"aaah itu sudah aku lakukan Kara..aku sudah merubah semua untuk air mataku..terutama saat pergimu..tak pernah lagi air mata ku datang menghampiri untuk sesuatu yang tak pernah pantas..tapi malam itu aku tersadar kara..malam itu berbeda Kara..saat pesan singkatnya datang membawa kabar buruk tentang raganya..nafasku nyaris terhenti Kara..tatapan mataku nanar mengingat rapuh tubuh nya..air mata mulai menggenang tanpa aku memintanya..aku ingin marah Kara..sungguh..sejujurnya aku tak suka ia serapuh itu..bagaimana bisa orang yang membawa nafas baru dalam hidupku, memperbarui hancur remah jantung hatiku tak mampu menjaga gegap tegap raganya..pikirku melayang mengingatnya Kara..hingga pada akhirnya rintih perih sakitnya menyadarkan ku akan kuasaNya..aku terduduk diam Kara..air mata yang bicara..dan..ya Kara..aku jatuh cinta..!!.."
"binar matamu sudah berbicara semua yang hatimu rasa..oh ya..aku pernah melihatnya, berjumpa dengan nya di simpang riuh hatimu waktu itu..tak begitu pandai aku menilainya..apapun kebaikan yang ia lakukan..ia tetaplah laki - laki..jadi berhati - hatilah.."
iya Kara ! ia memang laki - laki..laki - laki yang kini tepat berada di jantung hatiku..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H