Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Prelude

26 Juli 2015   17:41 Diperbarui: 26 Juli 2015   17:41 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

 

Epilog

 

‘Kuambilkan dessert ya,’ kata-kata Dina membangunkan kesadaran.

‘Sudah kenyang,’ sahutku enggan.

‘Tapi aku belum,’ ‘Tunggu bentar,’ ucapnya meninggalkanku begitu saja di antara banyak undangan. Sesekali kudengar ibu-ibu berkata, ‘Pengantinnya cantik ya.’ Tentu saja. Sangat cantik malah. Aku tak bisa mendustai penglihatanku. Dewi memang begitu cantik dalam balutan kebaya warna biru. Dan Bima, ah, senyumnya, masih menawan seperti yang dulu.

 

Ada saat di mana tangisku tak kunjung mau berhenti. Ada saat aku begitu rapuh dan tak mampu untuk berdiri, bahkan untuk menyangga tubuhku sendiri. Dan saat-saat seperti itu baru kusadari, bahwa aku benar-benar membutuhkanmu. Jika saja waktu bisa diputar kembali, sebelum kau mencariku akulah yang akan menemukanmu, Bima.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun