Mohon tunggu...
Lejar Pribadi
Lejar Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Bangunlah perpustakaan pribadi di rumah kita. Biarlah anak-anak kita menjadi gemar membaca.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Etika Merokok yang Baik

30 Juli 2013   11:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:50 2680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyadarkan perokok tentang bahaya merokok adalah pekerjaan yang sulit. Sama sulitnya - mungkin - dengan memberantas korupsi. Ironisnya, seringkali petugas penyuluh bahaya merokok adalah seorang perokok! Sama ironisnya - mungkin - dengan pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh koruptor!

Tak sedikit bukti-bukti ilmiah dan fakta nyata tentang bahaya merokok ditunjukkan, tapi tak menyurutkan selangkah pun untuk berhenti merokok. Alih-alih berhenti merokok, yang ada malah lontaran komentar yang membuat kita mengelus dada;

"Kita merasa sehat2 aja. Kita dari dulu ngerokok tapi gak mati2. Malah yang gak ngerokok pada mati duluan!"

Ironis...

Kebiasaan buruk perokok :

Merokok itu sendiri adalah perbuatan yang buruk, bisa juga dikatakan sebagai kebiasaan tak sehat. Sudah begitu ditambah dengan bad habbit yang biasa dilakukan oleh perokok itu sendiri, antara lain :

1. Membuang puntung rokok sembarang;

Percaya atau tidak, coba lihat kaki kursi di ruang tamu atau ruang keluarga. Jika ruangan tadi tidak ada asbak, sudah pasti abunya bisa ditemukan di kaki kursi atau meja. Itu baru di dalam rumah. Ketika di luar rumah, kebiasaan merokok sambil berkendara adalah kebiasaan yang sangat buruk. Selain dia tidak konsentrasi, puntung rokok yang dibuang sembarang terkadang masih menyala dan mengenai pengendara lain.

2. Merokok di dalam ruangan

Yang jelek dari merokok di dalam ruangan adalah bau rokok yang tidak hilang. Kalaupun sudah menggunakan pengharum ruangan, sesungguhnya zat-zat kimia berbahaya yang ada di asap rokok tidak akan bisa hilang begitu saja. Dia akan melekat di kursi, korden atau tembok ruangan, apalagi jika ruangannya ber-AC. Terlebih lagi kebiasaan merokok di dalam toilet/wc. Anda pasti bisa membayangkan sendiri bagaimana kondisinya. Termasuk merokok di dalam kendaraan umum!

3. Merokok didekat anak kecil, ibu hamil/menyusui

Inilah kebiasaan buruk perokok kita. Karena merokok dianggap sebagai hal biasa, maka banyak orang tua yang merokok ketika sedang berkumpul dengan anak-anaknya di ruang keluarga. Ada tiga kesalahan dari hal ini, yaitu : merokok, merokok di dalam ruangan, dan merokok di dekat anak-anak. Paru-paru anak yang harusnya kita jaga karena masih murni, malah kita racuni dengan asap rokok. Dan secara tidak langsung memberikan edukasi merokok kepada anak, tanpa biaya. Gratis! (Inilah yang diharapkan oleh perusahaan rokok, adanya generasi penerus konsumen rokok!) Diperparah lagi dengan kebiasaan menyuruh anak-anak untuk membelikan rokok di warung.

MEMULAI DENGAN ETIKA MEROKOK YANG BAIK

Sekali lagi menegaskan bahwa meminta seorang perokok untuk berhenti merokok adalah sesuatu yang menyebalkan. Mereka akan tetap merokok sampai kapan pun. Mungkin sampai maut menjemput, atau sampai penyakit datang menghampiri.

"Lebih baik tidak makan, daripada tidak merokok!"

"adalah hak bagi kami untuk merokok!"

Jika demikian adanya, hampir pasti sangat mustahil untuk menghentikan kebiasaan merokok mereka. Karena itulah memang sebaiknya tidak kita usik lagi kegiatan merokok mereka. Kita harus menghormati hak mereka untuk merokok. Kapanpun dan dimanapun mereka ingin merokok, kita persilakan. Namun demikian saya mengajukan untuk adanyaetika merokokdengan ketentuan dan syarat yang berlaku, sebagai berikut :

1. Tidak merokok di dalam ruangan; baik di dalam rumah, di gedung perkantoran, di fasilitas umum, di dalam kendaraan umum, atau di dalam toilet/wc. (Merokok di dalam ruangan hanya berlaku di ruangan khusus untuk merokok!)

2. Tidak merokok sambil berkendara; kecuali bisa memastikan untuk tidak membiarkan abunya beterbangan di jalanan dan menyimpan puntungnya di saku atau di mobil anda.

3. Menghormati anak kecil, ibu hamil/menyusui; bahwa mereka adalah masa depan kita. Janganlah meracuni mereka dengan asap rokok. Jangan mengedukasi mereka untuk merokok. Jangan merokok di hadapan anak kecil dan jangan menyuruh mereka untuk membelikan rokok anda.

4. Buang puntung dalam keadaan mati di dalam tempat sampah.

"Lantas pesan kesehatannya dimana? Kok tidak menolong orang lain (:baca : perokok) untuk menjadi sehat?"

Memang benar. Tujuan dari etika merokok di atas memang bukan untuk menyelamatkan para perokok dari kebiasaan tidak sehat mereka. Karena mereka tidak mau untuk berhenti merokok. Akan tetapi, setidaknya, dengan etika merokok ini akan bisa menyelamatkan orang lain yang tidak merokok dan tidak kita inginkan terkena dampak bahaya rokok - karena dipaksa menjadi perokok pasif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun