Menoleh kekiri, membuatku mengernyit. Sejak kapan pula pria ini ada disampingku? Dia tidak mengunakan kemeja hitam putih seperti kami, khas mahasiswa baru. dia mengenakan, Humm kaos yang benar-benar lusuh oleh keringat. jins yang koyak di kedua sisi lututnya.. wajahnya juga menggambarkan apa yang sudah dilaluinya sepanjang hari. benar=benar lusuh. Siapa pria aneh ini? jikapun Panitia, tapi dia tidak menggunakan almamater. Khas para senior yang sejak tadi mengelilingi kami.
"ya" ucapku singkat kembali berjalan mengikuti rombongan.
"Nanti akan dikumpulkan di ruang Auditorium kok. Ada AC nya. ada makanannya. Sekalian makan siang." ujarnya yang mampu  membuatku menoleh ketika mendengar kata makan.
Sepertinya dia tau apa yang kurasakan. Kelaparan. Contohnya saja dia tertawa ketika melihat reaksiku.
kenapa? Lapar di situasi mencekam seperti tadi kan kan bukan hal bodoh. Itu hal wajar. Dia saja yang aneh.
"Ginuuukkk"seruan seseoang membuat kamiberdua menoleh bersamaanÂ
Dia pakai almamter, berarti senior. Pria yang lebih rapi dengan kemeja dalam yang dihiasi almamater dan celana jins nya. -minus sobek. Hanya saja pria ini lebih berisi dan rambut gondrongnya yang diikat kuda.
"Sampean, nengkene, ana opo?
Pria gondrong itu dengan santainya merangkul pria disebalahku ini.Â
Berarti dia juga senior kan?
"widiiihhh,,, udah ada aja incaran maba yaa?"Â