Suka Duka November Menolak Lupa
November adalah bulan monumental dalam memori dan sejarah heroismeme bangsa Indonesia.Â
Dan Yusril Ihza Mahendra dalam suatu editorial kembali mengisahkan ingatannya tentang sejarah betapa heroiknya perjuangan rakyat Indonesia.Â
Momen-momen menuju November 1945 Â dihayati penuh epik oleh Yusril Ihza Mahendra saat beberapa hari menyusur kolom-kolom koran di Perpustakaan Nasional.Â
Pertempuran sengit di Surabaya tahun itu menjadi ikon perjuangan Nasional. Dan yang menarik perhatian kala itu justru pemberitaan media sebagai influencer sekaligus obor pembakar semangat rakyat.Â
Gema Takbir (Allahu Akbar) bersahutan di tengah memanasnya situasi menjelang 10 November dikabarkan aktual dan faktual oleh koran-koran lokal-nasional.Â
Menurut sang ahli hukum tata negara, Prof. Yusril saat meliterasi kembali cerita di koran Berita Indonesia bahwa teriakan kalimat takbir ada dimana-mana. Seruan Takbir memanggil kaum muslimin jihad ke medan juang setiap hari menjadi berita terhangat di tengah memanasnya situasi di Surabaya.Â
Kalimat Takbir tidak hanya silih berganti berkumandang di Surabaya. Takbir juga diserukan langsung dari India. Dibawah komando Muhammad Ali Jinnah via radio New Delhi, Ali Jinnah mengulang-ulang seruan takbir sambil menyerukan kepada tentara Inggris asal Punjab yang Muslim untuk segera mundur, menghindari konfrontrasi langsung dengan laskar Muslim dan melakukan disersi dari kesatuannya.Â
Masih menurut Yusril, membaca koran-koran pada bulan Oktober dan November tahun 1945 seperti menembus ruang waktu. Yusril Ihza Mahendra semakin merasakan langsung suasana dan gelora perjuangan tatkala foto Bung Tomo sedang bertakbir memanggil Pemuda Surabaya agar turun ke medan jihad diabadikan hingga saat ini.Â
Dr. Sukiman melalui Radio Yogya juga berpidato menyampaikan pesan kepada Raja Saud agar mengumumkan bahwa Indonesia sudah merdeka kepada jemaah haji yang akan wukuf di Arafah dan memohon Raja Saud menyerukan kepada jemaah haji agar mendoakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Betapa hebatnya persatuan ummat Islam beserta ulamanya kala itu, hingga Dr. Sukiman (Masyumi) dan KH. Hasyim Asy'ari (PBNU) ketika itu mengeluarkan fatwa jihad lintas negara.Â
November di tahun 1945 dan suka dukanya perjuangan para pahlawan (Ulama dan Tokoh Agama) beserta rakyatnya (kaum Muslimin) di Indonesia secara tidak langsung terinspirasi oleh perjuangan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.Â
Kini di negara ini, lebih kurang dari tujuh dasawarsa, rakyat dan (Muslim Indonesia) sudah merasakan warisan kue kemerdekaan de facto dan yuridis dari para pejuang pendahulunya. Meski faktanya kemerdekaan itu masih belum dinikmati secara hakiki.Â
Agama Islam dengan mayoritas penduduknya adalah anugerah kemerdekaan dari Allah subhanahu wata'ala. Tentu dengan izin Allah dan segala macam pengorbanan yang diperjuangkan demi eksistensi Islam dan negara Indonesia.Â
Suka Duka Perjuangan Rasulullah
Perjuangan Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama hidupnya didedikasikan demi memurnikan ketauhidan agamanya kaum Muslimin, layaknya perjuangan kaum Muslimin Indonesia demi kemerdekaan bangsanya dari penjajahan kaum kafir di tanah airnya.Â
Jika perjuangan rakyat Indonesia dan kaum Muslimin melawan penjajahan didasari oleh kesewenang-wenangan, tirani, desploitasi, dispersi, eksploitasi atas hak-hak tanah dan airnya sendiri. Maka nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada eranya sudah lebih dahulu memberi petunjuk, contoh dan teladan.
Sejak masa kerasulan Muhammad, awal mula menerima mandat, Beliau oleh Allah subhanahu wata' ala sudah diinformasikan suatu prosedural standar berupa Al Quran surah Al Anfal ayat 30.Â
Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." Â (QS. Al-Anfal, 8 : 30)
Wahyu Allah subhanahu wata'ala menjadi landasan perjuangan Muhammad Rasulullah untuk memerdekakan ummatnya dari segala macam penjajahan.Â
Berita Al-Anfal ini sangat akurat, faktual dan kontekstual. Momentum Al-Anfal berlaku untuk seluruh ummat Muhammad di seluruh dataran bumi ini. Terlebih lagi narasi wahyu ini berlaku universal bagi siapa saja yang beriman dan terjajah oleh segala macam tipu daya.Â
Dari serangan para musuh agama, nabi Muhammad dan ummatnya mengalami aneka ragam muslihat dan tipu daya untuk meninggalkan agama dan tanah airnya .Â
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam secara tidak langsung memberi contoh dan teladan dalam perjuangan beliau. Betapa sebenar-benarnya perjuangan yang paling berat adalah bukan semata-semata dengan fisik dan materil. Namun berjuang melawan perang pemikiran, perang non fisik yang menyerang iman dan akidah.Â
Penyerangan oleh kaum kafir dan musyrik tidak saja dialami oleh nabi Muhammad. Keluarga dan orang terdekat Beliau pun diserang habis-habisan akidah dan eksistensinya.Â
Bentuk penjajahan immateril kepada nabi, keluarga, orang terdekat, sahabat, murid-murid dan ummatnya mulai dari caci maki, fitnah, teror, intimidasi, persekusi, hingga upaya sentimen pluralitas, argumen sekulerisasi dan meliberalisasi ummat Islam pada level syariatnya.Â
Dan yang menjadi duka sekaligus sukacita mendalam dari segala pengorbanan perjuangan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam demi mempertahankan iman, akidah dan ummatnya adalah konsekuensi konsep faktual Al Quran surah Al Anfal yaitu nabi beserta ummatnya siap ditangkap tanpa pembelaan, dipenjarakan tanpa pengadilan, disiksa tanpa pengampunan, diusir dari tanah airnya dan siap dibunuh atau mati dalam kemuliaan (syahid).Â
Dasyatnya Perjuangan Muhammad RasulullahÂ
Dalam masa kepemimpinan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai ulama sekaligus umara, Rasulullah terlibat langsung proses perjuangan (peperangan).
Berikut ini adalah beberapa sebab musabab dari peperangan besar dan dahsyat yang dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
1. Perang Badar (2 H - 17 Ramadhan)
Perang ini disebabkan oleh perampasan harta dan pengusiran kaum Muslim oleh kaum musyrik in Quraisy.
2. Perang Uhud (3 H - Sya'ban)
Perang ini dipicu oleh kekalahan kaum musyrikin Quraisy yang kalah di perang Badar. Dan di perang ini paman nabi Hamzah bin Abdul Muthalib meninggal terbunuh.Â
3. Perang Khandaq (5 H - Syawal)
Perang Gabungan nama lain dari perang Khandaq, karena pada perang ini gabungan kabilah Arab yang tidak senang dengan nabi dan kabilah Yahudi yang sangat membenci nabi menyerang secara sepihak kepada nabi Muhammad saat itu. Usaha mempertahankan Madinah dari gempuran musuh gabungan inilah yang disebut perang Ahzab.
4. Perang Khaibar (7 Hijriah)
Karena sering mengancam dan mengintimidasi Madinah lewat persekutuan Quraisy, maka pasukan Muslim menyerang benteng Yahudi di Khaibar dan dibawah pimpinan Rasulullah memenangkan pertempuran di Khaibar (daerah pemukiman Yahudi).
5. Perang Mu'tah (8 Hijriah)
Haris al-Ghassani raja Hirah menolak masuk Islam dan penyampaian wahyu dengan cara membunuh utusan nabi Muhammad. Peperangan tak terhindarkan kala raja Hirah dibantu pasukan Kekaisaran Romawi menyerang pasukan Zaid bin Harisah.
6. Fath al-Makkah (8 Hijriah)
Penaklukan kota Makkah ini dilatarbelakangi oleh ingkarnya kaum Quraisy atas perjanjian Hudaibiyah (6 H) dengan menyerang bani Khuza'ah. Dan Rasulullah memerintahkan menghukum kaum Quraisy serta menghancurkan segala berhalanya di kota Makkah.Â
7. Perang Hunain (8 H - 8 Safar)
Dibawah komando langsung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyemangati pasukan Muslim yang hampir kalah, peperangan di Lembah Hunain akhirnya dimenangkan oleh pasukan Muslim terhadap gabungan beberapa bani Quraisy atas kekalahan mereka di Fath al-Makkah sebelumnya.Â
8. Perang Ta' if (8 Hijriah)
Penduduk daerah Ta'if yang bersekongkol dan mejadi tempat bersembunyinya pasukan Quraisy dari pelariannya di Lembah Hunain mendapat penyerangan dari pasukan Muslim setelah Ta'if diblokade dari jalur pentingnya. Akhirnya sumber ekonomi Ta'if dikuasai dan penduduk Ta'if memilih bergabung dengan pasukan Muslim.Â
9. Perang Tabuk (9 Hijriah)
Dengan adanya Penaklukan Kota Makkah, kemenangan pasukan Muslim dan luasnya wilayah kekuasaan kepemimpinan Rasulullah antara Semenanjun Arabia dan Syam (Suriah), membuat Heraklius (penguasa Romawi Timur) cemburu, iri, dan sakit hati kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Mereka (Heraklius) menyerang kaum Muslimin dengan kekuatan besar dan jumlah pasukan yang banyak. Pasukan Muslim tidak gentar sedikitpun melayani pasukan musuh dan akhirnya kaum Muslim yang jumlahnya cukup seimbang mampu mengalahkan dan memukul mundur pasukan Romawi Timur.
Refleksi Perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Demikianlah sederet peperangan dan dasyatnya perjuangan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dari peperangan melawan angkara murka bangsanya sendiri hingga melawan penjajahan bangsa lain atas tanah airnya sendiri.
Indonesia dan ummat Islam pada khususnya telah mengalami sekian banyak peperangan selama kurun waktu 350 tahun lebih. Masa perjuangan rakyat Indonesia secara fisik telah teruji lewat bukti historikalnya.Â
November sejatinya bukan saja sebagai bulan seremonial tahunan biasa dan Hari Pahlawan Nasional di Indonesia protokolernya tidak komersialkan di panggung hura-hura layar kaca. Karena sejak pertengahan Oktober sampai pertengahan November 1945, Indonesia atau khususnya Surabaya begitu sakral kondisinya dan spiritual suasananya.
Generasi Muslim setelah sepeninggal Rasulullah dan para pejuang Indonesia dalam momentum perjuangan seharusnya lebih dari sekedar menghayati dan mengambil hikmah dari heroisme sejarah.
Generasi Muslim saat ini dan kedepannya akan menghadapi tantangan peperangan yang lebih fenomenal dan berefek domino bagi kelangsungan eksistensi agama dan bangsanya.
Betapa ancaman perang sehari-hari di depan mata ummat. Yaitu tantangan perang melawan pemikiran (psy war) begitu mengancam di lingkungan luar bahkan di dalam rumah kita sendiri.
Perang terhadap konsep pemikiran Abu Lahab, Abu Jahal dan kroninya yaitu sekulerisme, pluralisme dan liberalisme (Spilis Conceptualism) sejak zaman Rasulullah sesungguhnya masih terjadi hingga saat ini.
"Dan satu-satunya senjata dan alasan kita untuk menang pada Perang Konsep Spilis ini serta merdeka secara mutlak adalah hanya dengan memiliki akidah (Tauhid-Fitrah) dan ilmu agama (Haqiqat-Pengetahuan)".Â
Semoga momentum kelahiran Baginda Mulia Nabi Allah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bulan pahlawan ini menjadikan setiap Muslim Indonesia lebih istiqamah berjuang amar ma'ruf nahi mungkar di setiap dimensi keagamaan dan kebangsaan.
Wassalamu'alaikum........
Allahumma shalli' ala Sayyidina Muhammad, wa 'ala alihi Sayyidina Muhammad.
Sorong, 20 November 2018
*ajilatuconsina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H