Perjalanan menuju pos selanjutnya adalah menapaki sabana yg luas.
Disni lah saya bertemu dgn banyak porter lokal yg luar biasa.
Dengan hanya menggunakan kaos oblong biasa (Bahkan ada yg bertelanjang dada!) dan sendal jepit lokal, tapi mereka bisa berjalan dengan lincah padahal jelas mereka membawa beban logistic yang berat ..
Trek menuju  pos 3, pos 4 terus menanjak dan eng ig engg...tibalah kita di Bukit Penyesalan ! Konon katanya ada 7 bukit yg harus kita lalui dengan jalanan yang tentu saja masih menanjak hahha..
Saat itu sy tidak lg menghitung sudah berapa bukit yang sudah terlewat.
Boro-boro lah menghitung, dengan tenaga tersisa, sudah untung kita masih bisa terus berjalan..
Pelan-pelan saja, nanti juga sampai kok...
Walaupun seperti yg sudah sy tuliskan di awal, rasanya memang terus menyesal saat menyusuri jalur ini ..kenapa oh kenapa kita ada di tempat ini, sementara tentu saja rebahan di rumah lebih menyenangkan hahha..
Mungkin memang saking curamnya , sehingga di beberapa tempat kita dapatkan jalur yg dibuat seperti tangga dengan tali pengaman dari tambang  di kanan kiri kita sebagai pegangan.
Dan semuanya terbayarkan ketika tiba di Bukit Plawangan !
Hanya jujur saja, saat itu rasanya ngeri membayangkan kita akan nge-camp di tempat sempit dan nan curam ini . Jalurnya hanya segaris memanjang dan depan belakang kita adalah jurang ..
Jangan bandingkan dengan alun2-alun Surya Kencana di gunung Gede ya ! Jauh ...kalau disana siih kita bisa main layangan dan berlari-larian hahha..Hanya sepertinya memang tidak ada pilihan lain bagi pendaki yg mulai pendakian via Sembalun karena mungkin ini adalah tempat yg paling memungkin kan sebelum memulai Summit.
Malam itu kami berencana pergi Summit lebih awal.
Namun, tepat tengah malam - 1 malam sudah banyak pendaki yg melalui tenda kami utk memulai perjalanan Summit lebih dulu. Sepertinya kami start sekitar jam 2 dengan harapan bisa sampai di Puncak seawal mungkin . Kebetulan kami pergi di akhir tahun yang masih merupakan musim penghujan. Kami tidak ingin terjebak badai..
Lalu , perjalanan Summit dimulai..
Di awal , kami sudah menemui trek berat..Pasir yang dalam membuat langkah kaki sangat berat.Belum-belum tenaga sudah terkuras habis. Untung saat itu masih gelap , sehingga kami tidak bisa melihat trek sebenarnya. Saat kembali pulang, kami baru sadar bahwa trek yg kami lalui di awal perjalanan tersebut adalah Punggunggan.. Dengan kemiringan hampir 90 derajat, pantas saja kalau trek itu begitu berat ! Dan bisa dimaklumi kalau beberapa orang memilih kembali pulang..tidak meneruskan perjalanan menuju puncak.
Saya sendiri kagum dengan diri saya sendiri, kok bisa-bisa nya saya mampu melewati nya...Sombong sekali-sekali boleh ya hahhha
Tapi sombongnya hanya boleh sebentar, karena tanpa ijin sang Kuasa dan support dari teman2 tim terutama teman porter, rasanya saya pasti menyerah deh..
Rasa putus asa ini juga sempat mampir saat melalui letter E yang panjaaangggg...seperti tak ada habisnya. Beberapa pendaki bahkan saya lihat tertidur di jalur ini karena mungkin kelelahan atau kurang tidur semalam. Untung cuaca masih  bagus di awal-awal perjalanan sehingga terhibur dengan view nya yang wow ! tak bisa di gambarkan pokoknya..
Danau segara anak masih setia menemani sepanjang perjalanan , lalu langit dan  gumpalan awan yang begitu dekat...rasanya ingin menyentuh langsung. Para pendaki yang kelihatan kecil dari jauh juga menarik untuk di pandang..
Lalu yang kami khawatirkan datang..hujan mulai turun di tengah jalan
Kami harus cepat melangkahkan kami walau rasanya sudah berat sekali , terutama di trek berpasir menuju puncak . Walau katanya ini tidak sedalam pasir di trek summitnya Semeru, tapi kok ya tetep sulit ya buat saya pribadi Mental ini sebenarnya makin ciut ketika hari makin siang , hujan makin deras dan para pendaki lain sudah turun dari  puncak. Tapi sudah kadung sampai sini, mosok sih tidak di lanjutkan??