Di sela-sela waktu bermain mereka,ada yang mendapat giliran menarik jimpitan. Dengan tujuan untuk menanamkan jiwa kegotong royongan dan rela berkorban. Bergantinya estafet ini ternyata terkendala jika anak sedang banyak kegiatan di sekolah atau sedang ada kegiatan di luar daerah.
Selanjutnya dengan pertimbanagn bapak- bapak banyak yang pulang sampai sore dari bekerja, dan ibu - ibu dianggap banyak waktu senggangnya, maka seorang ibulah yang menjadi aktris jimpitan.Â
Dengan berkeliling, bisa sambil momong, bisa sambil ngobrol dan lain. lain. Diambil positifnya, bisa bertemu secara khusus dengan tuan rumah, silaturahmi pun terjalin, walau hanya sekedar say hello saja.
Pengaturan petugas jimpitan juga sangat fleksibel sekali. tidak terjadwal hari - perhat=rinay, namun berdasarkan urut rumah.Â
Saya pun tinggal menanti estafet tas yang berisi catatan jimpitan dari tetangga sebelah. Setelah saya besoknya berkeliling mengambil jimpitan dan menyerahkan kepada bendahara, tas akan saya kirim ke tetangga sebelahku.Â
Jadi tidak perlu mengingat - ingat kapan giliran menarik jimpitan. Jika tak datang, berarti besok adalah giliran menarik jimpitan. Begitu seterusnya. Enak, mudah, dan ringan maka insya Allah hasilnya bermanfaat.
Dari segi waktu, juga tidak ada ketentuan harus jam berapa penarikan jimpitan dimulai. Yang penting hari itu dilaksanakan uang receh jimpitan selalu tersedia di tempat yang telah disediakan oleh sang empunya rumah. Persediaan uang receh di wadah jimpitan, tidak sekedar untuk hari itu, tapi untuk beberapa hari kedepan.Â
Hal ini terkandung maksud agar sewaktu tuan rumah sedang tidak di rumah, jimpitan tidak kosong. Selain itu, untuk mengantisipasi jika suatu hari tidak punya receh. yang terpenting lagi, si penarik jimpitan tak perlu bengok - bengok minta uang jimpitan. Tinggal minta ijin saja untuk mengambil jimpitan sebagai tanda hormat kepada tuan rumah.
Apa itu jimpitan?
Jimpitan adalah iuran sukarela dari masyarakat yang dilakukan secara terus menerus atau rutin sesuai kesepakatan.Â
Jimpitan sebagai tradisi masyarakat Jawa, merupakan tradisi baik sejak dahulu kala. Kegiatan yang merupakan akar gotong royong, sebagai kebudayaan khas masyarakat Indonesia.Â