Mohon tunggu...
Abdul Khasim
Abdul Khasim Mohon Tunggu... profesional -

#Aku hanya orang biasa yang ingin menjadi luar biasa. #Mahasiswa Profesi Ners STIKES Yarsi Mataram

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jadikan Perawat Guru, Pernikahan Dini Teratasi

2 November 2015   23:16 Diperbarui: 3 November 2015   00:02 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Ekonomi

Disini tentu kita tidak bisa merubah ekonomi seseorag dalam sekejap mata. Saran dari penulis baiknya pikah BKKBN bekerja sama dengan perangkat desa dan KUA sebagai tindakan pencegahan. Jika ada anak usia dini akan dinikahkan, perangkat desa bisa tidak memberikan izin. Jika perangkat desa diindahkan, masih ada KUA. Jangan diberi izin juga untu nikah. Alhasil ada 2 kemungkinan. Pertama pernikahan batal, kedua nikah sirih. Tapi tentu saja nikah sirih ini sangat sedikit pihak yang menginginkannya.

2. Moral

Nah disinilah Peran perawat jika dijadikan guru akan sangat berdampak, selain mencegah pernikahan dini, moral anak bangsapun teratasi. Yuuk mari di simak.

Jika berbicara masalah moral, tentu ini berkaitan dengan lingkunag, baik itu sekolah, rumah, teman bermain dll. Moral jika tidak di tanamkan sejak dini, maka besarnya akan menjadi kebablasan. Tilik saja sekarang anak SD yang berpakaian dan bergaya seperti orang dewasa, malah banyak juga yang sudah pacaran, bisa bayanginkan besarnya seperti apa? Untuk itu penulis menyarankan pemerintah menjadikan perawat sebagi guru dengan mata pelajaran / kurikulum khusus.

  • Tingkat SD. Banyak anak SD yang tingkah lakunya tidak layak sesuai umurnya, ini dilatarbelakangi karena tontonan yang mereka lihat di TV, acara-acara anak alay yang tidak mendidik. Perlu dipahami kenapa mereka bisa menoton acara – acara tersebut. Tak perlu menyalahkan siapa-siapa. Kita babat akar rumputnya. Masalahnya adalah mereka kekurangan permainan yang mereka senengi, yang bisa mereka kerjakan sesuai umurnya, dan yang terjadi adalah merka menonton acara tv alay saking tidak adanya permaian yang menyenangkan seusai umur mereka yang mereka kerjakan dirumah. Jika perawat jadi guru SD tentunya ini bisa diatasi. Jangan salah, perawat itu kerjaannya bukan hanya suntik menyuntik. Tapi perawat itu juga belajar tentang tumbuh kembang anak dan terapi aktivitas bermain, di buku-buku keperawatan sangat banyak membahas tentang hal tersebut, permainan-permaianan yang bisa dilakukan sesuai umur dll. Dengan itu tumbuh kembang anak bisa di control, dan anak mendapatkan permainan yang magasah motorik kasar maupun motorik halusnya sesuai umur tentunya. Selain itu perawat juga bisa mengajarkan tentang kesehatan-kesehatan dasar pada anak, seprti cara cuci tangan yang benar, gosok gigi, potong kuku, makanan yang baik, cara merawat tubuh dll. Well..jika perawat jadi guru SD, tumbuh kembang anak akan baik, intelgensinnya akan mantap dengan terapi aktivitas bermain sesuai umur yang mereka bisa kerjakan disekolah maupun di rumah, tidak lagi menonton acara TV alay karena mereka punya permaianan sendiri, dan tentunya akan sehat wal afiat. Orang tua mana yang tidak mau anaknya seperti itu? “pemerintah lirik dong gagasannya”.
  • Tingkat SMP. Di tingkat ini kebanyakan anak sudah memasuki masa pubertas, di sinilah masa-masa yang perlu pengawasan. Jika perawat jadi guru SMP. Tentu perawat bisa mengajarkan tentang pengenalan anotomi tubuh, seks edukasi, penyakit – penyakit yang bisa timbul, penyalahgunaan narkoba dll. Orang tua tidak perlu khawatir tentang seks edukasi, karena yang mengajarkan adalah orang yang kompeten dalam bidangnya. Ini hal yang sangat bagus dari pada melakukan penyuluhan-penyuluhan yang entah setahun kapan mungkin akan masuk ke sekolah. Yang namanya anak remaja akan sulit paham dan mengerti jika tidak dilakukan secara continue. Dengan perawat jadi guru, pergaulan bebas bisa di minimalisir karena mereka mengerti apa arti serta dampak yang mereka dapat. “lirik pemerintah lagi”.
  • Tingkat SMA. Di tingkat ini mungkin akan sama pembelajaranya dengan tingkat SMP, tapi tentunya dengan pendalam materi yang lebih tentang sek edukasi, narkoba, penyakit – penyakit yang di timbulkan karena pergaulan bebas, alcohol, rokok dll.
  • KESIMPULAN: jika perawat jadi guru dari tingkat SD s/d SMA tentunya akan bisa memperbaiki moral anak bangsa, bukan hanya pernikahan dini yang di cegah, tapi hampir seluruh lini paergaulan bebas seperti narkoba, sek bebas, alcohol dll. Jika anda setuju, berarti anda orang tua atau calon orangtua yang sangat peduli akan anak anda. Yuk dukung gagasan perawat jadi guru. hehe
  • Sebelum ditanya, kenapa harus perawat, kenapa tidak psikolog, bidan atau dokter?. Psikolog memang kompeten juga tentang tumbuh kembang dan terapi aktivitas bermain, tapi tidak kompeten dalam bidang kesehatan. Bidan hanya kompeten pada permasalahan organ reproduksi, tetapi tidak untuk kesehan menyeluruh. Dokter? Dokter bayaranya kemehelan buat di gaji dan juga Indonesia masih kekurangan dokter.

 

Abdul Khasim

11/02/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun