Mohon tunggu...
Lemahireng info
Lemahireng info Mohon Tunggu... Relawan - Bukan siapa - siapa

Berbagi informasi dengan beragam sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terimakasih Kepada Pihak-pihak yang Menghina Dakwah Pejuang Syariah dan Khilafah

25 Juni 2015   21:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:35 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sebutir pasir itu sama sekali tidak ada nilainya, kecuali dengan digabungkan dengan berjuta-juta butiran pasir yang lain dari semua komponen umat ini. Sungguh, dengan hujatan dan hinaan tersebut, kami merasa mendapatkan keseimbangan. Seandainya, tidak ada yang menghina atau menghujat kami, mungkin kami sudah menjadi pengabdi nafsu, pengejar pujian, dan tertipu setan, tanpa kami sadari. Inilah hikmah dan pelajaran paling berharga dari semua hinaan, hujatan, dan sebagian fitnah bagi para aktivis dakwah.

 Terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah sudi mengingatkan kami, meskipun dalam bentuk yang tak biasa. 

Kedua, menjadikan kami berlatih kesabaran dan keistiqomahan. Pelajaran berharga yang kedua adalah kami berlatih kesabaran dan keistiqomahan. Sebab, kesabaran dan keistiqomahan ini adalah kunci keberhasilan dakwah. Kesabaran dan keistiqomahan juga merupakan anak tangga agar derajat kita ditinggikan oleh Allah swt. Rasulullah saw dan para sahabatnya, derajatnya terus diangkat oleh Allah swt, tak lain dan tak bukan, karena beliau-beliau selalu istiqomah di dalam dakwah. Kesabaran dan keistiqomahan hanya akan bermakna jika di sana ada tantangan-tantangan atau hambatan-hambatan dakwah. 

Bisa jadi berupa ejekan, hinaan, fitnah, atau berupa jebakan harta dan jabatan, atau bisa jadi berupa tekanan secara fisik seperti penyiksaan atau pembunuhan, dan lain sebagainya. Hal ini tergambar dengan sangat jelas dalam kitab-kitab sirah Nabi yang ditulis oleh para ulama, seperti sirah Ibnu Hisyam, dan lain sebagainya. Karena itu berbagai ejekan, hinaan, dan beberapa berupa fitnah yang dilakukan oleh sebagain saudara kami, justru kami anggap sebagai kebaikan. Dengan itu kami berlatih sabar dan istiqomah. Karena kami baru berlatih, kadang-kadang diantara kami masih ada yang terpancing untuk marah dan ingin membalas. Itu sangat wajar. Tetapi, terus terang pelajaran tersebut sungguh sangat berharga dan membuat para aktivis dakwah semakin dewasa dalam bersikap. 

Kami tahu bahwa berbagai ejekan dan sebagian fitnah terkadang membuat telinga kami memerah, juga membuat sebagian masyarakat menjauh dari dakwah. Tetapi di sana justru terdapat hikmah yang luar biasa, sehingga kami harus benar-benar sabar dan istiqomah di dalam dakwah ini. Seandainya di dalam dakwah ini tidak ada ejekan, hinaan dan berbagai fitnah, mungkin dakwah ini akan terasa hambar, datar, dan tak ada dinamikanya. Juga, jika tidak ada semua itu, sabar dan istiqomah juga jadi tak terlalu bernilai. Sebab, sabar dan istiqomah itu menjadi sangat bernilai saat di sana ada ujian dan tantangan. Semakian berat ujian dan tantangan, semakin bernilai pula sebuah kesabaran dan keistiqomahan.

 Kami harus berterima kasih kepada saudara-saudara kami yang telah menghadirkan berbagai tantangan dan hambatan, sehingga dakwah semakin dinamis dan yang terpenting sikap sabar dan istiqomah menjadi sangat bermakna bagi kami. 

