Semakin Hot  Diskusinya.
Pendampingan Individu Ke- 3
Pengajar Praktek        : Dwi Kurniasih, M.Pd.
Calon Guru Penggerak  : Lely Suryani, S.Pd.SD.
Hari ini saya kedatangan tamu istimewa yang sudah datang untuk ketiga kalinya. Ya, beliau adalah Pengajar praktek saya sebagai Calon guru Penggerak. Tidak seperti biasanya, beliau langsung menemui saya di kelas. Tidak masalah juga, cuma hari ini saya sedang merangkap menjadi guru Pendidikan Agama Islam, maka saya terlihat  tampil apa adanya di depan kelas.Â
Maklumlah, di sekolah saya sedang krisis guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, jadi mau tidak mau, guru kelas yang turun tangan mengatasi krisis ini.
Namanya juga untuk menangani krisis, ya tidak ada salahnya jika hanya seadanya saja, yang penting anak - anak terselamatkan. Selamat dunia akhirat. Aamiin. Iya kan ?
Tujuan beliau datang ke kelas saya mungkin untuk survey  keadaan,karena pada pendampingan keempat yang akan datang, Calon Guru Penggerak harus mengeluarkan performanya dalam mengajar dengan pembelajaran yang mengandung unsur  budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi dan dan pembelajaran sosial emosional.Â
Mantap kan? Pasti banyak yang bertanya- tanya, "Seperti apakah gerangan pembelajaran yang mengandung ketiga unsur tersebut?"Jawabnya," Asyik, bak berkelana di hutan rimba, atau berenang di lautan bebas".Â
Kok Begitu ? Iya, karena akan banyak tantangan di sana. Dan seorang guru harus bisa menaklukkan tantangan tersebut dengan gemilang.Â
Nah, setelah siswa - siswi saya istirahatkan, dan sebelumnya sudah saya siapkan materi untuk waktu berikutnya, saya mendampingi Ibu  Pengajar Praktek saya ke ruang tamu. di ruang tamu tersebut, terjadilah diskusi yang semakin hot. Dengan tema pendampingan implementasi pembelajaran yang berpusat pada murid, Fokus pendampingannya ada 3 sub, yakni :
Refleksi hasil survei ( umpan balik 360 derajat ) dan penilaian sendiri tentang kompetensi guru penggerak.
Diskusi Rencana menerapkan pembelajaran sosial emosional.
Diskusi hasil lokakarya 2 ( keterlaksanaan dari Tahapan BagjaÂ
Sebenarnya hanya tiga fokus pendampingan individu  ketiga ini, karena banyaknya  isi dari fokus pendampingan itulah yang menjadikan diskusi semakin  hot. Pasti juga ada yang bertanya, "apa itu umpan balik 360 derajat ?Â
Ceritanya, pada waktu pendampingan ke 2, calon Guru Penggerak diinstruksikan untuk meminta penilaian yang berupa umpan balik dari Kepala Sekolah, Rekan sejawat minimal 5 orang, dan Siswa juga minimal 5 orang. jadi muter penuh 360 derajat jadinya.Â
Dari hasil umpan balik tersebut, Calon guru penggerak juga harus menginput hasilnya pada LMS dengan materi Pendampingan Individu. Jadi ada 11 responden yang harus terinput data surveinya.
Setiap manusia biasa pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. pastinya ini juga terjadi pada hasil survey 360 derajat. Dari kelebihan dan kekurangan yang muncul menurut Kepala sekolah, rekan sejawat dan para siswa, menjadi masukan yang sangat berharga bagi seorang Calon Guru Penggerak.
Kekurangan dan kelebihan ini menjadi bahan renungan dan munculah refleksi diri. dari refleksi diri ini, yang akan berguna untuk perbaikan - perbaikan selanjutnya.
Fokus Pendampingan Individu yang kedua yaitu Rencana penerapan pembelajaran sosial emosional. Di sini Calon Guru Penggerak banyak mendapat pencerahan dari Mengajar Praktik.Â
Beliau memberikan bimbingan untuk persiapan pendampingan Individu yang keempat yaitu pelaksanaan evaluasi dan pengembanagn pembelajaran. Pada kegiatan ini pengajar praktik  berperan sebagai observer. Observer ini yang akan mengadakan pendampingan sekaligus penilaian.
Diskusi terus berlanjut menuju ke fokus pendampingan ketiga yaitu keterlaksanaan tahapan Bagja. Tahapan bagja ini adalah tahapan untuk menetapkan sebuah visi. Visi kelas yang saya terapkan adalah Â
Terwujudnya siswa yang memiliki kecakapan literasi digital dan berkarakter Profil Pelajar Pancasila.Â
Bukan tanpa dasar dalam menetapkan visi tersebut. karena yang menjadi dasar penetapan sebuah visi adalah kekuatan dan nilai yang telah ada / telah dimiliki. Kebetulan di sekolah saya memiliki 15 buah chromebook bantuan IT dari kemendikbud Ristek.Â
Jadi saya mengangkat kelebihan yang dimiliki sekolah ini, sebagai pendukung ketercapaian visi di kelas saya. Tentunya visi kelas akan sinkron dan terkoneksi dengan visi sekolah.
Selama 2 jam kami berdiskusi, banyak sekali manfaatnya. Saya Calon Guru Penggerak, bisa berbagi pengalaman selama mengikuti Program Pendidikan Guru penggerak. Banyak masukkan yang saya dapatkan terutama dalam bagian peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran baik di kelas maupun sebagai agen perubahan dunia pendidikan.Â
Tidak terasa waktu yang telah ditentukan pun berakhir dengan bermacam - macam hasil, buah dari diskusi yang sangat hot.
Maka dari itu pada kesempatan ini, saya tak bosan - bosannya mengajak para sahabat untuk mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak pada angkatan berikutnya.Â
Tetap semangat dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H