Mohon tunggu...
Lnura
Lnura Mohon Tunggu... Guru - Eccedentesiast.

Menulis adalah caraku menyembuhkan rasa rindu padamu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kotak Kulit

7 Oktober 2020   19:37 Diperbarui: 7 Oktober 2020   19:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kelak kamu akan memahami keputusan yang simbok ambil. Memasukkanmu ke asrama ini, nduk. Meskipun berat, terimalah. Ini demi kebaikanmu." Kata-kata simbok padaku sambil memeluk tubuhku yang mungil.

Bus Rudi yang ditunggu pun tiba. Simbok memeluk tubuhku. Badanku terguncang menahan tangis. Simbok dan bapak masuk ke dalam bis itu, kembali ke rumah. Tangisku yang kencang dan teriakanku tak membuat surut langkahnya meninggalkanku di asrama ini.

Aku hanya menangis sekencang-kencangnya. Setyorini menenangkanku. Aku dan Rini kembali ke asrama. Kamar mandi menjadi tujuanku. Aku menangis didalamnya. Kubasahi tubuh mungilku dengan air yang dingin. Bergayung-gayung air membasahi tubuhku. Simbok, bapak, aku ingin pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun