Situs demi situs lowongan kerja luar negeri saya kunjungi, pertanyaan melalui messenger facebook saya kirim satu per satu ke perawat yang pernah dan masih berkarir  untuk menanyakan tentang peluang kerja Terapis Gigi dan Mulut di luar negeri, dan banyak lagi namun hasilnya nihil.Â
Entah kenapa setiap kali PJTKI menginformasikan kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri, tidak ada kebutuhan tenaga Terapis Gigi dan Mulut baik dalam bahasa asing atau yang sudah dialihbahasakan, yang ada dan selalu ada hanya Perawat, Bidan, Radiografer, dan Ahli Farmasi. Kadang pernah saya menyesal karena telah memilih prfoesi yang tidak dibutuhkan baik di negeri sendiri apalagi uar negeri.Â
Ditengah padamnya semangat karena realita, saya pernah membaca sebuah catatan di salah satu blog pribadi perawat indonesia yang bekerja di Qatar. Blog yang berisikan tentang pengalaman bekerja di Rumah Sakit di Qatar  Petroleum salah satu perusahaan minyak raksasa di dunia.Â
Harapan mulai ada ketika salah satu PJTKI mem-posting peluang kerja di Qatar, dan satu tenaga kesehatan yang dibutuhkan memiliki kualifikasi  adalah lulusan Kesehatan Gigi. Â
Tanpa menunggu waktu lama, langsung apply lamaran. Satu minggu berselang ada kabar yang membuat perasan campur aduk, pertama senang karena PJTKI merespon e-mail yang saya kirim, tapi yang kedua sedih ketika petugas PJTKI memberikan informasi jika kebutuhan yang diingkan oleh rumah sakit adalah female dental hygienist,Â
"Loh emangnya kenapa kalau pria, sama-sama Terapis Gigi kok"! satu kali mendapat kesemapatan yang terlewatkan, karena memang tubuh bukan berjenis kelamin perempuan, dan dengan berat hati  harus merelakan kesemapatan.
4 (empat) bulan berselang ada PJTKI di Jakarta menyebar informasi peluang kerja tenaga kesehatan Indonesia terdapat formasi Terapis Gigi dan Mulut dengan visa Dental Technician (bukan tekniker gigi). Â
Ada beberapa syarat mutlak yang harus dimiliki yakni fasih berbahasa Inggris. Sempat pesimis bisa melewati test user karena  Bahasa Inggris yang dimiliki saat itu kacau.Â
Pada bulan ketiga setelah mendaftar dilakukan interview dengan user (pihak  pemberi kerja dari Arab Saudi), syukurlah proses awal dilewati dengan baik. Interview berjalan lancar menggunakan bahasa asing, proses yang sangat luar biasa.Â
JIka saya tidak mengambil short course bahasa asing mungkin ceritanya berbeda. 2 minggu saya pergi ke Kampung Inggris Pare di Kediri untuk agar lancar berbahasa inggris.Â
Proses selanjutnya adalah pembuatan paspor dan tes kesehatan Medical GAMCA, proses yang juga menentukan. Mereka (user)Â tidak menerima calon pekerja dengan riwayat kesehatan tidak baik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!