Mohon tunggu...
Aji Latuconsina
Aji Latuconsina Mohon Tunggu... -

|Bukan Penganut Ajaran Agama Spilis (Sekulerisme - Pluralisme - Liberalisme) •Provokata @kutikata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Narrative Text, Takut Mendengar Takbir

29 September 2018   13:59 Diperbarui: 29 September 2018   14:17 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

S. Tejo lebih konfiden dan tidak sangsi mengatakan bahwa dia sangat ragu dengan ulama-ulama (tabligh) yang berdakwah amar ma'ruf nahi mungkar dapat diikuti oleh ummat dan ulama level itu tidak mempunyai elektabilitas cawapres misalnya.

Ulama Tabligh Disesatkan Oleh Kiyainya Nasi Goreng

Deskripsi singkat menjelang pagi dari lelaki paruh baya bertopi koboi seperti menghipnotis sisi ruangan. Tidak ada yang spontan membantah penjelasan sarat pelecehan tersebut.

Hingga tiba di menit ke 5 (lima) detik ke sebelas (11). S. Tejo mulai mengeluarkan isi hati liberal dan pikiran sekuler aslinya.

Memvonis secara eksplisit kepada Ustd. Haikal dan Yusuf Martak serta jamaahnya yang selalu menyeru kalimat takbir (Allahu Akbar) dengan tegas, telah membuat diri Sujiwo Tejo yang mendengarnya merasa ketakutan yang sangat luar biasa.

Penalaran orang banyak yang nantinya sesat dalam dakwaan S. Tejo atas kumandang kalimat takbir oleh Ustd. Haikal dan kawan-kawan (sesama ulama), terindikasi memungkinan tuduhan ini juga beralamat kepada ustad-ustad lain dan ulama-ulama yang bukan kebanggaan dan pilihan hati Sujiwo Tejo (ulama pendukung Prabowo-Sandi).

Perilaku buruk yang eksplisit dan sangat jelas tidak sesuai ilmu pemasaran dianggapnya sah dan normal saja tatkala nasi goreng khas rasa judes ternyata mampu laris ketimbang peran ulama tabligh. 

S. Tejo pun memuntahkan segenap duka laranya perihal kalimat takbir yang mengusik perasaan dan ketenangan batinnya.
Simak video lengkapnya di https://youtu.be/cSM1TA1vpuY

Meskipun hanya Karni Ilyas yang memvonis orang sebaik Sujiwo Tejo hidupnya setengah kotor, bukan berarti ulama tabligh dan semua ulama di kubu Prabowo-Sandi lebih kotor dari ulama atau kiyainya penjual nasi goreng. 

Bergelimang Dosakah Dia (Sujiwo Tejo)? 

Atau seharusnya S. Tejo tidak pantas mendengar seruan takbir dari orang-orang (bukan ulama) dan yang dianggap lebih nista (ulama) darinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun