Jika kita menganalisis data perdangan RI-USA yang dipublish oleh International Trade Center (ITC, 2019), menunjukkan bahwa USA merupakan tujuan ekspor produk perikanan terbesar RI (di luar produk rumput laut), dengan nilai ekspor mencapai 1,32 milyar dollar USD atau sebesar 39,87% dari total nilai ekspor produk perikanan RI. Disusul, Jepang, China dan Vietnam. RI juga menguasai supply share pasar perikanan USA sebesar 7,06%. Sedangkan supply share terbesar dikuasai oleh Kanada, Chile, India, dan China.
Jika kita lihat market share ekspor produk perikanan RI, memang USA sangat dominan. Ini yang perlu diantisipasi, jika usulan menolak status negara maju ditolak, dan kebijakan pemberian keringanan tetap dicabut. Kita harus mampu mengantisipasi bagaimana daya saing dan kinerja ekspor tidak terlalu terdampak. Â Jika RI tidak mampu mengantisipasi, perlu diingat di bawah RI masih ada Vietnam, Thailand dan negara berbasis perikanan lainnya yang bisa saja menggeser RI sebagai 5 (lima) besar eksportir terbesar ke USA.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mendorong efisiensi usaha di sektor perikanan, menurunkan suku bunga kredit bagi sektor strategis, perbaikan sistem logistik perdagangan yang efisien, dan insentif lainnya yang secara langsung berdampak pada produktivitas dan efisiensi.
Tetapi penulis berharap, RI tetap mengajukan penolakan status tersebut, jika belum mampu keluar dari middle income trap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H