Dalam konteks perikanan sebagai bahan pangan (Fisheries as a food), maka jaminan ketersediaan stok pangan harus tersedia sepanjang waktu. Di tengah gencarnya program pengentasan kasus stunting melalui Gemarikan misalnya, maka Pemerintah harus mampu mendorong agar kinerja supply chain bisa berjalan efektif, salah satunya dengan menjamin adanya buffer stock ikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Â Untuk memenuhi kebutuhan hal tersebut, program yang paling memungkinkan didorong yakni dengan pengembangan rantai dingin di setiap desa pesisir (One Village, One Cold Chain). Program pengembangan rantai dingin di setiap desa pesisir setidaknya memiliki empat fungsi strategis, yakni : (1) sebagai buffer stock; (2) menjamin supply chain; (3) pemberdayaan nelayan skala kecil; dan (4) pemberdayaan UMKM pengolah perikanan.
Saya kira empat fungsi strategis di atas, jiga didorong melalui program yang terfokus pada setiap desa pesisir, maka akan secara langsung berampak terhadap pergerakan ekonomi local yang ada. Inilah saya kira transformasi pengelolaan perikanan inklusif yang harus mulai dibangun. Integrasi program One Village, One Cold Chain juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan pembiayaan lintas sektoral terkait, misalnya saja dengan menggunakan pembiayaan dana desa-Kementerian Desa, Kementerian sosial, Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif dan lainnya.
Penulis adalah Sekjend Yayasan Pusaran-KP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H