Indonesia, sebagai negara yang kaya akan budaya dan keberagaman, sering kali menjadi tempat berbagai tenaga kekuatan sosial yang mencerminkan perubahan zaman. Salah satu peristiwa nyata yang mencerminkan transformasi ini adalah pengaruh digitalisasi terhadap kehidupan masyarakat. Fenomena kali ini mencakup berbagai aspek, mulai dari ekonomi digital, pendidikan pembelajaran berbasis teknologi, hingga gerakan sosial yang didukung oleh media sosial. Dalam kerangka pemikiran filsafat Georg Wilhelm Friedrich Hegel, peristiwa seperti ini dapat dipahami melalui konsep dialektika, perkembangan roh absolut.
Â
Hegel melihat sejarah sebagai proses dialektis, di mana kemajuan target tercapai melalui konflik antara ide-ide yang saling bertentangan. Dalam lingkup digitalisasi di Indonesia, "tesis" dapat diwakili oleh nilai-nilai tradisional dan pola hidup kebiasaan masyarakat. Sebagai antitesis, muncul teknologi digital yang mengubah cara orang orang berinteraksi, bekerja, dan belajar. Permasalahan antara kedua elemen ini menciptakan sintesis, yaitu penyesuaian diri masyarakat terhadap teknologi tanpa sepenuhnya meninggalkan nilai tradisional mereka.
Â
Salah satu contoh aktual adalah penerimaan teknologi dalam pendidikan pembelajaran. Pandemi COVID-19 mempercepat berjalannya pembelajaran daring di Indonesia. Awalnya, banyak pihak yang merasa kesulitan, terutama di daerah pelosok dengan akses internet yang terbatas. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai menemukan cara untuk mengintegrasikan memadukan teknologi dalam pendidikan. Hal ini mencerminkan sintesis dialektis yang menunjukkan sebuah kemajuan kesadaran terhadap masyarakat.
Â
Menurut Hegel, kesadaran individu berkembang melalui hal interaksi dengan lingkungan sosial setempat, yang ia sebut sebagai "roh" atau "geist". Dalam konteks digitalisasi, masyarakat Indonesia sedang menuju tahap baru dalam perkembangan roh kolektif. Media sosial, sebagai produk yang terutama dari digitalisasi, tidak hanya menjadi alat komunikasi melainkan juga dapat menjadikan ruang pembentukan kesadaran bersama. Contoh Perkembangan teknologi digital, khususnya media sosial, telah membawa perubahan besar dalam lanskap sosial dan politik di Indonesia. Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok menjadi ruang interaksi yang dinamis, namun juga menghadirkan tantangan besar berupa polarisasi masyarakat. Dalam pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel, fenomena ini dapat dipahami sebagai bagian dari dialektika sejarah, yang bergerak melalui konflik menuju harmoni yang lebih tinggi, Kesadaran Kolektif dalam Dunia Digital
Bagi Hegel, konflik adalah bagian dari perkembangan roh (Geist) menuju kesadaran yang lebih tinggi. Media sosial di Indonesia saat ini sedang menjadi medium pembentukan kesadaran kolektif, di mana masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi tetapi juga produsen gagasan. Gerakan sosial yang dimulai di media sosial menunjukkan bahwa individu-individu dapat bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama sama.
Namun, Hegel juga menekankan bahwa kemajuan tidak pernah terjadi tanpa "negativitas." Polarisasi, misinformasi, dan radikalisasi online adalah tantangan yang harus dihadapi masyarakat Indonesia dalam proses menuju kesadaran kolektif yang lebih matang.
Contoh lain nyatanya adalah gerakan bersama yang dimulai di dunia maya digital internet, seperti #SaveKomodo dan #TolakOmnibusLaw. Dari Kedua gerakan ini menunjukkan bagaimana individu-individu yang tersebar di berbagai macam daerah dapat bersatu melalui situs platform digital untuk menyuarakan dan menyampaikan kepentingan bersama sama.
Â
Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan yang tidak bisa diabaikan. Hagel menekankan bahwa setiap kemajuan pasti memiliki "negativitas" yang harus diatasi. Dalam sebuah konteks digitalisasi, tantangan ini berupa pembohongan, polarisasi masyarakat, dan kesenjangan digital. Pembohongan yang menyebar luas melalui media sosial, misalnya, sering kali memicu konflik konflik sosial dan memperburuk polarisasi. Hal Ini menunjukkan bahwa kesadaran bersama masyarakat belum sepenuhnya matang, dan proses dialektika masih berlangsung.
Â
Hegel percaya bahwa adanya tujuan akhir dari sejarah adalah pencapaian roh absolut, di mana kebebasan dan rasionalitas tercapai sepenuhnya. Dalam konteks Indonesia, hal ini dapat diwujudkan melalui penggunaan teknologi internet yang bertanggung jawab dan inklusif. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa perubahan era digital tidak hanya menguntungkan bagi beberapa orang, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Program seperti pemberian akses internet di daerah pelosok dan literasi digital merupakan langkah untuk menuju tujuan ini.
Kesimpulan, Dalam kerangka Hegelian, fenomena digitalisasi di Indonesia merupakan bagian dari perjalanan panjang menuju kesadaran bersama yang lebih matang. Meski banyak tantangan, proses ini mencerminkan potensi bahwa masyarakat Indonesia mengusahakan terus berkembang dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman ini. Seperti hal nya yang ditegaskan Hegel, sejarah merupakan perjalanan menuju kebebasan, dan perjalanan ini, meski akan berliku liku, selalu harus mengarah yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H