kelompok mata pelajaran lain, termasuk matematika, sains, bahasa pertama dan bahasa asing, ilmu pengetahuan sosial dan seni, harus dikaitkan dengan mata pelajaran inti TOK sehingga siswa yang lulus dari IB Program Tingkat Atas harus mampu “eksplorasi pertanyaan mendasar tentang bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui” (2019: 5). Setiap silabus dalam PTA, termasuk Bahasa dan Sastra Indonesia harus dikaitkan dengan mata pelajaran inti TOK, supaya siswa memahami perbedaan antara berbagai macam tipe pengetahuan di dunia yang mempunyai ciri-ciri yang unik masing-masing.

Dalam kurikulum IB PTA, setiap sekolah boleh memilih antara tiga silabus pembelajaran bahasa pertama, yaitu (1) Bahasa A: Sastra; (2) Bahasa A: Bahasa dan Sastra; atau (3) Bahasa dan Seni Drama (IBO, 2019, Language A: 7). 

Namun setiap pilihan masih mewajibkan siswa memahami dan mengeksplorasi kaitan antara mata pelajaran bahasa dan sastra dengan mata pelajaran inti teori pengetahuan (TOK). Beberapa isu terkait dengan pembelajaran bahasa dan sastra dalam kurikulum IB PTA adalah pembaca, penulis, teks (2019: 22) dan konteks (2019: 23). 

Walaupun setiap silabus Bahasa A menggambarkan bagaimana mata pelajaran sastra harus dikaitkan dengan TOK, supaya siswa dapat memahami bahwa bahasa dan sastra pun hanya merupakan sebuah cermin tentang realitas dan bukan realitas itu sendiri (2019: 8), pengajar kelas IB sastra seringkali mengalami kesulitan dengan memahami bagaimana cara mengintegrasikan mata pelajaran bahasa dan sastra dengan mata pelajaran teori pengetahuan. 

Sampai saat ini pengajar bahasa dan sastra masih membutuhkan bimbingan untuk lebih memahami unsur-unsur filsafat dalam mata pelajaran Teori Bahasa (TOK) dan bagaimana cara mengemukakan unsur-unsur tersebut dalam kelas bahasa dan sastra. 

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat lebih seksama tentang unsur-unsur filsafat bahasa mana yang terkandung dalam silabus TOK, dan apabila topik-topik tersebut dapat dikemukakan melalui pembacaan karya sastra di kelas bahasa dan sastra.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan metode pustaka dan simak. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka dan metode simak. 

Data yang diambil dari sumber data pertama merupakan kutipan dari dokumen-dokumen resmi International Baccalaureate Organization, diambil dari situs web IBO langsung, termasuk silabus Language A: Language and Literature, silabus Language A: Literature dan silabus Theory of Knowledge. Sumber kedua adalah sumber pustaka filsafat bahasa dan pendidikan bahasa.

Sembuer ketiga adalah novel Kembali ke Desa karya Tri Budhi Sastrio sebagai bahan penelitian, dicetak pertama kali pada tahun 2018 oleh CV Jejak, dengan 188 halaman. 

Data yang digali dari sumber novel, atau sumber data yang ketiga, berbentuk frasa, ungkapan, kalimat, dan paragraf terkait cabang-cabang dan topik-topik filsafat bahasa.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

(1) Mempelajari silabus dan kurikulum International Baccalaureate, baik bahasa Indonesia maupun Theory of Knowledge. 

(2) Mengidentifikasi data yang terkandung dalam novel tersebut yang berkaitan dengan tema kejujuran dan nilai-nilai karakter Mochtar Lubis sendiri

(3) Membaca keseluruhan novel Kembali ke Desa dengan saksama

(4) Mengelompokkan data novel berdasarkan topik-topik filsafat bahasa berikut: (1) komunikasi: bahasa dan pikiran; (2) bahasa dan interaksi sosial; (3) kebenaran; (4) terjemahan bahasa; (5) kreativitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

  • Topik-topik Filsafat Bahasa dari Silabus IB Program Tingkat Atas

Di silabus Bahasa A: Bahasa dan Sastra terdapat beberapa pertanyaan terkait TOK dan pengetahuan tentang pembaca, penulis dan teks, seperti pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apa perbedaannya antara pengetahuan yang kita dapat memperoleh melalui bahasa dan sastra dengan pengetahuan yang kita dapat memperoleh melalui bidang atau mata pelajaran lain? (2) Apakah pelajaran bahasa dan sastra dapat dianggap sebagai sebuah sains? (3) Adakah interpretasi sastra yang lebih baik daripada interpretasi lain? Apabila jawabannya ‘ya’, bagaimana cara membedakan antara beberapa interpretasi? (IBO, 2019, Language A: Language and Literature: 24).

Mengenai konteks sebuah teks atau novel, ada pertanyaan: (1) Apa saja yang hilang ketika sebuah karya sastra diterjemahkan dari bahasa aslinya kepada bahasa asing? (2) Ketika pembaca memiliki wawasan dunia yang berbeda dengan penulis karya sastra, apakah perbedaan tersebut menjadi sebuah halangan untuk memahami maksud dan nilai yang terkandung di dalamnya? (IBO, 2019, Language A: Language and Literature: 25). Dari silabus Bahasa A: Sastra, ada pertanyaan tambahan yaitu (3) Apa saja yang dapat kita belajar melalui sastra? Apa guna atau tujuan dari sastra?

Sebelum membahas topik-topik filsafat bahasa yang dapat dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, harus ditentukan unsur-unsur apa saja yang ada dalam silabus teori pengetahuan (TOK) mengenai bahasa. Secara umum di mata pelajaran TOK, setiap topik dikaji menurut empat bagian: (1) skop, (2) pandangan, (3) metode dan alat, dan (4) etika, dan tema “Pengetahuan dan Bahasa” juga menggunakan kajian tersebut. Antara lain, berikut adalah beberapa pertanyaan dari setiap bagian yang memiliki unsur filsafat bahasa: (1) dari unsur skop: (a) Dapatkah kita berpikir tanpa menggunakan bahasa? (b) Sejauh mana bahasa memampukan kita membukakan pengalami pribadi kepada orang lain? (2) Dari unsur pandangan: (a) Pengetahuan apa yang akan hilang jika seluruh dunia memiliki / menggunakan hanya satu bahasa? (3) Dari unsur metode dan alat: (a) Bagaimana bahasa dapat digunakan untuk memengaruhi, meyakinkan atau manipulasi emosi manusia? (b) Sejauh mana nama dan kategori yang kita menggunakan membantu atau menghalangi penerimaan pengetahuan orang? (4) Dari unsur etika: (a) Bagaimana kita dapat menentukan apabila bahasa digunakan untuk memengaruhi atau manipulasi kita? (IBO, 2019, TOK: 19).

Filsafat bahasa adalah sebuah bidang yang mencakup sangat banyak cabang, topik dan pandangan yang berbeda, bahkan kadang-kadang meliputi definisi istilah yang bertentangan. Namun, topik-topik yang dibahas di sini adalah topik yang dapat dikaitkan dengan tujuan kurikulum IB TOK. Pertama, Jamil (2019: 111) menyebut delapan fungsi bahasa, termasuk (1) alat berkomunikasi (menyampaikan maksud), (2) alat penyampai rasa santun, (3) penyampai rasa keakraban dan hormat, dan (4) cermin peradaban bangsa. Fungsi-fungsi seperti inilah dapat dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari TOK seperti 1a dan 1b.

Setelah menguraikan unsur-unsur silabus di atas, penelitian ini memilih lima bagian dari filsafat bahasa untuk membantu siswa IB PTA menjawab pertanyaan-pertanyaan teori pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

  • Komunikasi: bahasa dan pikiran. Menurut Gottlob Frege, pikiran manusia menggunakan bahasa dan pikiran itu apa yang dapat digunakan untuk mengucapkan sesuatu (Devitt & Hanley, 2006: 77-78). Topik ini dapat dikaitkan dengan pertanyaan TOK 1a dan 1b.
  • Bahasa dan interaksi sosial. Konsep terutama di sini adalah politeness atau kesopanan, di mana manusia berusaha diterima dengan baik oleh orang lain, atau pada saat tertentu, menjauh daripada orang lain (Chapman & Routledge, 2009: 158). Topik ini dapat dikaitkan dengan pertanyaan 3a dan 4a dari pertanyaan TOK.
  • Kebenaran. Menurut Gottlob Frege, setiap kalimat deklaratif memiliki sifat benar atau salah (Chapman & Routledge, 2009: 244) dan dapat dikaitkan dengan pertanyaan 3b dan 4a.
  • Terjemahan bahasa, yang seringkali dikaitkan dengan teori Sapir-Whorf, di mana keterbatasan bahasa tertentu menjadi keterbatasan pemahaman dan dunia penutur asli bahasa tersebut (Chapman & Routledge, 2009: 116). Topik ini dapat dikaitkan dengan pertanyaan dari silabus sastra mengenai terjemahan, dan pertanyaan 2a dari pertanyaan TOK.
  • Kreativitas, yang didefinisikan oleh Chapman dan Routledge sebagai kemampuan manusia untuk menciptakan kalimat baru yang tidak pernah diungkapkan sebelumnya oleh manusia lain tetapi dapat dipahami dengan jelas oleh penutur bahasa tersebut (2009: 44). Topik ini dapat dikaitkan dengan pertanyaan apa saja yang dapat kita belajar melalui sastra – karena sastra merupakan contoh kreativitas manusia dengan penggunaan bahasa.
  • Kajian Kembali ke Desa sebagai contoh IB teks interdisiciplinary

Novel Kembali ke Desa menceritakan seorang gadis desa bernama Putu Larasati, yang menikah pada usia remaja kepada seorang perwira Belanda pada zaman penjajahan Belanda sebelum kemerdekaan Indonesia. Ketika suaminya Putu Larasati meninggal dunia beberapa tahun setelah pernikahannya, Putu dihadapi dengan tantangan yang besar, yaitu bagaimana cara melanjutkan kehidupannya sebagai seorang janda muda. Komandan tangsi Belanda di mana suaminya bertugas sebelum meninggal, bernama Mayor Hoffman, berusaha merayu Putu dan berharap Putu akan jatuh cinta dengan dia. Novel Kembali ke Desa menunjukkan bagaimana Putu Larasati dapat tetap bertahan melawan keinginan Mayor Hoffman, seorang egois yang penuh kebencian.

Berikut adalah kutipan-kutipan novel Kembali ke Desa yang dapat digunakan dan dibahas di kelas bahasa ketika pengajar mata pelajaran Sastra Indonesia mau mengajak para siswa untuk merenungkan topik-topik filsafat bahasa:

  • Komunikasi: bahasa dan pikiran

Bab 1, mulai halaman 8 sampai halaman 86 berpusat kepada sebuah percakapan antara Putu Larasati dengan Mayor Hoffman. Latar belakang mereka diceritakan dan para pembaca novel mulai memahami hubungan dekat yang telah dialami oleh Putu dengan suaminya sebelum dia meninggal dunia. Namun selama bab pertama ini seringkali para pembaca dapat membedakan antara bahasa Putu Larasati dan Mayor Hoffman dan pikiran Putu Larasati dan Mayor Hoffman.

Contohnya pada halaman 34: “ ‘Benar tidak kataku? Engkau memang mencari-cari alasan sampai-sampai mengungkit soal anak segala, bukan?’ tanya Mayor Hoffman sambal tetap tertawa. Tidak ada gunanya mecari-cari alasan di hadapanku anak manis. Aku ini seorang Mayor Kavaleri.” Para pembaca dapat merenungkan perbedaan antara pikiran manusia dengan perkataan manusia.

Pada halaman berikutnya, pikiran dan bahasa Putu Larasati muncul:

“Saya tidak mencari-cari alasan, Tuhan!” kata Putu Larasati setelah tawa Mayor Hoffman berhenti dan cuma tertinggal senyumnya. “Soal saya tidak mempunyai anak adalah benar-benar alasan, meskipun alasan itu cumalah salah satu dari banyak alasan yang menyebabakan saya memutuskan untuk pergi dari sini.” Alasan lain, yang jumlahnya cukup banyak itu, sama pentingnya dengan alasan yang ini, Mayor!                            (2018: 35)

Interaksi tersebut berlanjut selama Putu berada di ruang kantor Mayor Hoffman dengan puluhan contoh lain seperti kedua di sini.

  • Bahasa dan interaksi sosial
  • Penggunaan bahasa untuk mengatur dan menjaga hubungan sosial dapat dilihat dari awal novel sampai akhir novel dalam penggunaan kata Putu kepada Mayor, misalnya pada halaman 52, “Mari masuk, Tuan! […] Tuan ingin duduk di dalam atau di beranda saja?” ketika Mayor mengikuti Putu ke rumahnya yang di tangsi. Putu tidak mau diikuti ke rumahnya, namun dia tetap menjaga kesopanan dan melakukan apa yang dianggap baik di mata orang sebagai ‘nyonya rumah’. Kesopanan dapat dilihat dalam interaksi bujang tua dengan Mayor (2018: 52) atau prajurit dengan Mayor (2018: 50) atau Wakil kepala desa dengan Kepala Desa (2018: 168). Interaksi ini semua dapat direnungkan sebagai contoh pengguaan bahasa untuk tujuan tertentu, yaitu penjagaan hubungan.

  • Kebenaran

Namun pada akhir cerita Kembali ke Desa, Putu Larasati menjadi semakin kuat dan percaya diri sehingga dia tidak perlu tertindas lagi dan dia merasa bebas dari kekuatan Mayor Hoffman. Pada akhir cerita, Putu menghadapi Kepala Desa dan wakilnya, tetapi dia tahu bahwa dia sendiri tidak bersalah. Ketika wakil kepala desa mau mengambil rumahnya, Putu menjawab, “Kau ambil sendiri kalau berani! […] Tetapi sebelum kau bisa masuk ke rumahku, kau harus melewati aku dulu!” (2018: 164) Pada halaman berikutnya, wakil kepala desa tahu bahwa “kata-kata Putu Larasati semuanya benar” (2018: 165).  

  • Terjemahan bahasa

Karena Putu Larasati menikah dengan seorang Belanda, Kapten Robert van Eyk, mereka berdua berusaha belajar bahasa asing. Pada halaman 28, Putu berkomentar: “Aksen Belandamu memang menggelikan bagi telinga orang Indonesia, tetapi aku juga bangga karena engkau lebih dulu hafal syair dan lirik lagu ini dibandingkan dengan aku. Engkau heat, suamiku!” Mereka berdua belajar dua bahasa dan bertukar ilmu dan pendapat dari dua budaya. “Kapten Robert van Eyk juga senang menceritakan hal-hal yang selama ini melintas di mimpinya pun sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh Putu Larasati” (2018: 24). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu dari Belanda yang tidak pernah dipahami oleh Putu dapat dia terima karena proses terjemahan, dan budaya Indonesia yang tidak pernah dipahami oleh Kapten van Eyk dapat dia terima karena terjemahan. Contoh-contoh seperti ini dapat menjadi permulaan diskusi bagi siswa mata pelajaran sastra dan teori pengetahuan mengenai proses, keunggulan dan keterbatasan terjemahan.

  • Kreativitas

Dalam Kembali ke Desa, tokoh Putu Larasati sendiri menjadi seorang penulis, dan para pembaca dapat membaca cerpennya dia mulai halaman 93-102 dan 140-153. Namun sesuai dengan alur cerita Kembali ke Desa dapat dipahami bahwa kepentingan kedua cerpen ini bagi Putu Larasati bukan hanya sebagai sebuah hobi atau kesibukan saja, melainkan kedua cerpen ini menjadi sebuah cermin di mana dia menemukan kekuatan moral untuk menjalani kehidupannya yang susah.

Cerpen yang pertama berjudul “Karena Rengganis Tidak Menangis” (2018: 93) dan ketika Putu membaca ulang cerpen ini, dia sendiri menjadi lebih kuat sehingga tidak harus menangis di depan orang lain tentang keadaanya sendiri. Cerpen yang kedua berjudul “Soerti, Gadis Pejoeang” (2018: 140) dan kita Putu membaca ulang cerpen ini, dia menjadi sadar bahwa dia sendiri mampu melalui kejahatan, walaupun dengan cara yang lembut dan tidak kasar. Ketika wakil kepala desa mau dating dan mengambil rumahnya, Putu langsung bertanya kepadanya, “Ada apa engkau menyusulku?” dan “Perintah apa? Mengambil surat-surat rumah dan sawah orang tuaku?” (2018: 164). Pada awal cerita, Putu tidak berani melawan atau berkata yang tidak sopan kepada Mayor Hoffman atau siapapun. Namun antara halaman 160-180 dilihat bahwa Putu menjadi semakin berani dan semakin kuat dalam sifatnya untuk melakukan apa yang baik – dan kekuatan moral inilah yang dia dapat dari cerpen Soerti Gadis Pejoeang. Melalui novel Kembali ke Desa, siswa dapat menentukan salah satu tujuan dari sastra sendiri – untuk mendidik dan menguatkan karakter dan moral manusia melalui cerita, sama seperti apa yang dialami oleh Putu Larasati sendiri dalam novel ini.

SIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tujuan kurikulum IB Teori Pengetahuan tentang pendidikan topik-topik filsafat bahasa dapat dikaitkan dengan tujuan kurikulum mata pelajaran IB Bahasa dan Sastra Indonesia melalui penggunaan novel sebagai media bahan ajar, seperti yang telah ditunjukkan dengan contoh-contoh dari novel Kembali ke Desa. Karya sastra, bahan ajar yang diwajibkan oleh silabus Bahasa dan Sastra, merupakan bahan ajar yang sangat cocok untuk mengeksplorasi topik-topik filsafat bahasa dari Teori Pengetahuan, seperti komunikasi, interaksi, kebenaran, terjemahan dan kreativitas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi arahan bagi para pendidik IB Program Tingkat Atas untuk mengintegrasikan tujuan akademik kedua mata pelajaran IB dengan lebih baik dan dengan lebih semangat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. (2014). Filsafat bahasa dan pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Amaliyah, N. (2017). Implementasi pendekatan transdisciplinary dan model inquiry dalam pembelajaran social studies berbasis International Baccalaureate (Studi kasus di kelas IV Bandung Independent School). Modeling: Jurnal Program Studi PGMI (4)1, 39-50. http://www.jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/modeling/article/view/101

Chapman, S. & Routledge, C. (2009). Key ideas in linguistics and the philosophy of language. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Devitt, M. & Hanley, R. (Eds.) (2006). The Blackwell guide to the philosophy of language. Malden, MA: Blackwell Publishing Ltd.

Hale, B. & Wright, C. (Eds.) (1998). A companion to the philosophy of language. Oxford, UK: Blackwell Publishers.

Hamid, H. & Mulyati, Y. (2021). Pengembangan model bahan ajar International Baccalaureate (IB) unit interteksualitas untuk program diploma sekolah satuan pendidiakan kerja sama (SPK). Seminar Internasional Riksa Bahasa 332-340. Retrieved from http://proceedings.upi.edu/index.‌php‌/riksabahasa/article/view/1365  

International Baccalaureate Organization. (2019). Apakah Pendidikan IB itu? (versi bahasa Indonesia dari What is an IB education?). International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. ibo.org  

International Baccalaureate Organization. (2019). Diploma programme Language A: language and literature guide. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. ibo.org  

International Baccalaureate Organization. (2019). Diploma programme Language A: literature guide. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. ibo.org  

International Baccalaureate Organization. (2020). Diploma programme Theory of Knowledge guide. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. ibo.org  

International Baccalaureate Organization. (2022). Key facts about the DP. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. https://ibo.org/programmes/diploma-programme/what-is-the-dp/key-facts-about-the-dp/    

International Baccalaureate Organization. (2022). Learning a language. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. https://ibo.org/programmes/diploma-programme/what-is-the-dp/learning-a-language/

International Baccalaureate Organization. (2022). Pathway to university and 

employment. International Baccalaureate Organization (UK) Ltd Peterson House, Wales, UK. https://ibo.org/programmes/diploma-programme/what-is-the-dp/pathway-to-university-and-employment/

Jamil, I. (2019). Filsafat bahasa: Kearifan, pengetahuan dan kebenaran. Jurnal 

Ilmiah bahasa Inggris (JIBI) (4)2, pp. 105-116. http://jurnal.stkipan-nur.ac.id/index.php/jibi/article/view/144

Kronfeld, A. (1990). Reference and computation: An essay in applied philosophy 

of language. Cambridge: Cambridge University Press.

Lycan, W. (2000). Philosophy of language: A contemporary introduction. New

York, NY: Routledge.

Mihalicek, V. & Wilson, C. (Eds). (2011). Language files: Materials for an 

introduction to language and linguistics, 11th ed. Columbus, OH: Ohio State University.

Miller, A. (2007). Philosophy of language, 2nd ed. London: Routledge.

Oktasari, N. (2018). Manajemen kurikulum International Baccalaureate di

Madrasah Ibtidaiyah Muslimat Nadhlatul Ulama Pucang Sidoarjo [Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya]. Digital Library UIN Sunan Ampel Surabaya https://digilib.uinsby.ac.id/28533/

Rosyidi, A. (Ed.) (2017). Filsafat pembelajaran bahasa: Perspektif strukturalisme 

dan pragmatism. Yogyakarta: Naila Pustaka.

Sastrio, T. (2018). Kembali ke Desa. Sukabumi: Jejak Publisher.

Sihotang, H. & Datrix, S. (2018). Character education in schools implementing

national curriculum and international baccalaureate. Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling (1)3. Pp. 192-201. https://ejournal-bk.unindra.‌a‌c‌.‌id/index.php/teraputik/

Silaen, A. (2019). Strategi pengembangan kemampuan berfikir tingkat tinggi 

siswa International Baccalaureate (IB) dalam pembelajaran matematika program sekolah dasar (PYP). In Prosiding Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Median 2019. Digital Repository Universitas Negeri Medan http://digilib.unimed.ac.id/37299/

Sunaengsih, C. (2015). Pengaruh model pembelajaran transdisciplinary terhadap

karakter siswa pada sekolah dasar internasional berbasis International

Baccalaureate. Mimbar Sekolah Dasar 2(2), pp. 167-174. https://ejournal‌.‌upi‌.edu/index.php/mimbar/article/view/1327/921

Toruan, M. (2021). Tata kelola kurikulum nasional 2013 dan kurikulum 

International Baccalaureate serta dampaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia (studi kasus di SMA SPK Sampoerna Academy Medan) [Tesis Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan]. UMSU Repository http://reposi‌tory.umsu.a‌c‌.id‌/‌handle/123456789/15919

Tresnawati, F. (2022). Studi komparatif tentang tata kelola impelementasi 

kurikulum nasional 2013 dan kurikulum international baccalaureate 

(kajian pada mata pelajaran bahasa Inggris di SD Nurul Aulia dan Bandung Independent School) [Master’s Thesis]. Perpustakan Pascasarjana Universitas Pasundan. http://repository.unpas.ac.id/58000/  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun