Saya memilih pergi ke Pokhara, sebelum kemudian terbujuk untuk sejenak menikmati Annapurna Base Camp (ABC). Annapurna sendiri merupakan puncak tertinggi ke sekian di pegunungan Himalaya setelah Everest tentu saja.
Pokhara merupakan starting point dari mereka yang akan meneruskan perjalanan ke ABC atau Annapurna Circuit. Kota ini mengingatkan saya pada Malang yang merupakan titik keberangkatan mereka yang akan pergi ke Semeru atau pegunungan Tengger.
Pokhara merupakan sebuah kota kecil yang berjarak perjalanan 6-8 jam via darat dari Kathmandu. Kota ini lebih kecil, lebih tenang dan lebih sejuk dari sang ibu kota dengan sebuah danau besar (Phewa Lake) yang mengelilingi kota dan menjadi ikonnya.
Saat sore saya menyempatkan diri berkeliling dengan menyewa sepeda. Lucunya disini saya menemukan adanya Disneyland! Tapi sayang saya tidak sempat masuk ke dalamnya karena hari sudah beranjak gelap saat itu.
Saya bahkan sebenarnya terlalu malu untuk bercerita bagaimana perjalanan saya ke ABC karena tidak seperti mereka yang berjuang berhari-hari (butuh waktu sekitar 10-12 hari untuk trekking PP), saya hanya butuh waktu sekitar 20 menit menuju ke sana, yakni dengan menggunakan heli.
Tapi, hanya menikmati kota Pokhara sendiri, menurut pendapat saya pribadi lagi-lagi tidak terlalu istimewa.Percayalah, bahwa Indonesia juga banyak mempunyai tempat indah yang bisa bikin kita berulang kali jatuh cinta pada Indonesia hehe.
Karena itu saya memutuskan untuk pergi ke ABC dan karena tidak ada persiapan fisik sama sekali dan saya tidak punya waktu libur selama itu, maka saya pergi ke sana dengan jalur pintas.
And trust me, it's very worthed! Maksud saya bukan naik helinya, tapi karena ABC memang luar biasa indah. Speechless, saya hanya bisa mengucapkan syukur berulang kali karena diizinkan Sang Kuasa ada disini. Saya beruntung karena pagi itu cuacanya cerah dan bersahabat, sehingga Himalaya dengan salju abadinya yang selama ini cuma saya lihat di layar kaca, saat ini ada di depan mata!
Ada banyak alasan untuk mengunjungi ABC selain viewnya yang menakjubkan. Konon katanya trek ini boleh lah dijajal untuk trekker pemula dan lemah seperti saya, kita bahkan tidak perlu repot-repot membawa tenda, karena sepanjang perjalanan banyak ditemui teahouse/lodge yang menjadi tempat transit para pendaki.Â