Ketiga, menjadikan dakwah semakin solid dan menjadikan para aktivis dakwah semakin militan. Insya Allah kami berdakwah semata-mata didasari oleh kesadaran kami bahwa dakwah adalah kewajiban agung dari Allah swt, dan kami tidak mengharap apapun kecuali ridlo dari Allah swt. Inilah yang membuat dakwah jadi solid dan para aktivis dakwah menjadi militan. Kami juga sadar, bahwa di dalam dakwah ini pasti ada tantangan, hambatan, dan rintangan dalam bentuknya yang beraneka ragam. 

Kami sadar itu sesadar-sadarnya. Oleh karena itu, saat di dalam dakwah kami menemukan berbagai ejekan, hinaan, dan berbagai fitnah, bagi kami itu sudah kami ketahui sebelumnya. Dan hal itu, tentu saja menjadi motivasi tersendiri bagi kami, sehingga dakwah semakin solid dan para aktivis juga menjadi semakin militan. Hal ini juga sesuatu yang alamiah. Jangankan orang yang berdakwah karena Allah dan di jalan Allah swt. Bahkan orang-orang yang berjuang dalam jalan yang keliru (seperti orang-orang sosialis), saat mereka menemukan berbagai halangan, tantangan dan rintangan, hal itu justru membuat mereka semakin solid dan militan. Tantangan dan rintangan itu seperti obat, rasanya pahit, tetapi mmebuat badan terasa segar setelah itu. 

Karena itu, biasanya para tokoh-tokoh mereka justru menghadirkan tantangan dan rintangan itu dengan sengaja, dalam rangka meningkatkan soliditas organisasi dan menambah militansi para aktivisnya. Ibarat lebah, saat ada tantangan dari luar, mereka bahkan siap berkorban sampai titik darah penghabisan. Mereka rela menyengat pihak eksternal yang mengusiknya, meski untuk itu mereka harus mati. Dalam dakwah Islam, tentu saja kita tidak pernah mendesain agar tantangan dan rintangan itu datang, namun secara alamiah tantangan dan rintangan itu datang dengan sendirinya. Diantaranya adalah dari sebagian saudara kami sendiri, yaitu berupa ejekan, hinaan dan terkadang berupa fitnah dan lain sebagainya. 

Seandainya bukan karena berbagai ejekan, hinaan, dan berbagai fitnah, bisa jadi dakwah HT tidak sesolid yang sekarang dan aktivisnya tidak semilitan yang sekarang ini. Karena itu, kami harus berterima kasih kepada saudara-saudara kami yang sangat berjasa terhadap dakwah ini, meski tidak secara langsung. 

Keempat, menjadikan banyak orang yang semakin penasaran tentang dakwah HT. Diantara berkah dari adanya berbagai ejekan, hinaan dan fitnah terhadap dakwah adalah semakin tersebar luasnya dakwah. Tanpa kita sadari, informasi dakwah terkadang tersebar melalui berbagai hinaan, hujatan dan fitnah. Hal ini membuat banyak orang yang semakin ingin tahu, penasaran dan membuktikan kebenaran berbagai hinaan dan fitnah tersebut. 

Masyarakat di kampung kecil atau di suatu pesantren tradisional, sebenarnya mereka tidak tahu menahu dan tidak tertarik sama sekali dengan HT. Namun, karena banyaknya informasi yang disampaikan oleh pihak tertentu agar waspada dengan HT, akhirnya banyak diantara mereka yang mengenal HT. Ini adalah informasi gratis tentang dakwah. Orang sering menyebut sebagai iklan gratis. Bukan hanya informasi dakwah yang tersebar, dari sini juga akhirnya ada banyak kader dakwah baru yang muncul. Dari berbagai ejekan dan fitnah, banyak orang yang ingin tahu hakikat yang sebenarnya, lalu mereka mendapatkan informasi yang benar tentang dakwah. Seandainya tidak ada hinaan dan fitnah terhadap dakwah, mungkin orang tersebut tidak akan mencari tahu atau ingin tahu tentang dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun