Jam dinding di ruang tamu berdentang sepuluh kali. Telepon dari Santo belum juga datang. Rasa kantuk dan lelah tak bisa lagi kutahan. Aku matikan lampu ruang tamu. Aku memeriksa jendela dan pintu. Semuanya sudah terkunci dengan baik. Setelah itu. aku beranjak tidur. Aku berharap besok pagi, Santo memberi kabar yang baik. Kabar bahwa ia mau menjadi anak Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!