Mohon tunggu...
Lely Zailani
Lely Zailani Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga dengan satu anak. Pendiri dan aktif di HAPSARI (Himpunan Serikat Perempuan Indonesia) organisasi non pemerintah yang bekerja untuk pemberdayaan perempuan akar rumput di perdesaan. Saat ini tinggal Deli Serdang Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Safe Cities Tidak Sekedar Konsep

24 Oktober 2018   17:44 Diperbarui: 25 Oktober 2018   01:37 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbaikan sistim keamanan transportasi umum memang harus dilakukan. Namun yang lebih mendasar adalah merubah cara pandang terhadap perempuan yang masih sarat dengan nilai-nilai budaya patriarki. Cara pandang patriarki membentuk streotype yang merendahkan perempuan dan menganggap perempuan sebagai objek seksual. Bahwa kekerasan seksual yang terjadi dianggap karena salah perempuan sendiri, pulang tengah malam, jalan sendirian di tempat sepi, dll.

Bahkan tindakan affirmative memisahkan kereta perempuan dengan laki-laki bukanlah solusi jangka panjang, mengingat kekerasan (kejahatan) terhadap perempuan seringkali berakar dan bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya patriarki, ia tidak mengenal tempat. Patriarki melahirkan norma-norma yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dan utama, sedangkan perempuan berada pada posisi subordinat, dianggap sebagai properti bagi laki-laki dan harus berada di rumah.  Karenanya, begitu perempuan keluar rumah, ia memasuki belantara yang tidak aman. Dan jika terjadi kekerasan, itu dianggap kesalahan perempuan sendiri.

Oleh karena itu, masyarakat, pemerintah, para pengambil kebijakan dan penyedia layanan harus diedukasi terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran tentang inklusi dan prinsip kesetaraan gender, untuk membuat kota menjadi lebih aman untuk perempuan, anak perempuan dan difabel.

Safe Cities dan SDG's

Safe cities juga merupakan pendekatan untuk implementasi konsep pembangunan dari tujuan kesebelas (10 target) Sustainable Development Goal (SDG's) yaitu menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan yang penerapannya di Indonesai telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Jadi, kota yang aman untuk perempuan dan inklusif, mestinya tidak sekedar konsep, melainkan mandat yang harus segera diwujudkan.***

[1] Penulis adalah Peserta Pelatihan Safe Cities UN Women, Jakarta September 2018

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun