Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Prelude

26 Juli 2015   17:41 Diperbarui: 26 Juli 2015   17:41 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bima meraih buku tanganku.

‘Dengar ini, sampai kapan pun kau menanti Damar, aku akan terus menunggu. Aku akan terus berada di sebelahmu. Menjadi pundakmu, menjadi sasaran amarahmu, menjadi sisi murammu, menjadi apa pun itu asalkan di dekatmu aku akan menunggu. Bukan bodoh, hanya saja.... Aku hanya menginginkanmu. Bukan yang lainnya.’

Hampir saja Bima menitikkan air mata.

Aku juga, but for a different reason, Bima.

‘Dasar cengeng,’ ujarku mendorong dahinya. Lagi-lagi Bima menangkap tanganku dalam hangat jemarinya.

‘Bisakah kelak kau mencintaiku?’

‘Lepaskan.’

‘Jawab dulu. Bisa?’

‘Jangan memaksa.’

‘Oke, baiklah. Tapi paling tidak kau pikirkan dulu. Ya?’

Aku tersenyum menatap wajahnya. Lebih baik tak menjanjikan apa-apa ketimbang membuat salah satu terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun