Mohon tunggu...
Lemahireng info
Lemahireng info Mohon Tunggu... Relawan - Bukan siapa - siapa

Berbagi informasi dengan beragam sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Debat BPJS TVOne. Ketidakadilan waktu bagi narasumber MUI dan HTI.

7 Agustus 2015   19:56 Diperbarui: 7 Agustus 2015   19:56 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skenario sabotase durasi .

Jika anda jeli dan memperhatikan dengan seksama pada acara Live tersebut , disaat pihak MUI menjelaskan ,bahwa aturan Negara yang memaksa Aturan Beragama untuk melakukan tindakan haram , secara tiba-tiba sang moderator diperintahkan untuk iklan , padahal durasi program baru 3 menit. 
Artinya dengan sengaja TV One menyetting waktu tersebut, karena jika statment itu diketahui masyarakat luas secara detail , maka akan menjadi opsi ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah. 

Dan hal ini adalah salah satu kewenangan pihak penyelenggara.Cerdik dan terkesan menyaring informasi yang sesuai dengan frame skenario TVOne. Secara terstruktur mereka selalu sigap memotong atau mengalihkan penjelasan pihak lawan sehingga materi tetap berada dalam rel nya. 

Jelas terlihat ketika pihak MUI dan HTI memaparkan penjelasannya secara serta merta sosiolog Thamrin ( pernah disiram Munarman) langsung memotong dan terjadi berkali-kali. Sepertinya antara sosiolog dengan BPJS dan 2 audiens (anggota DPR) saling bekerja sama dalam hal ini. Janggalnya lagi moderator malah membiarkan. Hasilnya dari pihak MUI dan HTI banyak diam hanya menjadi pendengar saja dan sesuai rencana mereka telah berhasil menguasai panggung debat. 
Mungkin itulah suasana debat?

Skenario penempatan Narasumber

Lihat juga penempatan narasumber ,serta adanya audience yang berhak bicara yaitu 2 anggota DPR dari fraksi PDIP dan NASDEM , yang menariknya lagi mereka hanya audience tapi porsi bicaranya melebihi Narasumber (licik kan mereka ), ditambah lagi mereka adalah wanita ( biasanya wanita cerewet).

Terus porsi narasumbernya 3 laki-laki ( 2 kontra BPJS dan 1 nya pro BPJS),dan 1 wanita (pro BPJS) ,dikubu pendukung BPJS (1 laki-laki dari Sosiolog dan 1 wanita dari pihak BPJS). Jadi  narasumbernya 2 laki-laki vs 1 laki-laki dan 1 perempuan di tambah lagi pemandu acaranya wanita, plus audiennya 2 juga wanita ( pendukung BPJS ) . Sutradara dari TVOne sangat menguasai tekhnik ini.Di mana secara tidak langsung yang mendominasi adalah pendukung BPJS.  

Setingan ini mengkondisikan pihak yang meng-Haramkan BPJS semakin tidak ada porsi untuk menjelaskan ( di kepung ), karena sejatinya karakter wanita banyak omong alias lebih bawel dari laki-laki. Wajar saja jika porsi itu diambil oleh pihak audience , dan menimbulkan stigma bagi orang yang bodoh , bahwa MUI dan HTI kebanyakan diam ( karena di cecar dari berbagai sudut ). Jadi sebenarnya tujuannya TVOne itu apa dengan adanya acara debat ini? Secara tidak langsung sebenarnya pihak penyelenggara (TVOne) hanya pencitraan saja. Pesan yang ingin di sampaikan kepada publik adalah " nyatanya TVOne juga mengakomodir pihak yang sepakat dengan MUI" tetapi sesungguhnya program acara ini ingin menunjukkan bahwa pihak MUI/HTI lemah pendukungnya.

Ini dipertegas ketika closing staitment yang justru di dominasi dari yang pro dengan BPJS. Sedangkan dari pihak MUI,HTI tidak di beri kesempatan secara maksimal. Kita tahu bahwa yang paling kuat nempel di ingatan penonton adalah pernyataan yang terakhir mereka dengar dalam sebuah acara ( seolah-olah sebagai kesimpulan ). Sadis kan?

Ada satu lagi yang menarik dan ini juga perlu kita soroti, biasanya disuatu program acara indoor maka akan ada kru yang ditugaskan dan mengatur gerakan para audience yang notabene Mahasiswa. Entah dari mana asalnya tapi memakai almamater dari Universitas Negeri yang ada di Indonesia. Saya sering masuk kedalam acara-acara program TV yang Indoor ataupun Outdoor , sebagai penonton ataupun sebagai kru magang. Kejanggalan yang saya tangkap.

Kesepakatannya bagi benonton yang hadir di suatu acara program TV yaitu wajib mengikuti perintah kru , jika disuruh bersorak ya bersorak , begitupun joget , tepuk tangan bahkan ketawapun dipaksa ( sesuai intruksi ). Dalam Debat BPJS ini sangat jelas terdeteksi yaitu ketika pihak kontra BPJS belum selesai berbicara , penonton sudah mengapresiasi ( sorak sorai dan tepuk tangan ), tapi ketika dari pihak yang pro BPJS Haram menyampaikan pandangannya , mereka hanya diam seribu bahasa, adapun ketika ada yang tepuk tangan apresiasi itu dikarenakan kesadaran diri sendiri.Itupun tidak banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun