Mohon tunggu...
Legina Asri
Legina Asri Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Money

Metode ANP (Analytic Network Process) dalam Evaluasi

13 Juni 2013   11:12 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 12159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia, 2011). Menurut Heclo (1972) ide kebijakan bukanlah sebuah istilah pasti atau swabukti (self-confident). Kebijakan (policy) adalah istilah yang tampaknya banyak disepakati bersama. Dalam penggunaanya yang umum istilah kebijakan dianggap berlaku untuk sesuatu yang “lebih besar” ketimbang keputusan tertentu, tetapi lebih kecil” ketimbang gerakan sosial. Jadi kebijakan dari tingakt sudut pandang analisis adalah sebuah konsep yang kurang lebih berada ditengah-tengah. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi, kelompok sektor swasta, dan individu. Suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat yang mana penyusunannya melalui berbagai tahapan sering kali lebih dikenal sebagai kebijakan publik (Dunn dalam Wikipedia, 2011).

Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah diselesaikan, tetapi juga membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali masalah sehingga dapat dirumuskan kebijakan baru yang lebih relevan.

Analytic Network Process (ANP) merupakan generalisasi dari Analytic Hierarchy Process (AHP), dengan mempertimbangkan ketergantungan antara unsur-unsur hirarki. Banyak masalah keputusan tidak dapat terstruktur secara hirarki karena mereka melibatkan interaksi dan ketergantungan elemen-tingkat yang lebih tinggi dalam hirarki pada elemen-tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu, ANP diwakili oleh jaringan, bukanhirarki. Struktur umpan balik tidak memiliki bentuk atas ke bawah hirarki tetapi lebih mirip jaringan, dengan siklus menghubungkan komponen elemen, yang tidak dapat disebut sebagai tingkatan.

ANP merupakan metode yang menghasilkan kerangka kerja untuk mengatasi permasalahan pengambil keputusan tanpa membuat asumsi yang berkaitan dengan independensi antara level elemen yang lebih tinggi dengan lemah dan independensi dari elemen-elemen dalam satu level dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. ANP menggunakan network tanpa penjelasan yang spesifik tentang level-level yang ada seperti pada suatu hirarki (Saaty,2001). Aktivitas saling mempengaruhi merupakan konsep inti dari ANP.

ANP melibatkan hubungan secara hirarkis tetapi tidak membutuhkan struktur yang baku seperti pada AHP,sehingga mampu menangani hubungan yang kompleks antara level-level keputusan dengan atribut-atribut. ANP terdiri dari dua bagian, yang pertama adalah kontrol hirarki atau jaringan kriteria dan subkriteria yang mengontrol interaksi dan yang kedua adalah suatu jaringan yang menggambarkan saling mempengaruhi antara elemen-elemen (Saaty, 2001). Pada ANP juga digunakan metode perbandingan berpasangan seperti pada AHP dengan memiliki skala relatif yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1

Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Tingkat Kepentingan

Definisi

Keterangan

1

Kedua elemen sama penting/disukai

Elemen A1 dan A2 samsa disukai/penting

3

Elemen yang satu sedikitlebih penting/disukai daripada elemen lainnya

Elemen A1 cukup disukai/penting disbanding elemen A2

5

Elemen yang satu lebih penting/disukai daripada elemen lainnya

Elemen A1 lebih disukai/penting disbanding elemen A2

7

Satu elemen sangat lebih penting / disukai daripada elemen lainnya

Elemen A1 sangat disukai / penting dibanding elemen A2

9

Satu elemen mutlak penting / disukai daripada elemen lainnya

Elemen A1 mutlak disukai / penting dibanding elemen A2

2,4,6,8

Nilai tengah diantara dua penilaian yang berdampingan

Nilai ini diberikan jika diperlukan kompromi / ragu-ragu dalam memilih skala. Misal : memilih sangat disukai & mutlak disuka

kebalikan

Bila elemen ke-ij pada faktor I mendapat nilai nilai x maka elemen ke-ji pada faktor ke-j mendapat nilai 1/x

Misal : Jika A1 dibanding A2 katakanlah mempunyai skala 7,maka A2 dibanding A1 mempunyai skala 1/7

Jaringan yang terjadi antar kriteria sangat beragam dan limiting matriks untuk tiap supermatriks dihitung pada setiap kontrol kriteria. Pada akhirnya tiap supermatriks dibobotkan dengan prioritas dari masing-masing kontrol kriteria dan hasil akhir yang didapat adalah berupa penjumlahan dari semua kontrol kriteria. Konsep supermatriks digunakan untuk memperoleh bobot gabungan yang mengalahkan hubungan interrelationships yang ada (Mohanty et al, 2005).


Pada gambar 1 terdapat lima cluster yang saling berhubungan.Hubungan dalam cluster atau innerdependence terlihat pada C2 dan C6.Hal ini berarti elemen-elemen dalam cluster ini memiliki saling keterkaitan satu sama lain.Hubungan antar cluster (outer dependence) seperti yang terlihat pada C6 dan C5 dapat diartikan bahwa C6 memberikan pengaruh pada C5, begitu juga C1 memberikan pengaruh pada C4. Hubungan yang terjadi pada C1 dan C3 merupakan hubungan saling mempengaruhi yang ditunjukan dengan dua anak pada menuju C1 dan C3.Langkah ANP menurut Lee dan Kim (2000) dalam Handayani (2003):

1.Jelaskan masalah keputusan secara rinci termasuk tujuan, kriteria dan subkriteria, pelaku dan tujuan mereka dan hasil yang mungkin dari keputusan itu.

2.Mengidentifikasikan kriteria-kriteria evaluasi

3.Menentukan bobot kepentingan untuk mengetahui seberapa pentingnya satu kriteria evaluasi terhadap kriteria yang lain bagi pengambil keputusan dalam lingkup ermasalahan yang ingin dipecahkan.

4.Menentukan bobot ketergantungan antar kriteria untuk mengetahui seberapa besar suatu kriteria tergantung pada kriteria yang lain didalam lingkup permasalahan tersebut dengan skala penilaian bobot antara 1 - 9.

5.Menentukan bobot prioritas kriteria untuk masing-masing kriteria dengan mengalikan bobot kepentingan kriteria dengan bobot ketergantungan kriteria.

6.Melakukan analisis sensitivitas terhadap hasil akhir dan menginterpretasikan hasil sensitivitas dengan mengamati seberapa besar atau kecil ini adalah rasio.

ANP adalah cara yang berguna untuk berurusan dengan keputusan yang kompleks yang melibatkan ketergantungan yang tidak dapat dimodelkan sebagai suatu hirarki dan umpan balik dianalisis dalam konteks manfaat, peluang, biaya dan risiko. ANP juga telah divalidasi dalam beberapa contoh. Dalam pemanfaatannya ANP dapat digunakan bersamaan dengan analisa SWOT, MCDA, GIS analysis dan analisa lainnya. Evaluasi dengan menggunakan teknik ini tidak hanya menekankan pada hasil dalam membuat sebuah keputusan dalam masalah yang kompleks. ANP menekankan pada konsep manfaat, peluang, biaya dan risiko (BOCR) sehingga bukan hasil akhir yang menjadi penekanan melainkan spesifik pada segala permasalahan yang tidak dapat disusun berdasarkan hierarki. Proses ini akan menjawab : Mengapa? (Apa visi program?), Siapa? (Siapa mitra langsung program?), Apa? (Apa saja perubahan yang dicari? serta Bagaimana? (Bagaimana program akan berkontribusi pada proses perubahan?).

Kuntungan dari ANP adalah kemampuan memecahkan masalah dengan alternatif dan kriteria memiliki interaksi sedemikian rupa sehingga tidak dapat ditampilkan dalam suatu hirarki. ketikapengambil keputusan memutuskan untuk model masalah sebagai jaringan, tidak perlu untuk menentukan tingkat (Bauyaukyazici dan Sucu, 2003). Sebuah jaringan mengandung kelompok (komponen, node atau kriteria) dan elemen (sub kriteria) dalam kelompok tersebut. Sehingga metode ini dapat digunakan dalam menyelesaikan keputusan yang akan diambil pemerintah dalam menentukan ragam program yang sesuai untuk mendukung fungsi pembangunan yang optimal di Indonesia dengan memandang bagaimana manfaat, peluang, biaya dan resiko yang akan ditimbulkan oleh suatu program yang akan diputuskan.

Tinjauan Pustaka

Bedessi,Sergio.HP, ANP, AND ANN: TECHNICAL DIFFERENCES, CONCEPTUAL CONNECTIONS, HYBRID MODELS. ISPRI (Institute for Forecasting Studies and International Research)

Saaty.Thomas.The Analytic Network Process. University of Pittsburgh

Sadeghi,Moch.dkk.2011. Using Analytic Network Process in a Group Decision-Making for Supplier Selection.Informatica.2012.Vol23,No.4,621-643.Vilnus Universuty

American Water Works Association.1997.Water Conservation and Water Demand Management Strategy For The Water Service Sector

http://dss.constructive-learning.info/?p=117

http://www.isahp.org/2009Proceedings/Final_Papers/15_Castillo_Neira_ANPinColombianDiaperMarketShare_REV_FIN.pdf

http://www.journaldatabase.org/articles/aplikasi_analytic_network_process_anp.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun