Mohon tunggu...
Indra Ruimassa
Indra Ruimassa Mohon Tunggu... Editor - Aktivis, Mahasiswa

Hidup benar adalah kunci kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelusuri Dalang di Balik Dinasti Politik (Jokowi), Perang Dingin China-AS Sampai Ramalan Nostradamus

13 Juni 2024   11:46 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RUU ini bakal menjadi ancaman baru bagi jurnalis dan insan pers. Padahal selama ini tak sedikit jurnalis yang dijerat pidana menggunakan UU NO.1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik. Ini yang sangat tidak logis karna seakan-akan membatasi kebebasan Pers dan membatasi kebebasan berekrepresi Masyarakat. Perss dan Masyarakat adalah pilar demokrasi yang mana Ketika goalnya RUU Penyiaran ini dapat membunuh demokrasi.

Masih dengan pendekatan psikoanalisa kita berasumsi tentang Kebijakan pemerintah yang memberikan previlage kepada Ormas Keagaaman untuk pegang proyek pertambangan, dengan dalil bahwa kebijakan ini dibuat untuk memandirikan Ormas-ormas ini. Bukankah tanggung jawab ormas keagamaan untuk menuntun umat kearah yang benar? Apakah ormas-ormas ini masih miskin dan tidak mandiri? Bukankah ormas-ormas keagamaan di Negara ini punya Yayasan 

Dimana-mana yang secara telah memandirikan ormas keagaman tersebut? Ataukah pemerintah sengaja memberikan previlage ini demi dapat menundukan Masyarakat secara kolektif untuk tetap diam dengan kebijakan-kebijakan kontroversial yang telah berjalan dan yang mungkin sedang dirancangkan? Karna mengingat bahwa cara paling efektif untuk mendudukan Masyarakat Indonesia yang wajib beragama ini adalah lewat ormas-ormas keagamaan kan? Apakah Abad kegelapan akan terjadi di Indonesia? Sungguh banyak pertanyaan-pertanyaan dengan hadirnya peraturan dan Kebijakan Pemerintah yang kontroversial nan gila-gilaan akhir-akhir ini.

Namun lewat tulisan ini saya ingin mengiring kalian untuk mengamati dan menelusuri serta menganalisa kebijakan-kebijakan gila ini yang seakan-akan memberikan leluasa untuk terjadinya Dinasti politik Jokowi dengan segala cara gila yang mengebu-gebu ini. Sungguh ini sesuatu yang harus kita gali Bersama. Oleh karena itu penjelasan diatas telah memperjelas keuntungan dan manfaat yang didapatkan Keluarga Presiden Jokowi, namun apakah hanya keluarga Jokowi dan kelompoknya yang mendapatkan manfaat ini?. Kalau kita lihat dari prefektif Geostrategis dan Geoekonomi Global Negara manakah yang paling di untungkan? Karna saya meyakini bahwa rahasia dalam istana Negara yang di proyeksi untuk tetap dijaga itu berkaitan juga dengan bayangan kekuatan besar Tingkat Global yang harus disembunyikan rapat-rapat atau harus di lanjutkan tanpa putus karna pastilah punya konsikuensi yang besar pula Ketika tidak dijaga atau di lanjutkan.

 Nah, kita Kembali ke pertanyaan bahwa Kekuatan Negara manakah yang di untungkan? Dengan tegas saya menjawa bahwa Negara China adalah negara yang paling di untungkan, kenapa? Lihat saja hampir semua proyek pertambangan mineral-mineral strategis di Indonesia pegang oleh Korporasi China. Sedangkan Perusahan FreePort yang menjadi perusahan besar Asal Amerika itu telah sepenuhnya menjadi milik Indonesia dengan dipegangnya 51% saham dan akhir mei 2024 kemarin baru saya di sebutkan akan naik menjadi 61% dalam pidatonya Presiden Jokowi yang melemahkan posisi dan stabilitas politik-ekonomi AS-Indonesia.

Hari-hari ini seluruh dunia tahu bahwa Negara China dan Amerika Serikat sedang berada dalam perang dingin, karna memperebutkan perdagangan Internasional dan telah menjerumus kedalam semua bidang. Posisi Indonesia sebagai negara Penyuplai/ladang Pangan dan Mineral-mineral Strategis sangat di perebutkan oleh negara-negara adidaya itu, posisi Indonesia sebagai negara paling strategis yang diapit oleh benua Australia dan benua Asia dan juga diapit oleh samudera Hindia dan samudera Pasifik tentu secara letak georafis menjadi litasan utama dan ladang utama Korporasi-korporasi yang paling menguntungkan untuk mereka, apalagi sekarang PDB dunia dan ekonomi dunia lagi menuju ke Negara-negara Asia Tenggara dan Indonesia sebagai Negara ASEAN yang terbesar baik dari luas wilayah, jumlah penduduk, pangan, dan mineral strategis akan menjadi target utama perekonomian Internasional yang sedang berada dalam Tarik-menarik (center of grafity). Kemudian kita bertanya apakah apakah Amerika akan mengalah dari China memperebutkan ladang Indonesia ini? Saya punya asumsi bahwa Amerika tidak akan melepaskan Negara kaya sumber daya alam ini, apalagi Nikel di Indonesia menjadi primadona dunia untuk bersaing dalam teknologi dan ekonomi global, ini kebutuhan yang sangat mendesak, dan pihak AS pasti akan mengunakan segala cara untuk mendapatkan ladang Indonesia ini.

 Segala cara yang saya maksud mungkin saja dengan cara berperang dengan China (AS VS CHINA), bisa saja kita sebutkan perang Pasifik terbesar abad 21. Ataukah kita merujuk pada ramalan Nostadamus tentang perang yang akan terjadi pada Indonesia vs Australia pada tahun 2030? yang Dimana menurut infomasi populer beberapa tahun lalu bahwa AS telah mendirikan pangkalan militer terbesar di Hindia-Pasifik di Australia yang secara geografis sangat berdekatan dengan Indonesia. Berdasarkan sumber Nostradamus bahwa perang yang akan terjadi pada Indonesia vs Australia di tempat yang ada Pelabuhan Level Internasional, daerah dengan kaya sumber daya alam, dan adanya patung pahlawan Nasional. Nah, berdasarkan teka-teki ini dapat di prediksi bahwa kalau mungkin perang akan terjadi pastilah titiknya di Pulau Tanimbar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Karna mengingat bahwa Pulau Tanimbar sekarang punya patung Ir. Soekarno yang merupakan pahlawan Nasional dan daerah tempat produksi Tambang Minyak dan Gas Abadi Blok Masela yang otomatis disitu akan di buat Pelabuhan laut level Internasional dan mengingat bahwa secara Geografis Pulau Tanimbar merupakan perbatasan antar Negara Indonesia dan Australia.

Berdasarkan penjelasan dan analisis saya ternyata punya benang merah antara rentetan kejadian panjang ini, apakah ini Konspirasi ataukah akan segera menjadi Kenyataan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun