Koneksi Antar MateriÂ
Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya.Â
Calon Guru Penggerak : Lely Suryani, S,Pd SD.
Pengajar Praktek : Dwi Kurniasih. M.Pd
Fasilitator : Subagiyo, S.Pd
Pada modul 3.1 yang membahas tentang keterampilan seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan nilai - nilai kebajikan dan etika. Keterkaitan dengan modul 3.2. yang membahas tentang  pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.Â
Mengapa demikian ?, selain sama - sama membahas salah satu tugas pemimpin juga sesuai dan selaras dengan prinsip - prinsip Standar Nasional Pendidikan Khususnya tentang Standar Pengelolaan. Dijelaskan bahwa, Pemimpin hendaknya nilai - nilai kebajikan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah. berkepribadian serta berkinerja baik,dalam tugas kepemimpinan  khususnya dalam mengambil suatu keputusan, hendaknya keputusan yang diambil tersebut, selaras dengan nilai - nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh suatu institusi tersebut yaitu bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Jadi  keterkaitan antara modul 3.1 dan modul 3.2,  merupakan bagian dari Standar Pengelolaan.Â
Selanjutnya isi dari modul 3.2, kurang lebihnya adalah sebagai berikut :Â
Sekolah sebagai ekosistem, adalah hubungan interaksi antara faktor biotik ( makhluk hidup ) dan faktor abiotik ( makhluk tak hidup). Adanya hubungan interaksi  kedua faktor tersebut, akan tercipta hubungan yang selaras dan harmonis. Kedua faktor ini juga akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lain. Â
Faktor - faktor Biotik yang ada di sekolah, diantaranya adalah : Murid, Kepala sekolah, Staf / Tenaga Kependidikan. Pengawas Sekolah, Orang tua, Masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait. dan pemerintah daerah  Dari faktor abiotik diantaranya adalah : Keuangan, Sarana dan Prasarana, dan lingkungan alamÂ
Cara pandang tentang faktor --faktor tersebut, sebagai aset dibedakan menjadi 2 yaitu cara pandang aset sebagai kekuatan dan cara pandang aset sebagai sebuah kekurangan, Cara pandang berbasis kekurangan,akan memusatkan perhatian pada hal - hal yang mengganggu, hal - hal yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi. SEdangkan  pendekatan berbasis aset adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn  Crane, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berfikir positif untuk pengembangana diri.
Menurut Green & Haines ( 2010 ) Dibedakan cara pandang berbasis kekurangan dan cara pandang berbasis kekuatan.Â
Â
Berbasis Kekurangan:
Fokus pada masalah / isu
Berkutat pada masalah utama.
Mengidentifikasi kebutuhan dengan apa yang kurang.
Mekus mencari bantuan dari sponsor, atau institusi lain.Â
merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah
Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek
Â
Berbasis Kekuatan
Fokus pada aset / kekuatan
Membayangkan masa depan
Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan  dan kekuatan untuk meraih kesuksesan tersebut.
Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya.(Aset dan kekuatan )
Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan.
Melaksanakan rencana aksi yang telah diprogramkan.
Â
Paradigma Inkuiri Apresiatif ( IA ) juga mendasari pemikiran pendekatan berbasis aset ini, karena setiap orang yang memiliki inti positif dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif merupakan aset kekuatan organisasi. IA diawali dengan menggali hal - hal positif, hal - hal positif yang telah dicapainya, serta kekuatan yang dimilikinya, sebelum menapaki renna na - rencana lain yang telah diprogramkan.Â
Berdasarkan pemaparan diatas, sebagai pemimpin pembelajaran tentu harus menggali kekuatan =- kekuatan yang ada dana dari kekuatan tersebut , apa yang telah dicapai any, serta dari kekuatan itu juga, merencanakan program - program selanjutnya. Pemberdayaan aset secara maksimal perlu mendapat perhatian untuk keberhasilan dari program berbasis asetÂ
Masih menurut Green, bahwa aset - aset yang dapat dikembangkan dan dapat dioptimalkan pemanfaatannya ada 7 macam yaitu :
Modal manusia.
Modal manusia di sekolah terdiri dari murid, Kepala sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Komite Sekolah , wali murid dan warga sekitar, merupakan modal yang bisa mempengaruhi keberhasilan sekolah. Optimalisasi modal manusia membutuhkan kerjasama dengan pihak - pihak terkait.
 Modal sosial.
Kelompok - kelompok masyarakat yang berada di lingkungan sekolah yang masing - masing memiliki aturan atau norma.. dari kelompok - kelompok atau asosiasi tersebut, merupakan aset yang perlu diajak kerjasama untuk meningkatkan performa sekolah.
Modal Politik
Kemudian dari modal politik, juga merupakan kekuatan yang bisa mempengaruhi keberhasilan suatu program . Misalnya di lingkungan sekolah ada Anggota legislatif. Anggota legislatif tersebut bisa diajak kerjasama dalam suatu program yang saling menguntungkan.
Modal Budaya dan Agama
Modal budaya dan agama merupakan kekuatan besar yang ada di masyarakat. Bagaimana pemimpin pembelajaran dapat memanfaatkan kekuatan - kekuatan tersebut agar berkontribusi pada kemajuan sekolah.
Modal fisik
Modal fisik ini  sebagai modal utama  yang  perlu mendapat perhatian pula. Dari fisik yang bagus, akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi murid sebagai pusat keberhasilan di sekolah.Â
Modal lingkungan alamÂ
Faktor lingkungan alam, dapat diberdayakan sebagai wahana pembelajaran yang yang berbasis skill.Â
Modal Finansial.Â
Modal finansial sekolah selain diperoleh dari dana BOS, sekolah juga bisa memiliki sumber pendapatan lainnya yang dapat menunjang keberhasilan.
Sekolah sebagai komunitas, memiliki peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan  aset- aset tersebut sebagai modal kekuatan. Pemanfaatan sumberdaya tersebut sekolah dapat menggunakan konsep pemanfaatan sumberdaya berbasis aset.Â
Sebelum saya mempelajari modul ini, saya tidak terpikirkan tentang pemanfaatan aset -aset yang ada. Karena berpikirnya yang dinamakan aset yaitu yang bisa menghasilkan  atau sumber pendapatan saja. Setelah saya mempelajari modul ini, saya jadi terbuka pemikiran nya, bahwa aset - aset yang ada saling terkait, Keterkaitan itu bisa memberikan kontribusi pada  keberhasilan - keberhasilan di sekolah.Â
Rencana kedepan saya akan mendiskusikan hal ini dengan kepala Sekolah dan guru - guru, serta warga sekolah lainnya, agra aset - aset yang tersedia atau aset yang telah ada , bisa dioptimalkan pemanfaatannya, Semua demi kenyamanan belajar murid yang pada akhirnya kegiatan - kegiatannya selalu berpihak dan berpusat pada murid. Akhirnya sebagai kata kuncinya adalah berpihak pada murid dan berpusat pada murid.Â
Terimakasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H