Mohon tunggu...
Ebes Supriyanto
Ebes Supriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Kasi Pelayanan Desa Lembarawa - Brebes

Santai, Tenang dan Relaks

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

NLP for Healing

29 September 2023   21:06 Diperbarui: 29 September 2023   21:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NLP is not Therapy but for Healing (Ebes)

Sebagai tools NLP tentunya menjadi teknik yang cukup asyik untuk diterapkan dalam pemberdayaan diri khususnya untuk menangani berbagai state yang kurang berdaya seperti sedih galau atau phobia.

Sebenarnya NLP bukanlah terapi tapi ilmu modelling atau memodel berbagai ilmu yang ada dengan lebih cepat dan ciamik. Sebut saja Virginia Satir pakar family therapy yang ahli dalam gestal therapy sehingga dijadikan salah satu model dalam NLP untuk menangani berbagai hambatan dalam diri dan menjadi berdaya dengan mudah.

Nah kembali ke laptop, bahwa NLP meski bukan terapi tapi cukup membantu untuk berbagai terapi atau healing dalam menangani state sedih jadi senang, melepas phobia, dsb.

Salah satu tools yakni colapsing anchor yang cukup efektif dan membantu untuk merubah state dari phobia sesuatu, entah itu takut pada benda, peristiwa, atau apapun. Tapi yang jelas ini sekedar pobhia ya. Jika trauma yang dalam tentunya butuh penanganan yang lebih serius.

Kita ambil contoh pada seseorang yang pobhia pada cicak: ada beberapa orang yang sangat pobhia pada cicak. Memang cukup menggelikan kenapa ada orang yang takut pada cicak padahal binatang ini kecil dan tidak seram sama sekali.

Tapi bagi orang yang pobhia maka jangankan untuk melihat dan memegang cicak, mendekatinya saja takut dan jika sampai tubuhnya menempel pada cicak maka akan histeris ketakutan

Kita praktekkan saja langsung teknik colapsing anchor ya:

1. Langkah pertama: bayangkan cicak.

Silahkan seseorang yang pobhia pada cicak untuk duduk tenang dan minta padanya untuk membayangkan dn merasakan bahwa cicak ada didepannya dan sangat dekat dengan dirinya. Lihat reaksi dia, biasanya orang yang pobhia cicak akan berubah mimik wajahnya jadi lebih tegang atau pucat.

Minta padanya untuk lebih dekat pada cicak tersebut, pastinya akan lebih ketakutan!

Nah silahkan minta padanya untuk menghilangkan sosok cicak tersebut, lalu netralkan dengan menanyakan padanya sekarang jam berapa?

2. Langkah kedua: bayangkan yang disukainya.

Nah setelah sudah netral kita minta padanya untuk membayangkan dan merasakan sesuatu yang bikin dirinya senang entah benda atau peristiwa. Mungkin boneka, anak kecil, dsb.

Jika sudah maka kita lihat relasi tubuh dan wajahnya, pastinya jika dia suka pasti akan memperlihatkan mimik wajah yang ceria dan senyum berseri.

Lalu minta padanya untuk memperbesar rasa sukanya dan boleh benda kesayangannya untuk didekati atau dipeluk atau dibelai, lihat responnya pasti akan makin senyum berseri.

Setelah itu minta padanya untuk menghilangkan bayangan dan perasaannya, netralkan dengan menanyakan jam berapa sekarang?

3. Colapsing anchor.

Langkah selanjutnya dan ini yang inti adalah minta padanya membayangkan cicak yang tidak disukainya, kali ini minta di letakkan di bagian kiri tubuhnya, tanyakan bagaimana perasaannya?

Selanjutnya minta bayangkan dan rasakan benda atau seseorang yang disukai atau disayanginya lalu minta letakkan di bagian kanan tubuhnya. Tanyakan bagaimana perasaannya?

Posisikan dia duduk, kita berdiri disamping atau belakangnya, sambil menekan pundak kirinya saat dia membayangkan cicak.

Lalu minta dia bayangkan benda atau seseorang yang disukainya, kemudian tekan pundak kanannya. Minta naikkan intensitas senangnya sampai tiga kali. Lalu tekan pundaknya tiga kali.

Langkah terakhir kita tekan pundaknya kanan dan kiri secara bersamaan. Pengalaman saya orang tersebut akan netral saat membayangkan cicak tidak akan takut atau pobhia lagi.

Selamat mencoba. Salam embuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun