"Kelak kamu akan memahami keputusan yang simbok ambil. Memasukkanmu ke asrama ini, nduk. Meskipun berat, terimalah. Ini demi kebaikanmu." Kata-kata simbok padaku sambil memeluk tubuhku yang mungil.
Bus Rudi yang ditunggu pun tiba. Simbok memeluk tubuhku. Badanku terguncang menahan tangis. Simbok dan bapak masuk ke dalam bis itu, kembali ke rumah. Tangisku yang kencang dan teriakanku tak membuat surut langkahnya meninggalkanku di asrama ini.
Aku hanya menangis sekencang-kencangnya. Setyorini menenangkanku. Aku dan Rini kembali ke asrama. Kamar mandi menjadi tujuanku. Aku menangis didalamnya. Kubasahi tubuh mungilku dengan air yang dingin. Bergayung-gayung air membasahi tubuhku. Simbok, bapak, aku ingin pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H